"Selamat pagi. Saya Park Jimin dari Miracle. Ya benar, anda mengubungi kami kemarin."
Sekuat tenaga Seulgi mengalihkan tatapannya dari Jimin yang sedang bicara di telepon dengan calon klien mereka.
Inilah kenapa banyak perusahaan melarang adanya hubungan asmara diantara para pegawainya. Seulgi harus mengakui itu. Sulit sekali berkonsentrasi disaat setiap kali melihat Jimin atau mendengar suaranya, yang ada di otak Seulgi hanyalah bayangan kejadian kemarin malam.
Tatapan Seulgi selalu tertuju pada Jimin. Apapun yang dia lakukan.
"Seulgi, ini list yang kita akan ajukan untuk toko roti 'Shadow'." Chanyeol menyerahkan selembar kertas di hadapan Seulgi, "kurasa mereka masih akan menawar harga paket ini. Menurutmu, mana lagi yang bisa kita press?"
Seulgi menyambar lembaran kertas itu dan menyelipkannya pada clipboardnya. Ia menajamkan matanya pada list yang Chanyeol maksud. Berusaha membuat otaknya berjalan dengan seharusnya. Tapi belum ia membuka mulut, wangi Jimin sudah menampar indera penciumannya.
"Bunganya, Chanyeol." Jimin menunduk, merendahkan tubuhnya, menunjuk kertas list itu, "bicarakan dengan florist, jangan menggunakan papan karangan bunga. Tapi standing flower saja. Dengan begitu kita bisa memangkas seperempat dari budget."
Seulgi membeku di tempatnya duduk. Ritme jantungnya langsung berpacu dengan cepat. Hanya berada di ruangan yang sama saja ia sudah mulas. Dan sekarang, ketika Jimin dekat dengannya sehingga aroma parfumnya masuk ke sistem saraf pusat Seulgi, itu membuat detakan jantungnya seperti sedang mengadakan sebuah konser band metal.
YOU ARE READING
DOUBLE TROUBLE
FanfictionKang Seulgi, Direktur dari 'Miracle Planner' sebuah perusahaan Event Organizer. Ceria, spontan dan cepat naik darah. Park Jimin, fotografer mitra kerja Seulgi. Santai, cerdas dan keras kepala. Dua kepala yang pendapatnya sering bertentangan, berada...