CHAPTER 14 : BETWEEN A ROCK AND A HARD PLACE

1.1K 140 232
                                    



"Brengsek! Mati saja kau!"


Penuh amarah, Seulgi membanting bantal guling dan menginjak injaknya dengan brutal.

"Puas mempermainkanku HAH?? Puas menjadikanku orang brengsek yang mengkhianati pacarnya sendiri lalu kau menolakku?? Shibal! Shibal!!" Seulgi menggigit guling dan menariknya, membuat sobekan panjang pada sarung guling.

Seulgi meludahkan robekan kain, "apa bagusnya kau sih?? Dasar cowok plin plan! Kau pikir aku cewek macam apa??"

Seulgi bangkit berdiri dan menginjak bagian atas guling seolah itu leher seseorang, "mati kau Park! Ke neraka saja sana! Bajingan!"

Pintu kamarnya terbuka dan Jimin muncul, "sudah kubilang kau boleh menghajar atau menamparku." Ucapnya, bersandar pada kusen pintu, "aku lebih suka kau menghajarku terang terangan daripada kau memakiku di belakang begini. Rasanya seperti kau mengutukku."

"Memang aku mengutukmu!" Bentak Seulgi. Lalu dia meneriakkan makian yang semuanya di sensor.

Jimin mengorek telinganya, merasa gerah sendiri tapi tidak ingin menghentikan Seulgi. Ia memang pantas di maki.


Seulgi melempar guling dan benda itu menabrak kepala tempat tidurnya lalu terkulai. Dan Jimin memegang lehernya. Aneh. Kok rasanya lehernya sakit juga.

Seulgi mengikat rambutnya dan menyambar tas dan heelsnya yang teronggok menyedihkan dan melangkah keluar kamar. Menabrak bahu Jimin ketika melewati pria itu.

"Kemana?" Tanya Jimin.

"Bukan urusanmu, sialan!"

Jimin menangkap tangan Seulgi, "kemana?" Tanyanya tegas.

"Menemui pacarku dan tidur dengannya!" Sembur Seulgi, mengibaskan tangan Jimin sehingga terlepas.

"Tidak, kau tidak akan melakukannya." Sahut Jimin tenang, "karena itu akan jadi pelampiasan atas perasaanmu padaku."

Seulgi tertawa sinis, "beri pria ini bunga, Yeorobun." Desisnya, "si Park 'brengsek' Jimin. Bajingan sok tau yang menyangka dunia berputar di sekelilingnya!"

Jimin terdiam dan Seulgi mendengus, lalu pergi dari hadapannya.


Tak lama terdengar suara pintu depan terbuka lalu dibanting menutup. Menandakan Seulgi sudah keluar rumah.

Jimin menghela nafas panjang, "aku bukan pusat dunia." Gumamnya, "aku justru terlempar dari sistem tata surya."

Ia mengeluarkan ponselnya lalu menempelkannya ke telinganya, "Yeri? Telepon Seulgi dan ajak dia bermain. Apa saja. Terserahmu. Temani dia. Ya baik, makan malam bersama besok dan satu selca. Terimakasih."

Jimin menyimpan kembali ponselnya. Lalu menatap pada kamar Seulgi yang berantakan karena amukan gadis itu tadi. Jimin menutup pintunya.


'Kau mungkin membenciku sekarang. Tapi nanti kau akan berterimakasih karena aku tidak membalas perasaanmu, Kang Seulgi.'




*



"Noonim?"

Yeri menoleh dan mendapati Choi Soobin menatap tak yakin padanya.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DOUBLE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang