CHAPTER 23 : WHEN IT RAIN, IT POURS

1.7K 138 182
                                    



Jimin mendesah mendengar teriakan kekasih Sehun itu. Kemudian ia menatap pada Seulgi yang tampak terkejut. Bergantian mengalihkan tatapannya pada Sejeong dan Sehun. Tentu saja. Kau tidak menyadarinya kalau orang yang kau sebut sahabat itu menyukaimu. Kau memang sebodoh itu kan.


Jimin sendiri menyadarinya jauh jauh hari diawal ia bergabung dengan Miracle. Tanda tandanya terlalu jelas meski Oh Sehun menyamarkannya dengan dalih persahabatan. Malam ketika Sehun mengetahui Jimin dan Seulgi tinggal serumah? Itu kecemburuan murni dari seorang lelaki.

Jadi ketika Seulgi pada akhirnya berpisah dengan Kim Taehyung, Jimin beberapa kali memastikan bahwa tidak ada yang tahu tentang itu terutama Oh Sehun. Karena ini yang ia takutkan. Sehun akan mengambil momentum ini.



"Itu tidak benar." Seulgi menatap Sehun, "itu tidak benar! Iya kan??"

Sehun mengusap wajahnya.

"Itu benar!" Teriak Sejeong, "walaupun dia berpacaran denganku, aku tidak bisa mengalahkan posisimu di hatinya!"

"Sehun dan aku bersahabat!" Seulgi balas berteriak, lalu ia menatap Sehun, "iya kan?? IYA KAN?? JAWAB BODOH!!"

Jimin maju dan menyentuh lengan Seulgi, "ayo pulang. Biar Sehun menyelesaikan urusannya sendiri."

"Tunggu Unnie!" Jerit Sejeong, matanya berkaca kaca, "selesaikan ini sekarang! Aku sudah muak!"

Mata Seulgi juga berkaca kaca. Ia menatap Sehun, "itu tidak benar kan? Bilang itu tidak benar, Sehun ... "

Sehun menatap Seulgi berat, "itu benar. Maaf, Seulgi. Aku memang menyukaimu."

Seulgi terkesiap. Ia mundur selangkah dan punggungnya menabrak dada Jimin.

Sehun menatap Sejeong, "ayo, kita perlu bicara." Ucapnya sambil menarik tangan Sejeong menjauh.



Seulgi masih terkejut. Tidak menyadari lengan Jimin kini melingkar di perutnya.

"Kau tidak pernah menyangka sedikitpun kalau dia menyukaimu?" Tanya Jimin pelan.

Seulgi menggeleng, "dia sahabatku. Aku menyayanginya. Kupikir ... dia juga begitu."

Jimin mendengus, "tidak ada persahabatan yang murni antara laki laki dan perempuan."

Seulgi berbalik dan menatap Jimin jengkel, "kau dan Minatozaki Sana?"

"Dia punya suami. Itu tentu memberikan penghalang yang jelas."

"Dia sudah menikah?" Kening Seulgi berkerut, "lalu buat apa aku kesal ketika dia datang waktu itu??" Serunya jengkel.

Jimin tertawa.



Mereka berjalan beriringan menyusuri jalan ramai yang di kanan dan kirinya merupakan pertokoan. Seulgi melirik ke bawah. Pada tangan Jimin yang mengayun di sisi tubuhnya. Dan dia menghela nafas, memperhatikan telapak tangannya sendiri.

Jimin melirik Seulgi. Melihat wajah gadis itu cemberut dan tangannya yang dari tadi menyenggol nyenggol tangan Jimin.



Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
DOUBLE TROUBLETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon