Chapter 14: 4 Dukes

385 36 23
                                    

Pagi yang cerah, Rosarie bangun dari tempat tidurnya.

Rosarie: "Hmm... Waktunya ngegambar seragam-seragam militer baru...."

Rosarie kemudian menuju mejanya untuk menggambar senjata yang lainnya lagi serta seragam militer di era bubuk mesiu (kalau kalian tahu Perang Napoleon, ya kurang lebih pakaiannya seperti itu).

Rosarie: "Kemarin sudah senapan lontak, berikutnya ada pistol lontak, karabin lontak, dan pemuras untuk senjata genggamnya. Untuk granat....., hm...., aku nggak tahu cara bikin granat. *Kemudian terpikirkan sesuatu yang alternatif* Oh iya, petasan aja yang biasa diledakin bocah iseng di depannya rumah orang aja! *Rosarie menambahkan petasan sebagai gantinya granat untuk grenadier*"

Rosarie: "Lalu untuk senjata nongenggam atau artileri ada meriam, howitzer, mortir, dan...., lagi-lagi aku nggak tahu cara bikin roket. *Berpikir sebentar* Oh iya, lagi-lagi pakai alternatifnya aja! Yaitu kembang api yang biasanya dipake tahun baruan. *Rosarie menambahkan kembang api sebagai gantinya roket untuk rocket artillery*"

Rosarie: "Sekarang seragam baru infanteri untuk mereka. Ada militia, line infantry, light infantry, grenadier, dragoon, dan combat engineer. Untuk seragam kavaleri mereka, ada hussar, lancer, karabinier, dan pengawal jenderal. Kalau untuk seragam artilerinya sama aja mereka semua, yang beda cuman senjatanya aja nanti."

Dan beberapa waktu kemudian, Mary mengetuk pintu kamar Rosarie.

Mary: "*Tok-tok-tok* Baginda, apakah Anda sudah bangun?"

Eh, pas banget waktu aku udah selesai ngegambar.

Rosarie: "Iya, aku sudah bangun. Tunggu sebentar!"

Rosarie keluar untuk menemui Mary.

Rosarie: "Ada apa, Mary?"

Mary: "Waktunya sarapan, Baginda. Saya kira Anda masih tidur."

Rosarie: "Oh, tidak! Aku sudah bangun. Aku baru saja selesai menggambar senjata yang lainnya lagi beserta seragam baru yang akan mereka kenakan nanti di masa depan."

Mary: "Seragam baru?"

Rosarie: "Iya! Ini adalah awal mula kita meninggalkan era pedang dan tameng, dan memasuki era bubuk mesiu."

Mary: "Oh, Anda sangat antusias ya?"

Rosarie: "Tentu saja, Mary! Ya sudah, ayo kita sarapan dahulu."

Mary: "Iya, mari, Baginda."

Mereka menuju ruang makan untuk sarapan bersama. Dan setelah selesai sarapan,

Mary: "Baginda, Anda mau langsung membuat senjatanya?"

Rosarie: "Iya. Dan setelah itu aku ke toko pakaian untuk memesan seragam mereka nanti."

Mary: "Oh iya! Dari tadi Anda bilang mereka dan mereka, mereka ini merujuk ke siapa ya, Baginda? Apakah kita langsung melakukan perubahan massal pada prajurit kita semua nanti?"

Rosarie: "Oh, tentu saja tidak! Bisa terlalu lama nanti pembelajarannya. Aku mau melatih pelayan-pelayanku dahulu! Nanti kalau mereka sudah menguasai ilmu tentaranya, baru giliran mereka yang mengajarkannya kepada tentara-tentara awal kita nantinya."

Mary: "Ha!? Pelayan-pelayan itu mau Anda jadikan tentara?"

Rosarie: "Bukan tentara permanen, hanya sementara saja. Mereka boleh berhenti setelah selesai melatih tentara lama kita."

Mary: "Iya, tapi mereka adalah pelayan yang tidak biasanya diberikan senjata oleh majikannya. Terlebih lagi, ada perempuan di pelayan-pelayan Anda. Apakah dalam arti semua termasuk mereka para perempuan juga?"

[HIATUS] Bereinkarnasi Ke Dunia Lain Dan Membangun Negeri Di Dunia TersebutWhere stories live. Discover now