He doesn't

13.7K 3K 2K
                                    

Halo sayang 👅🍭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Halo sayang 👅🍭

ayo kumpul sini, absen vote dulu, vote ke berapa nih?

Siapa yang kesel kemarin dah lagi greget langsung bersambung?

hehe,

semoga pas baca ini kalian lebih kesel lagi 👅👅👅👅👅👅

hahahahahah 😂

happy reading!

.
.


Vee tidak ingin mengingat kejadian semalam.

         Rasanya malu sekali ketika mengingat bagaimana dia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya. Untunglah saat itu juga sebelum bibirnya turun lebih jauh, Aelyn yang ketakutan refleks menarik rambutnya, membuatnya terasadar hingga manarik mundur dirinya, mengusap mulutnya dan mengatur napasnya. Lalu, mengalihkan pandangan.

         Aelyn masih meredakan sisa tangisnya malam itu, sebelum akhirnya dia tertidur. Malah Vee yang sulit tidur, dia tidak biasa tidur dengan orang lain, melihat Aelyn di sampingnya membuatnya gelisah, apalagi saat dia mengingat bagaimana dirinya terlihat begitu agresif saat ingin mengeluarkan racun itu.

         Belum lagi, hari ini Dayang Bi tak henti-hentinya menahan senyum, saat membantu Aelyn memakai pakaiannya. Masalahnya, bekas dari hisapan itu tidak memudar. Aelyn juga terlihat sangat malu, ingin menjelaskan tapi seakan tidak punya nyali.

         "Putri... apakah bisa berjalan dengan baik?" tanya Dayang Bi, saat selesai membantu Aelyn memakai sepatunya.

         Aelyn mengangguk dengan lugunya. Padahal, di sana ada Vee yang sedang dibantu untuk memakai jubahnya juga, karena memang hari ini ada tradisi dan bajunya cukup berat serta punya banyak elemen yang harus disematkan. Vee menahan malu, mengerti bahwa yang ditanyakan Dayang Bi pada Aelyn sebenarnya adalah bentuk dari hal lain. Dayang Bi berpikir semalam mereka benar-benar melakukan malam pertama karena tanda ke-unguan di bagian dada Aelyn.

         Untung saja, Aelyn memakai jubah kecil juga yang menutup di atas bahu. Dengan warna merah maroon dengan elemen emas yang menghiasi, senada dengan jubah milik Vee.

         Rambut Aelyn ditata dengan rapi, diikat setengah di bagian tengah, setengahnya lagi diurai lepas hingga memanjang ke belakang. Sebenarnya, Aelyn agak risih, dia lebih suka rambutnya dikepang, tapi karena ini acara penting, jadi harus sesuai aturan.

         Ini adalah tradisi memasangkan mahkota kerajaan ke kepala sang istri, sebagai bentuk bahwa istrinya sudah menjadi bagian dari keluarga. Mahkota itu dibuat oleh suami para pria itu sendiri, sudah sejak mereka pertama kali menjadi pria dewasa. Dan nanti hanya tinggal disematkan saja untuk istrinya.

ColeumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang