After Marriage O7

14.5K 1.1K 154
                                    

6 minggu kemudian Chenle perlahan sudah bisa berjalan kembali dan tidak lagi memakai gips. Chenle tentunya senang bisa bersekolah dan bermain kembali, walaupun harus hati-hati saat berjalannya.

"Mom, besok aku udah masuk sekolah lagi kan ya?" tanya Chenle dengan senang.

Haechan yang sedang membuat martabak mini ala buatan nya berhenti sebentar lalu menengok ke anaknya yang duduk di kursi. Haechan membuat nya karna keinginan Chenle. Dia kan mommy yang serba bisa.

"Iya, kamu udah berkali-kali nanya itu terus. Mommy jadi gedek lama-lama."

Chenle terkikik geli melihat Haechan kesal karna nya.

"Maaf, mom. Aku kan cuman pengen memastikan doang."

"Daripada terus nanya lagi, mending ambilin piring. Bisa kan?"

"Bisa mom, cuman ambil piring doang bukan ambil hatinya crush."

"Iyain dah."

Chenle bangun dan berjalan ke rak piring. Setelah nya menghampiri Haechan dan memberikan piring yang Haechan pinta.

"Thank you."

Dan kemudian martabak mini buatan Haechan sudah jadi. Segera Haechan berikan kepada tuan muda Jung anak kesayangan Mark dan cucu kesayangan keluarga nya.

"Ini martabak nya, tuan." Haechan memberi gestur gerakan ala pelayan ke bangsawan.

"Tunggu mom."

Piring yang hampir menyentuh meja langsung berhenti karna di tahan Chenle.

"Kenapa?"

"Bawa ke kantor daddy yuk. Aku udah lama ga ke kantor daddy. Lumayan buat cuci mata, disana kan banyak kakak-kakak cantik."

"Masih bocah udah genit ya!"

"Aku udah gede, 10 tahun umur aku."

Chenle mengembungkan sebelah pipi serta bersedekap di dada. Kalau ngambek begini sangat terlihat seperti Haechan sekali.

"Hm iya, Lele udah gede, udah ga di temenin lagi tidurnya sama mommy."

"MANA BISA! MOMMY HARUS TETEP NEMENIN AKU!" teriak Chenle keceplosan.

"Berani teriak begitu ke mommy, Jung Chenle?"

Aura marah Haechan menguar dan Chenle ketakutan jika Haechan sedang di mode ini.

"Sorry, mom."

"Jangan begitu lagi, tidak sopan berteriak ke orangtua."

Mata Chenle sudah berkaca-kaca ingin menangis. Ia hanya menunduk sambil memilin baju bergambar lumba-lumbanya.

"Yes, mom–hiks."

Haechan menghela nafasnya tak tega sudah memarahi Chenle. Mau bagaimana lagi, selembut-lembutnya seorang ibu jika anaknya sudah berbuat salah pasti akan memarahi–bukan, tapi menasehati agar tidak berbuat seperti itu lagi.

"Maafin mommy juga." Haechan memeluk Chenle.

"Udah ya, sekarang kita pergi ke kantor daddy," ajak Haechan.

* * *

Haechan pergi ke perusahaan suaminya menggunakan mobil sendiri. Dan sesudah sampai di gedung yang menjulang tinggi itu. Haechan berserta Chenle keluar dari mobil yang langsung di pandangi banyak orang di sana.

"Wah, makin tinggi aja gedungnya." Chenle bertepuk tangan dan tampak sangat menggemaskan. Beberapa orang yang melihat dan mengetahui siapa Chenle, berusaha tak memekik gemas.

After Marriage [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang