After Marriage 22

12.6K 957 75
                                    

Sekarang ini Haechan, Renjun, serta Jaemin ada di ruang tamu. Sementara para suami dan anak-anak pergi berbelanja beli makanan ke supermarket di dekat rumah.

"Cowok apa cewek, Chan?" tanya Renjun.

Renjun sengaja datang ke Jakarta karena rindu ingin bertemu Haechan dan Jaemin. Baru kemarin Renjun sampai, tapi baru bisa sekarang berkunjung ke rumah Haechan. Jika Jaemin sudah lebih dulu Renjun kunjungi, sebab dekat dengan hotel yang Renjun tinggali.

"Ga tau."

"Lah? Emang lo kaga di cek up ke dokter apa?"

"Cek up ko, tapi sengaja jenis kelamin nya ga di kasih tau. Kemauan gue."

Haechan tidak mau tahu dulu jenis kelamin anaknya yang kedua. Biar jadi suprise saat ia melahirkannya nanti. Tak masalah laki-laki atau perempuan, yang penting bayinya lahir dengan selamat dan sehat.

Renjun melihat perut besar Haechan yang perlahan bergerak-gerak. Sontak Renjun memekik senang dan meminta izin ingin menyentuh perut Haechan.

"Dia gerak, Chan. Gue mau pegang dong~"

Renjun suka sekali melihat seseorang yang sedang hamil lalu bayinya bergerak. Karena Renjun tidak bisa memiliki anak lagi, sebab rahimnya lemah saat melahirkan anaknya. Haechan dan Jaemin sudah tahu, setelah kelahiran anak pertama pasangan Guanren itu. Itupun diberi tahu Guanlin karena Renjun sempat menjadi pendiam dan mengabaikan putrinya yang menangis ingin di peluk orang yang telah melahirkannya.

"Pegang aja."

Renjun tersenyum lebar lalu menyingkapkan baju Haechan sedikit keatas supaya Renjun bisa leluasa menyentuh perut Haechan.

"Tendang nya kuat banget, Lo pasti kesakitan," ucap Renjun sambil merasakan tendangan kencang dari bayi didalam perut Haechan.

"Iya. Padahal pas hamil Lele ga gini-gini banget."

Kehamilannya kedua ini membuat Haechan kewalahan dengan gejala-gejalanya, seperti morning sickness, mudah lelah, nyeri pinggang dan punggung, kaki membengkak. Dan sebagainya yang tidak Haechan rasakan saat hamil Chenle.

"Kalo ga mau ngurusnya, buat gue aja."

Kemudian Mark datang tepat saat Renjun mengatakan itu.

"Tidak bisa!"

Renjun tersentak ketika suara berat Mark terdengar. Renjun menengok ke Mark yang menatap tajam sambil berjalan kearahnya, lebih tepatnya ke Haechan.

"Saya sudah menunggu kelahirannya, masa dikasih ke kamu," ketus Mark.

Renjun menggaruk pipinya. Renjun tidak benar-benar ingin berkata begitu. Memang mulut sialanya ini sering kali berucap tanpa di pikir terlebih dahulu.

"Maaf kak, aku ga maksud."

Haechan mengelus lengan Mark yang duduk disampingnya yang memegang perutnya posesif. Haechan tahu Renjun tidak berniat begitu dan suaminya menjadi posesif terhadap kehamilan nya.

"Mark, jangan ketus-ketus gitu ah. Renjun kan tamu kita, ga sopan kaya gitu."

Mark melirik ke Haechan dan perlahan melepas tangannya yang memegang perut Haechan. Mark kemudian tersenyum sambil mengeluarkan susu favorit Haechan, yaitu rasa vanila.

"Nih. Untungnya tidak kehabisan." Mark memberikan satu kotak susu ke Haechan.

"Makasih. Tapi, kemana anak-anak sama Jeno dan Guanlin?"

"Jeno sama Guanlin nemenin anak-anak main. Aku tidak ikut karna khawatir sama kamu."

"Haechan bisa kita jaga ko, kak. Tenang aja," ucap Jaemin di angguki Renjun.

After Marriage [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang