27. Tangisan Jemima di Hutan

2.3K 241 2
                                    

Happy Reading.

Di tengah hutan Jemima duduk di dalam tenda darurat yang dibuat oleh pengawal suruhan Draco, di depan tenda itu juga ada api unggun untuk menghangatkan tubuhnya dan Lily. Mereka beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan, besok pagi mereka akan sampai ke kediaman Amber dan Jemima sudah tidak sabar menanti matahari terbit.

Pengawal yang berjumlah dua puluh orang dan lima orang pelayan juga beristirahat dan ada juga yang sedang memakan cemilan, mereka duduk mengelilingi Jemima, yang tidak mereka ketahui hari ini adalah penyerangan yang sedang berlangsung di istana Bloomsytch.

Salah satu pengawal melihat ke atas saat mendengar suara burung elang, ia kemudian berdiri dan mengangkat lengannya karena melihat burung elang itu mendekatinya. Jemima mengernyit heran melihat raut wajah pengawal itu setelah membuka surat kiriman dari kerajaan Bloomsytch, ia menatap Jemima dengan kalut.

"Apa isi suratnya?" tanya Jemima.

Pengawal itu langsung menyimpan surat itu dikantong celananya, dan tersenyum kecil. "Tidak ada hal yang penting, Yang Mulia," jawabnya.

Jemima keluar dari dalam tenda dan mendekati pengawal itu merasa tidak percaya dengan ucapan si pengawal. "Benarkah?"

Setelah mengucapkan itu, Jemima terkejut saat melihat kedatangan tiba-tiba tujuh orang yang menggunakan penutup wajah dengan ukiran burung phoenix, tiga diantaranya berdiri di atas pohon dan sisanya berada di bawah berhadapan langsung dengan Jemima dan pengawalnya.

Pengawal yang menerima surat tadi mengumpat kecil, baru saja dia mendapat kabar kalau kerajaan Bloomsytch diserang oleh kerajaan Maradever dan Draco meminta dirinya untuk melindungi Jemima kalau ada suruhan dari kerajaan Maradever yang akan melukai Jemima. Ternyata belum lewat lima menit surat itu datang dan burung elang juga masih terbang mengelilingi mereka, suruhan kerajaan Maradever telah berada dihadapan mereka.

"Serahkan Tuan Putri Jemima kepada kami," ucap salah satu dari orang yang berada di atas pohon.

"Tidak!" jawab pengawal itu dengan lantang. "Aku tidak akan menyerahkan Putri Jemima kepada kalian!" Pengawal itu berdiri di hadapan Jemima, juga rekannya mengelilingi Jemima beserta Lily.

Orang yang berbicara tadi terkekeh pelan. "Aku akan membiarkan kalian menyelamatkan diri, asalkan Putri Jemima kalian serahkan kepada kami."

Jemima ketakutan yang berada dipelukkan Lily. "Siapa mereka, Lily?" tanya Jemima dengan suara bergetar.

Lily menelan ludahnya kasar. "Mereka pembunuh bayaran, Yang Mulia."

Serangan mendadak dari orang yang di bawah menggunakan pisau kecil dan hampir saja mengenai Jemima, jika seorang pengawal yang lain tidak mengelakkan serang itu.

"Peringatan pertama," sahut orang itu lagi dengan nada datar.

Secara tiba-tiba sebagian pengawal Jemima menyerang orang-orang itu, pria yang melempar pisau kecil tadi berdecak kesal. Padahal dirinya sudah berbaik hati melepaskan mereka secara cuma-cuma jika mereka memberikan Jemima.

"Kalian sepertinya memilih mati daripada menyelamatkan diri."

Pertaruangan dua kubu itu berlangsung sengit, kelima pelayan itu menggelilingi Jemima dengan tatapan waspada. Lily memeluk tubuh Jemima erat, berusaha memberikan ketenangan untuk Tuan Putrinya. Empat orang pengawal Jemima tumbang dengan luka di lehernya, satu orang dari pembunuh bayaran itu juga terluka parah.

Jemima berteriak saat melihat satu orang pelayan wanitanya tertusuk pisau kecil tepat di jantungnya dari salah satu pembunuh bayaran itu, salah satu dari orang itu mendekati Jemima berusaha merebut dari pelukkan Lily, melihat itu Lily sontak menarik lengan Jemima dan berlari menjauhi orang itu.

Pria yang mengejar Jemima berdecak setelah pengawal Jemima mengalangi langkahnya. "LILY, LARILAH BERSAMA PUTRI JEMIMA!" teriak pengawal Jemima dengan keras.

Lily langsung berlari bersama Jemima menuju ke tengah hutan, gelap, sunyi dan Lily merasa takut akan hewan buas, tetapi melindungi Jemima adalah tujuan utama saat ini. Jemima melihat ke belakang lalu matanya menitikkan air mata setelah melihat semua pelayan wanita yang ia bawa tergeletak dengan darah di tubuh mereka, pengawal hanya bersisa dua orang dan pembunuh bayaran itu tiga orang.

Lily tersandung dan membuat dirinya terjatuh beserta Jemima, ia meringis merasa ngilu pada kakinya. "Lily," panggil Jemima dengan suara bergetar.

"Larilah, Yang Mulia." Lily mendorong tubuh Jemima saat matanya melihat tiga orang pembunuh bayaran itu berlari ke arah Jemima.

Jemima menggeleng dengan air mata yang masih bercucuran, ia tidak akan meninggalkan Lily sudah cukup ia membuat orang-orang yang pergi bersamanya terluka karena melindunginya. Kali ini ia akan bersama Lily, apa pun yang terjadi nanti ia akan tetap bersama Lily.

"Sudah cukup, Yang Mulia?" ledek salah satu pembunuh bayaran itu setelah mereka berhadapan dengan Jemima.

"Jangan sakiti, Yang Mulia," teriak Lily.

Pria itu menatap datar kedua gadis di hadapannya. "Awalnya aku akan melepaskan kalian dengan cuma-cuma, tetapi kalian lebih memilih melawanku." Suara berat yang berujar tenang.

Rekan pria itu tiba-tiba melempar pedangnya dengan gerakan cepat ke arah Lily, Jemima terkesiap dan memandang Lily dengan tatapan tidak percaya. Jemima langsung memeluk Lily dan mencabut pedang itu yang tepat mengenai perut Lily, ia menangis keras dan berusaha menghentikan darah yang merembes keluar dari luka itu. "La-lari, Yang Mu-mulia," lirih Lily terbata lalu badan Lily terasa lemah dan perlahan matanya tertutup. Jemima terisak dan menggeleng keras, Lily pelayan setianya meninggal karena melindungi dirinya.

Pria itu menarik Jemima dengan kasar, Jemima memberontak dengan memukul dan menendang pria itu. Merasa kesal dengan tingkah Jemima, ia memukul tengkuk Jemima dan membuat Jemima pingsan.

Disaat mereka hendak pergi dan secara tiba-tiba tiga orang dengan pakaian serba hitam dan penutup hidung menghadang mereka. Mata hijau jernih salah satu orang yang baru datang tadi terbelalak kaget setelah melihat keadaan Lily, lalu matanya beralih melihat Jemima yang pingsan.

"Siapa kalian?" hardik pembunuh bayaran.

Tanpa menjawab pertanyaan itu, ketiga orang tadi langsung menyerang mereka. Jemima yang berada dipelukkan salah satu pembunuh bayaran itu dilempar secara asal dan terjatuh tepat disebelah Lily. "Sialan," umpat Zach setelah melihat cara pria itu melempar tubuh Jemima.

Ya, pria bermata hijau yang datang bersama dua orang lain tadi adalah Zach. Saat ia berdoa di kuil tadi dirinya mendapat kabar dari salah satu rekannya kalau kerajaan Bloomsytch diserang oleh kerajaan Maradever, Zach berdiri cemas dan sekali lagi menanyakan kebenaran kepada rekannya, dan infornasi dari rekannya kalau kerajaan Bloomsytch diserang oleh kerajaan Maradever, ia langsung bergegas kembali ke kediamannya mengambil kuda berwarna hitam pemberian Putra Mahkota Elios.

Akhirnya dia tahu kenapa kuda ini diincar, ternyata kecepatan lari kuda ini melebihi kecepatan kuda biasa dan tenaga kuda ini juga kuat. Oleh karena itu ia bisa cepat sampai memasuki wilayah kerajaan Bloomsytch walaupun perjalanan menuju Ibu Kota masih cukup jauh.

Zach dan dua orang lain tadi terkejut saat melihat mayat berada di dekat kereta kuda, ia mendekati lalu dirinya tersentak saat mengenali salah satu pengawal. Zach menyadari kalau kereta dan baju pengawal tidak menggunakan lambang resmi kerajaan Bloomsytch, mungkin ini rencana Draco yang menyamarkan kepergian Jemima. Firasatnya merasa buruk setelah melihat selendang biru muda terjatuh didekat pohon yang sangat sering digunakan Jemima saat berpergian jauh, bermodalkan arah jatuhnya selendang itu Zach dan lain langsung bergegas menuju ke tengah hutan.

Melihat kondisi Jemima, mereka menebak kalau orang-orang ini adalah suruhan dari salah satu Pangeran Maradever yang ingin memiliki Jemima.

To Be Continue.

Jumat, 8 Juli 2022.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Where stories live. Discover now