After Marriage 21

13.1K 1K 125
                                    

"Mark, ambilin aku puding di kulkas," pinta Haechan pada Mark yang sedang menulis sesuatu di kertas-kertas; pekerjaan di kantornya.

Mark tidak mendengar permintaan Haechan karena terlalu serius menulis. Haechan yang di diamkan melempar kulit kacang kepada Mark.

"Eh?" Mark terkejut dengan kulit kacang mendarat di depan wajah tampan nya. Lantas Mark menengok ke istrinya yang memasang wajah tanpa dosanya.

"Tidak sopan, bear."

Haechan mengembungkan sebelah pipinya.

"Abisnya kamu aku suruh malah didiemin!"

Mark menghela nafasnya karena ini sekian kalinya Haechan menyuruh dirinya, mengambil makanan dan minuman contohnya.

"Yasudah, apa?"

"Ambilin puding sisa semalam."

"Itukan punya Lele, nanti dia nyariin gimana?"

"Gampang, bisa beli lagi. Udah ah, cepetan aku pengen pudingnya."

Mark menyimpan pulpen di meja lalu beranjak pergi ke dapur untuk mengambil puding. Keduanya tengah berada di ruang tamu, keinginan nyonya Jung. Walaupun sebenarnya Mark ingin di kamar saja.

Tidak lama kemudian Mark kembali dengan tangan membawa puding yang tampak terlihat lezat di mata Haechan yang langsung berbinar-binar.

"Makasih~" dengan cepat Haechan mengambil pudingnya.

"Makasih doang?"

Haechan melahap satu sendok penuh sampai pipinya menggembung lucu. Lalu Haechan menatap Mark polos.

"Terus apa lagi?"

Mark berdiri di depan Haechan hingga menghalangi televisi yang sedang Haechan lihat.

"Ih, minggir. Ga keliatan tau." Haechan menggeser Mark yang tidak bergerak sama sekali.

"Gimana setiap kamu suruh aku, imbalannya satu ciuman di bibir?" tawar Mark yang berpikir akan sama-sama menguntungkan bagi keduanya.

"Dih, ga mau!"

"Oke, deal." Mark mengabaikan penolakan Haechan sambil perlahan menundukk kepalanya mendekat ke wajah Haechan. Ingin menciumnya sebagai imbalan sudah mengambilkan puding.

Haechan panik saat wajah Mark semakin mendekat. Lalu sebuah ide terlintas dipikirannya dan segera Haechan lakukan, yaitu memasukkan semua sisa puding ke mulutnya agar Mark tidak bisa menciumnya.

"Hwahwha, gwa bwiswa ciwyum."

Grey : yeen 😭

Mark menyeringai melihat tingkah Haechan yang mengira bisa mencegahnya untuk mencium bibir hati itu. Namun, perkiraan Haechan salah sebab bibir Mark sudah menempel di bibirnya yang di dalamnya masih ada puding.

Mata bulat Haechan melebar dengan mata tajam Mark yang perlahan tertutup seraya tangan nya menarik tengkuk Haechan agar lebih mendongak. Karena posisi Mark membungkuk.

"Mpphh."

Bulu-bulu di tubuhnya berdiri karena Mark menjilat bibirnya atau menghisapnya bergantian. Berlanjut ke bibir Mark yang mencari celah untuk masuk ke dalam mulut Haechan yang ditutup rapat oleh pemiliknya.

Masih belum menemukan celah untuk lidahnya masuk, Jari Mark menuju puting Haechan yang akhir-akhir ini sedang sensitif dan itu berhasil membuat Haechan membuka mulutnya.

"Ahh."

Tanpa berlama-lama lidah Mark menjulur masuk kedalam. Setelah di dalamnya, lidah Mark menyentuh lidah Haechan lalu perlahan menghisap nya dan seterusnya lidah Mark bermain-main disana. Sementara Haechan sudah memejamkan matanya dengan tangan yang meremas sofa yang mulai terbuai juga.

After Marriage [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang