Bab 37

942 94 10
                                    

"Kau tidak perlu berpikir seperti itu Boboiboy, ayah kamu juga memaklumkan" kata Halilintar dan Boboiboy menggelengkan kepala.

"Seharusnya saat itu aku mengikuti intruksi, ini semua tidak akan terjadi" kata Boboiboy sambil mundur ke belakang dan dari belakang sudah dipegang oleh Solar yang menghela napas.

"Ini sudah terjadi Boboiboy, tidak ada yang tahu" kata Solar mencoba menenangkan tapi Boboiboy pun menarik bahunya dan mundur arah berlawanan.

"Tapi karna itu semua aku membuat kekacauan yang besar, aku sengaja membunuh musuh. Aku.."

"Boboiboyyy"

"Boboiboy"

"Boboiboyyy!!!"

Boboiboy pun terbangun dan melihat Ali yang menatap Boboiboy dengan khawatir.

"Alii??" Tanya Boboiboy dengan pelan.

"Napas kau tersengal-sengal dan kau berkeringat dingin, apa kau baik-baik saja?" Tanya Ali dan Boboiboy menarik napas dengan pelan.

"Aku baik-baik saja" kata Boboiboy sambil berusaha tersenyum dan Ali pun menggelengkan kepala.

"Tak, kau berbohong. Tunggu aku ambilkan minuman dan ceritakan semuanya" kata Ali yang melompat dari ranjang dan menyalakan lampu.

Boboiboy hanya berkedip dan hanya tersenyum saja lihat perlakuan kawannya ini. Selang tak lama, Ali datang membawa coklat panas dan kue kering.

"Kau tahu saja kalau aku suka minum coklat" kata Boboiboy sambil minum dan Ali hanya mengangkat bahu.

"Sekarang ceritalah Boboiboy" kata Ali tak sabar.

"Baiklah, jadi..

Flashback

"Boboiboy" panggil Laksamana Tarung dan Boboiboy hanya membalikkan badan untuk melihat dengan jelas.

"Ikuti saya, ada yang mau bicara dengan anda" kata Tarung dan Boboiboy mengangguk.

Mereka berdua pun sampai ke ruang kontrol dan melihat Tarung mengeluarkan screen.

"Ayahhh" kata Boboiboy dengan terkejut dan Amato pun tersenyum.

"Halo nak, lama kita tak berjumpa" kata Amato sambil melambaikan tangan dan Boboiboy pun melihat Tarung dengan bingung.

"Kenapa ayah ada di sini?" Kata Boboiboy dan Tarung pun menaikkan alisnya.

"Kau tak pernah menceritakan ke anakmu sendiri??" Tanya Tarung dan Amato hanya tertawa kecil saja. Tarung pun hanya menghela napas.

'Bapak menyusahkan' pikir Tarung.

"Saya tahu kalau ayah kau seorang Duta besar, benar kan Boboiboy?" Tanya Tarung dan Boboiboy mengangguk.

"Itu memang benar, tapi dia juga bekerja sebagai Laksamana di stesen Laskar. Mungkin ayah kau tidak memberitahu karna kau bisa dalam bahaya" kata Tarung dan Boboiboy pun menunduk.

"Tapi kenapa ayah jarang menghubungi aku, aku sudah lama menunggu ayah" kata Boboiboy dengan pelan dan Amato pun menatap Tarung yang hanya memberi tanda untuk Amato menjelaskan situasinya.

"Ayah tak bisa memberitahu Boboiboy, ayah banyak musuh" kata Amato dengan pelan.

"Tapi aku sudah memiliki kekuatan dan aku pernah mengalahkan Borara, apa ayah tidak tahu?" Kata Boboiboy.

"Tapi musuh ayah jauh lebih kuat, kau masih mentah Boboiboy. Kau tidak tahu nak" kata Amato dan Boboiboy hanya menghela napas.

"Cukup, sekarang kita langsung ke intinya" kata Tarung yang melihat mereka akan mulai pertikaian.

"Jadi saya pernah bilang, saya akan memberi misi dengan partnernya bukan kawan kau sendiri" kata Tarung dan Boboiboy mengangguk.

"Ayah kau akan jadi partner kau, itu karna misi ini membutuhkan kuasa halilintar kau untuk mengambil power sphera" kata Tarung.

"Tapi ini misi yang sulit, kita dapat informasi kalau musuh ini kuasanya setara dengan Laksamana yang sudah pensiun 300 tahun lalu" kata Amato.

"Dan saya tidak menyarankan kadet ikut dalam hal —"

"Saya bersedia ikut" kata Boboiboy memotong pembicaraan.

Difference [ Boboiboy and Ejen Ali Fanfiction ]Where stories live. Discover now