CHAPTER 3 : SPEAK OF THE DEVIL

857 146 112
                                    



Jimin menatap Seulgi yang tersenyum penuh kemenangan padanya dan Jimin mengeratkan rahangnya. Otaknya berputar cepat untuk mengatasi keadaan yang tidak diduganya akan terjadi ini.


Kang Seulgi. Rupanya dia tidak bisa dianggap remeh. Tidak bisa dianggap sepele begitu saja. Seulgi berhasil merusak rencana yang sudah disusun dengan rapih.


Tapi jangan panggil dia Park Jimin kalau begini saja menyerah.

Dan melihat kekagetan tiga rekannya yang lain, sepertinya ini keputusan dan tindakan yang diambil Seulgi sendiri.


Ambil, sesuaikan, perbaiki.

Dan kita lihat siapa yang akan bertahan.



"Baik, tidak masalah." Ucap Jimin, mengangkat kertas berisi kontrak baru yang disusun Seulgi, lalu ia menjentiknya, "tapi beberapa point jadi masalah." Jimin membaca, "point nomor lima, segala keputusan bergantung pada pihak pertama alias kau. Aku tidak setuju."

"Aku Direkturnya."

"Ya, tapi aku yang punya uang. Keputusanku harusnya jauh lebih berpengaruh."

Mata Seulgi menyipit, "apa segalanya harus tentang uang?"

"Aku disini karena kau butuh uang." Sahut Jimin datar.

Seulgi seperti akan meledak, tapi lalu ia terlihat menenangkan diri, "baik! Baik! Keputusan akan kita ambil berdua. Apa lagi?"

Jimin mengetuk kertas itu, "pihak kedua yaitu Park Jimin sebagai investor tidak boleh merombak susunan kepegawaian yang sudah ada sebelumnya." Baca Jimin, "baik aku setuju. Tapi aku juga ingin memasukkan beberapa orang pilihanku sendiri. Dan kau tidak boleh membuka mulut sedikitpun untuk keberatan."

Tangan Seulgi mengepal dan dia berdesis kesal.

"Dan jika kau, atau yang lain tidak becus atau mengakibatkan kerugian bagi investasiku, aku berhak untuk memecat kalian." Tambah Jimin.

Seulgi maju selangkah, kelihatan ingin menerjang Jimin, tapi Jimin langsung mengangkat tangannya, "kalau melakukan kesalahan yang merugikan perusahaan! KALAU!"

Seulgi menggeram, "setelah diberi tiga kali SP!"

"Dua kali." Tawar Jimin kalem.

"Tiga kali! Sialan kau!"

Jimin melotot, "berani kau mengataiku sialan??"

"Sialan! Sialan! Sialan! Apa susahnya mengataimu sialan?" Tantang Seulgi.


Kyungsoo menoleh menatap Chanyeol dan Sehun yang tampak terkesima dengan adu mulut Seulgi dan Jimin, "mau buat ramyun? Sepertinya ini akan berlangsung lama."

Dua orang itu langsung mengangguk.





Jimin mendesah dengan puas, menandaskan isi mangkuknya. Bibirnya bengkak karena ramyun pedas yang Kyungsoo buat. Ia menepuk perut datarnya yang terasa padat terisi.


Seulgi menggigit sumpitnya, membubuhkan tanda tangannya pada lembaran kontrak lain. Disekitar mereka bertebaran remasan kertas yang berasal dari perjanjian yang berulang kali di revisi.

DOUBLE TROUBLEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin