2. Kembalinya Pangeran Draco

8.5K 919 27
                                    

Happy Reading.

Jemima merasa tatapan Dimitri De Voulos sang Putra Mahkota sangat tajam, bahkan untuk mengambil napas saja ia merasa kesusahan. Ia meneguk salivanya kasar setelah melihat kedua tangan Dimitri mengepal beserta wajahnya yang sudah merah padam.

"Sudah aku bilang, di luar sana berbahaya. Apa lagi kau pergi tanpa pengawal!"

Jemima terlonjak kaget mendengar bentakan Dimitri. Ia menunduk takut. "Jemima," panggil Dimitri pelan setelah menyadari ketakutan Jemima.

Jemima yang matanya sudah berkaca-kaca mengalihkan pandangan dari tatapan bersalah Dimitri. "Maafkan aku. Ini untuk keselamatanmu juga, Jemi." Dimitri mengusap pelan pipi Jemima.

Pembohong! kata Lily dalam hati saat melihat mata Jemima yang berkaca-kaca.

"Tidak apa-apa. Ini semua juga salahku," jawab Jemima serak sebab menahan tangis, ia juga mengusap pelan ujung mata dengan sapu tangannya yang berwarna merah muda. Lebih tepatnya Jemima melakukannya dengan berpura-pura!

Dimitri langsung menggeleng. "Bukan, ini salahku yang kurang menjaga dan memperhatikanmu. Kau tidak bersalah, Jemi."

Yang membuat kesalahan Putri Jemima kenapa Pangeran Dimitri yang meminta maaf? pikir Lily yang melihat itu semua, ia juga mendengus karna sandiwara yang diperankan Jemima sangat berhasil.

Jemima sudah tidak bisa menahan tawanya lagi, apa lagi melihat raut wajah Lily yang ingin muntah saat ini juga. Kadang Jemima merasa jahat karena telah memanfaatkan perasaan yang dimiliki Dimitri untuk dirinya, ia juga bingung dengan perasaannya sendiri.

"Baiklah, ini terakhir kalinya aku keluar istana tanpa persetujuanmu." Jemima diam-diam melirik wajah sinis Lily. Ia juga merasa kasihan melihat wajah bersalah Dimitri.

Tak lama dari itu datang Cedric, pengawal pribadi Pangeran Dimitri yang hendak menyampaikan pesan.

"Yang Mulia. Anda dipanggil oleh Raja untuk menghadap dirinya di aula utama."

Kening Dimitri mengernyit. "Apa ada masalah?" ucap Dimitry heran.

"Aku juga tidak mengetahuinya, Yang Mulia." jawab Cedric sopan.

"Baiklah." Dimitri mengangguk dan kembali menatap Jemima dengan tersenyum. "Aku pergi dulu, nanti aku akan mengunjungimu lagi." Sebelum pergi Dimitri mengelus lembut rambut Jemima.

"Uhm." Jemima mengangguk dan tersenyum lebar.

*****

Jemima berdiri di dekat jendela kamarnya, ia menompang dagunya dengan tangan kiri. Terlihat jelas kalau saat ini dia bosan, tapi ia tidak bisa kabur karena sudah menjelang malam.

Ia menyipitkan mata untuk mempertajam pandangannya saat melihat dua orang yang berjalan menuju istana utama. Jemima mengedikkan bahu karna merasa tidak mengenal kedua pria tersebut, ia menutup pintu jendelanya dan berjalan menuju ranjangnya lalu menghempaskan tubuhnya dengan kasar, untung saja ranjang milik Jemima sangat empuk.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku merasa terpenjara di sini. Aku mengira diberi gelar Tuan Putri dan tinggal di istana akan membuat aku tidak merasa kesepian," lirih Jemima yang melihat langit-langit kamarnya yang putih bersih, ia juga melihat tirai yang tergantung ditiang ranjang bergerak pelan.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Where stories live. Discover now