CHAPTER 8 : CURIOSITY KILLED THE BEAR (CAT)

809 150 68
                                    



Seokjin berlari, jantungnya berdebar keras. Tatapannya tertuju pada orang itu yang beberapa meter di hadapannya. Sial. Sial. Harusnya ia memperhitungkan resiko ini!

Ia melayangkan tatapannya jauh ke depan orang itu dan mendapati punggung Jimin disana, sedang berusaha menghindar. Double damn!


"Eomma!!" Seru Seokjin.


Orang itu, dan juga beberapa orang lainnya menoleh mendengar teriakannya. Beberapa diantara mereka berdesis merasa terganggu dengan kerasnya suara Seokjin.

Sementara yang dipanggil, Ibu dari Kim Suho dan Kim Seokjin, menghentikan langkah dan membalikkan badan.

"Seokjinnie? Kenapa teriak teriak?" Tegurnya setelah Seokjin berada di hadapannya, "ini rumah sakit!"

Sebelah matanya menyipit, masih mengatur nafas, tapi Seokjin tersenyum, "tidak sabar ingin bertemu Eomma. Maaf."

Ibunya tersenyum, "sedang apa disini?"

"Eomma sendiri?"

"Rapat direksi. Lalu Eomma mendengar salah satu Direktur di Perusahaan Ayahmu terkena serangan jantung dan dibawa kesini. Jadi Eomma akan melihatnya sebentar."

Seokjin menyapukan tatapannya dengan panik mencari Jimin. Tapi pria itu tidak kelihatan. Kau sudah pergi kan?

Ibu menoleh ke belakang dan menunjuk ke koridor dimana Jimin tadi terlihat oleh Seokjin, "kudengar dia di rawat disitu. Mau menemani Eomma melihatnya?"

Pada saat itu pintu ruangan terbuka dan Jisoo muncul. Dia terkejut melihat Seokjin dan Ibunya. Buru buru mendekat dan membungkuk pada Ibu Seokjin, "Annyeonghasimnikka."

"Oh, kau Putrinya Kim Joonho kan?"

Seokjin mengangkat alis, "Eomma mengenalnya?"

"Dia putri pegawai Ayahmu." Jawab Ibu Kim, "kau sendiri? Sedang apa disini?"

"Aku .. " Seokjin melirik Jisoo yang juga menatapnya.

"Kalian saling mengenal?"

Jisoo tersenyum, "Kim Seokjin-ssi ... "

"Teman." Potong Sokjin, "aku teman Kim Jisoo. Dia sering makan di restaurant ku dan kami saling mengenal kemudian berteman."

Jisoo berkedip kedip.

"Ah begitu?" Ibu tersenyum, "dunia sangat sempit." Dia menatap Jisoo, "bagaimana Ayahmu? Kabar menyebar dengan cepat. Suamiku mendengar dari sekertarisnya dan memintaku melihat Ayahmu karena kebetulan aku ada disini."

"Sudah lebih baik berkat penanganan yang cepat dan tepat." Jisoo melirik Seokjin sebentar, "terimakasih atas perhatian anda. Anda mau melihat Ayah? Ayah sudah bisa ditengok."

"Tentu. Mungkin sebentar saja."

Jisoo membuka pintu ruang rawat ayahnya, mempersilahkan Ibu Seokjin masuk.

"Aku akan menunggu diluar." Ucap Seokjin pada Ibunya. Dan Ibunya mengangguk.


Seokjin menahan tangan Jisoo yang akan masuk.

"Aku mengerti." Ucap Jisoo, "jangan bilang kalau kau bagian dari Miracle kan?"

Seokjin mengangguk, "tolong, Jisoo-ssi."

Jisoo tersenyum, "tidak masalah." Ucapnya lalu masuk ke dalam ruangan.


Seokjin mengusap wajahnya, lalu mengeluarkan ponselnya sambil matanya kembali mencari. Setelah hampir dua puluh detik panggilannya baru di jawab, "dimana kau??"

DOUBLE TROUBLEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora