34: Festival Sekolah

96 11 0
                                    


































Everything is going to be alright.












































≈≈≈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≈≈≈

Sudah berbulan-bulan terlewat sejak rangkaian kejadian buruk itu terjadi. Kini semuanya mulai membaik. Kehidupan sekolah Joice, Arsel, Keanu, dan Artha pun kini kembali seperti semula. Mereka seolah semakin tak terpisahkan, apalagi saat jam istirahat. Mereka selalu duduk di bangku yang sama, bedanya sekarang lebih ramai karena Dela dan Mahesa sering duduk bersama mereka. Karin dan antek-anteknya tetap menjadi geng gadis-gadis populer, tetapi mereka jauh lebih baik dan lebih sadar diri sekarang. Kadang mereka ikut berkumpul dengan yang lain, kadang juga mereka duduk berempat saja entah untuk membahas apa. Kesan elite itu masih ada, tapi tidak dalam konotasi yang negatif.

Kepala sekolah mereka sudah turun jabatan dan dikeluarkan karena kasus suap yang selama ini disembunyikan. Kini beliau mendekam di penjara bersama kedua psikopat itu. Selain itu, festival yang kala itu dibatalkan karena ulah Joice akhirnya kembali dan akan segera di laksanakan. Joice, seperti biasa, memiliki ide besar untuk acara ini.

"Kalian mau collab sama kita?" tanya Karin tak percaya. "Serius?"

Joice menganggukkan kepalanya. "Jadi nanti kita bawain lagu, terus kalian dance! Gimana?" ucap Joice.

Karin berpikir keras. "Well... okay," jawabnya.. "Tapi make sure penampilan kalian bakal oke juga, ya?" katanya. Karin tidak tahu bahwa ide ini sudah dipikirkan begitu matang sebelumnya. Kalau ia menjelaskan panjang dikali lebar, akan buang-buang waktu. Intinya, penampilan ini pasti berhasil.

≈≈≈

Malam itu SMA Mentari Pagi tampak berkilau dan megah. Dekorasi bertema elegan menghiasi segala sisinya, dan cahaya lampu-lampu sorot menembus langit. Suara musik terus berputar, mengiringi tiap penampilan dan permainan yang ada di sana. Orang-orang berdatangan bersama pasangan dan teman-teman mereka, mengelilingi bazaar makanan, berfoto-foto, bermain di stan-stan kecil, juga menikmati performance di festival yang dibuka untuk umum itu.

Joice dan yang lain masih bersiap di belakang panggung. Bolak-balik gadis itu mengintip untuk melihat jumlah penonton yang kian lama kian bertambah. Mereka adalah penampil terakhir malam hari itu, jadi mereka harus melakukan yang terbaik untuk meninggalkan kesan.

"Udah siap?" tanya seorang panitia. "Lima menit lagi kalian tampil, ya?"

"Shit!" ucap Arsel. "Do I look okay? Apa perlu dandan lagi? Kayanya make up aku luntur gaara-gara aku double job di stan promosi deh."

Laut di Utara: The Northern SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang