CHAPTER 24 : A BAD APPLE

1.6K 145 117
                                    


Empat tahun yang lalu ....

Jimin mengusap wajahnya dengan kalut, "seluruh kehidupanku adalah kebohongan besar."

Shin Yuna mengelus pundak Jimin.

"Sekarang aku mengerti kenapa mereka memperlakukanku berbeda." Jimin memejamkan mata. Luka mengoyak ngoyaknya, "bahkan meski begitu, bukankah aku masih anak mereka?" Jimin menatap Yuna, "apakah itu salahku dilahirkan sebagai anak haram?"

"Oppa ... "

"Bukankah aku tidak pernah memintanya?" Bola mata Jimin memerah lagi, "bukankah aku tidak pernah meminta dilahirkan dari hubungan kotor seperti itu?"

Yuna meraih leher Jimin untuk memeluknya erat, "ini bukan salahmu, Oppa."

Jimin memejamkan mata, merengkuh Yuna erat erat, "aku masih memilikimu kan? Kau ... tidak peduli tentang itu kan?"

Yuna mengangguk, membelai rambut hitam Jimin, "itu tidak mengubahku, Oppa. Tidak ada yang berubah."

"Janji? Kau tidak akan meninggalkanku?"

"Aku tidak akan kemana mana. Aku mencintai Oppa."



Enam bulan kemudian ....

Jimin menutup kembali kotak beludru yang berisi cincin ketika ia melihat Yuna muncul di pintu restaurant. Ia melirik ke samping dimana Seokjin mengacungkan ibu jari padanya. Di depannya terlihat kereta makanan berisi cake dan wine. Yang akan dikeluarkan pada saat yang tepat.

Yuna tampat tergesa dan duduk di depan Jimin. Lalu Jimin tersenyum, "kenapa buru buru begitu? Kau bisa jatuh."

Yuna hanya tersenyum sekenanya. Lalu ia menghela nafas panjang untuk mengatur nafasnya yang sedikit terengah.

"Oppa, aku ingin bicara."

Jimin mengangguk, "kita disini juga kan untuk bicara. Banyak hal yang ingin kusampaikan padamu." Tangan Jimin menyentuh kotak beludri di bawah meja.

"Oppa, aku ingin berpisah."

Jimin mengurungkan kembali gerakan tangannya yang hendak mengeluarkan kotak itu. Tangannya kini gemetar, melepaskan kotak itu.

Yuna terlihat sama kalutnya. Dia meletakkan sikunya di meja untuk menopang kepalanya. Rambut panjangnya tergerai menutupi wajahnya.

"Kenapa? Ada apa?" Tanya Jimin, "kau tidak serius. Coba ceritakan dulu ada masalah apa."

"Oppa adalah masalahnya!" Seru Yuna gusar, mengusap wajahnya.

"Aku kenapa?"

"Aku tidak bisa bersamamu lagi, Oppa." Bisik Yuna, "ayo berpisah."

"Kenapa?" Kenapa Jimin hanya bisa mengulang ulang kata itu?

"Orang tuaku mengetahuinya. Tentang kau bukan anak kandung Tn. Park."

Jimin menegang.

"Dan mereka melarangku untuk berhubungan denganmu lagi."

"Aku akan bicara dengan mereka."

"Tidak! Tidak!" Yuna tampak ketakutan, "tolong Oppa, jangan membuat ini makin sulit untukku!"

Tangan Jimin mengepal, menahan sesak di dadanya, "kau tidak ingin berjuang? Untukku? Untuk kita?"

Yuna menggeleng, "ini terlalu berat untuk ku tanggung Oppa. Cibiran itu. Bahwa aku hanya mendapatkanmu ... stigma yang akan melekat padaku ... pada anakku kelak ... "

DOUBLE TROUBLEWhere stories live. Discover now