22. Kejutan

2.3K 276 12
                                    

Happy Reading.

Setelah Zach memberitahu tentang ucapan Bibi Emma tempo hari kepada pelayan setia Jemima, Jemima berkunjung ke kediaman wanita paruh baya itu bersama Draco, tanpa di kawal oleh Samuel. Kedatangan mereka disambut dengan senang hati oleh Bibi Emma, berbincang dan saling melepas rindu.

Lalu, Draco mengajak Jemima menuju suatu tempat yang dirahasiakan oleh Draco, ini sebagai kejutan untuk pujaan hatinya. Mata yang tertutup seutas kain hitam, Jemima dituntun oleh Draco. Jemima merasa jantungnya berdetak kencang, bukan karena ia takut, melainkan kejutan apa yang akan ia lihat saat penutup matanya nanti terbuka.

"Apa saat ini kita sedang melewati jalan yang berbatuan?"

"Iya," balas Draco tersenyum yang sayangnya tidak bisa Jemima lihat.

Saat mereka menuruni kereta di pinggir kota yang Jemima belum kunjungi membuat ia merasa heran, ia melihat sebuah ladang luas di penuhi rumput liar beserta pohon, bahkan ia menuduh Draco kalau ia akan membunuh Jemima di tengah-tengah ladang itu.

"Kapan kita sampai? Ini sudah terlalu lama," keluh Jemima yang menggenggam erat lengan Draco.

Draco mengelus surai indah Jemima yang tergerai dengan lembut. "Sedikit lagi," bisiknya tepat di telinga Jemima.

Jemima berdeham karena merasa malu bercampur canggung dengan perbuatan Draco tadi. Jemima mengernyit saat merasakan suara air yang begitu deras seperti air terjun. Ia juga merasakan suasana sejuk dan tentram.

Draco berdiri di belakang Jemima dan memegang kedua pundak Jemima. "Mungkin ini tidak seberapa, tapi aku berharap kau suka," ucap Draco sambil membuka ikatan penutup mata Jemima.

Jemima mengerjap saat matanya kembali bisa melihat, ia sedikit menyipitkan matanya lalu terperangah melihat air terjun di depan matanya. Bahkan ia merasa sejuk, apalagi satu pohon besar dipenuhi oleh burung berwarna putih bersih yang berkicau saling bersahutan, seolah mengeluarkan nada musik untuk kedatangan Jemima.

Draco tersenyum melihat Jemima yang tertawa lepas saat ia melihat dua ikan yang melompat dari arah berlawan, di seberang tempat mereka berdiri ia melihat dua ekor kelinci dewasa dengan warna yang berbeda, dan tiga kelinci kecil yang melompat ke sana ke mari.

"Apa kelinci itu sebuah keluarga?" Draco mengalihkan pandangan yang awalnya melihat Jemima menjadi melihat sekelompok kelinci itu, ia mengangguk dan menjawab diiringi senyuman kecil. "Benar, mereka sebuah keluarga. Berwarna putih adalah istrinya dan berwarna cokelat adalah suaminya."

Jemima terkekeh dengan tatapan geli. "Apa di dunia hewan, mereka juga mengadakan pernikahan?"

"Tentu saja." Draco tertawa sendiri mendengar ucapannya. "Dan kita juga akan menjadi sebuah keluarga, kau yang akan menjadi istri beserta ibu dari anak-anakku dan aku yang akan menjadi suami beserta-"

"Ayah dari anak-anakku," ucap Jemima memotong perkataan Draco.

Jemima langsung memegang kedua tangan Draco. "Aku benar-benar mencintaimu, dan aku selalu berharap kalau janji yang kau ucapkan waktu di depan makam orangtuaku bukanlah omong kosong semata."

Draco tersenyum dan tidak merasa terganggu dengan perkataan Jemima, ia paham kenapa Jemima berucap seperti itu, pasti Jemima tidak mau kejadian yang seperti janji Dimitri terulang kembali. Ia mengetahuinya sebab Dimitri sudah menceritakan kepada dirinya.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang