23: Seperti Orang Gila

82 14 2
                                    






























Trigger Warning:

This story contains sensitive content such as depression, cursing, mentions of blood/wounds traumatic disorder, death, and bloody imagery.

Jadilah pembaca yang bijak.





























≈≈≈

"Kak Biru udah bangun?" Artha mendekati pemuda itu dengan penuh kekhawatiran. "Kakak kenapa?"

"Nggak apa-apa." Pemuda itu masih tampak linglung saat menjawab mereka.

"Kak, ke dokter, ya?" ajak Artha.

"Enggak perlu, aku cuma kecapean aja," jawabnya.

Joice yang sedaritadi mengawasi gerak-gerik Biru pun menautkan alisnya. Rasanya janggal, sebab Joice sendiri tahu bahwa pemuda itu seperti mengatakan sesuatu sebelum kehilangan kesadaran. Gadis itu pun memutuskan untuk bertanya, "Beneran, Kak?"

Biru mengangguk.

Joice tak puas dengan respon itu. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pemuda yang lebih tua darinya itu. Gadis itu pun menyenggol lengan Artha lalu berbisik, "Tha, kayanya Kak Biru nutupin sesuatu deh."

Artha menatapnya dalam, lalu mengangguk. Aku rasa juga begitu, jawabnya dalam hati.

"Aku beneran nggak apa-apa. Kalian kenapa gak percaya-"

"MINGGIR!" Suara keras yang diikuti dengan pukulan itu mengalihkan atensi mereka. "GUE CUMA MAU PULANG!"

Allen benar-benar seperti orang kesetanan. Kini ia sedang berkelahi dengan para wartawan dan beberapa pihak media lainnya. Semua orang tahu, ini akan menjadi berita besar—lagi. Keluarga Samoedra selalu memiliki cara untuk mendapatkan perhatian khalayak luas, entah itu dengan prestasi atau sensasi.

"Permisi! Permisi!" ucap ayah pemuda itu menerobos kerumunan. "Beri kami jalan! Anak kami membutuhkan privasi dan waktu untuk istirahat!"

"Pak, bisa tolong menjawab pertanyaan kami sebentar saja?"

"Pak, kami memiliki beberapa pertanyaan."

"Kami memohon sedikit saja waktu dari Bapak."

"Pak Samoedra!"

Joice menggelengkan kepalanya miris, lalu mengembalikan atensinya pada Biru yang saat itu masih membutuhkan perhatian khusus. Namun matanya terbelalak ketika mendapati kakak temannya itu menghilang dari tempatnya berbaring tadi.

Laut di Utara: The Northern SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang