13. Pangeran Martius

2.8K 382 56
                                    

Happy Reading.

Jemima tersentak kaget saat merasakan sebuah tepukkan lembut di bahunya. Ia yang awalnya merenung karena mengenang kedua orangtuanya di dalam otaknya, Draco tersenyum kecil dan duduk di hadapan Jemima. Jemima membalas senyuman kecil juga lalu kembali melihat taman istana Sunny yang dipenuhi berbagai macam bunga, sedangkan Draco ia lebih memilih melihat wajah Jemima yang selalu membuat hatinya berdesir.

"Aku tahu aku cantik."

Draco terkekeh kecil, ia mengambil secangkir teh dan menyesapnya sedikit. "Itu kenyataan, Jemima!" pungkas Draco menyetujui perkataan Jemima.

Jemima menghela napas pelan. "Kenapa kau ke sini?" tanyanya dengan nada pelan.

Alis kiri Draco naik saat melihat sedikit pancaran sendu dari kedua bola mata Jemima. "Apa yang kau pikirkan sampai membuatmu bersedih?" sahut Draco tanpa menjawab pertanyaan Jemima.

"Orangtuaku." Singkat dan padat, membuat Draco paham dengan kata itu.

Draco tersenyum kecil. "Aku kira kau bersedih karena tidak jadi menikah dengan Pangeran Dimitri?!" tanyanya dengan nada main-main. Draco menggoda Jemima agar gadis yang ia cintai itu tidak larut dalam kesedihan.

"Diamlah!" bentak Jemima.

Draco berdecak pelan dan berpura-pura memasang wajah garang. "Kau sepertinya melupakan statusku?" geram Draco pelan.

Jemima menatap datar Draco sekilas dan berdiri. "Salam hormat untuk, Yang Mulia Pangeran Draco," balasnya dengan nada malas.

Draco tertawa keras dan menarik lengan Jemima supaya mendekatinya, ia merangkul pinggang Jemima lalu mendongak melihat wajah Jemima dari bawah. "Jangan seperti itu, aku hanya bercanda, Sayang," ungkap Draco sedikit geli. Membuat pipi Jemima merah merona seketika.

Jemima membalas senyum Draco dan melingkarkan kedua tangannya ke leher Draco. "Kau menyebalkan." Jemima menunjuk tepat di hidung mancung Draco, ia juga menyentuh pelan garis hidung Draco menganggumi tulang hidung Draco yang tinggi.

Draco tersenyum sedikit lebar, mempererat genggamannya di pinggang Jemima. "Dilihat dari sisi manapun, kenapa kau tetap cantik?"

Jemima menunduk membuat rambutnya tergerai indah dan menutupi sebagian wajah Draco. "Kau juga. Kenapa dilihat dari sisi manapun kau tetap terlihat tampan?" bisiknya pelan.

Jemima merunduk dan menempelkan bibirnya dengan Draco, disambut dengan senang hati oleh kekasihnya. Draco menarik pinggang Jemima agar Jemima duduk di pangkuannya, dan memperdalam ciuman yang terjadi disiang hari ini.

Di sisi lain, tepatnya di balik pohon apel. Martius tercengang, ia mengerjap pelan dan kembali melihat posisi kedua orang itu yang sedikit aneh. Ia yang awalnya ingin mengambil buah apel menjadi tidak jadi setelah melihat ada Draco di dekat Jemima, lalu ia mengintip dan melihat apa yang dilakukan oleh kedua orang itu.

"Pangeran Draco dan Putri Jemima mereka—"

Martius merasa sulit bernapas saat seseorang membekap mulutnya dengan kuat, badannya terseret untuk menjauhi pavilliun Jemima.

"Sst. Diamlah!" bisik suara seorang perempuan sedikit memberi nada ancaman.

Martius langsung mendorong kasar dan mendelik kesal ke arah Miranda setelah ia sedikit jauh dari pavilliun Jemima. Miranda berdeham pelan dan kembali menarik lengan Martius, ia menarik Martius dengan kasar sehingga membuat ia tertatih dan berusaha melepaskan cengkeraman tangan Miranda.

"Apa yang kau lihat tadi, jangan sampai Pangeran Dimitri tahu!" Miranda menunjuk wajah Martius dan sedikit melotot.

Martius mengernyit pelan. "Mereka tadi ... mereka ciuman 'kan?" cicitnya pelan seolah takut orang lain akan mendengarnya. Mata Martius bergerak kiri-kanan, mencari seseorang yang kemungkinan besar akan mendengar ucapannya.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang