Mind

14.2K 2.6K 1.6K
                                    


Hi syg, gimana perutnya dah enakan atau belum?

Hi syg, gimana perutnya dah enakan atau belum?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

Ohya, kalian vote ke berapa nih?

Chapter ini gak terlalu panjang, sepanjang anu ya... tapi ya mayanlah ya mengisi notifikasi kalian 😘

Jangan lupa komen recehnya syg!

Happy reading!

         Tangan Ervha benar-benar gemetar saat membantu membersihkan darah yang mengalir dari hidung Vin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Tangan Ervha benar-benar gemetar saat membantu membersihkan darah yang mengalir dari hidung Vin. Pria itu sedang terduduk di ranjangnya, dengan pakaian bagian atas yang sudah dilepaskan karena terkena darah juga.

         Vin tidak banyak bicara sejak tadi, dan tidak ingin disentuh siapa pun, selain dengan Ervha. Dia masih sangat terkejut dengan hal itu.

         "Kenapa dia menuduhmu seperti itu?" Erhva tidak bisa menahan bahwa dirinya sangat tidak terima dengan perlakuan Vee pada suaminya.

         Vin menatap Ervha dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Dia sedang marah dan ketakutan," ucapnya tenang.

         "Dan, kau hanya diam saja, Pangeran? Kenapa kau membiarkannya----,"

         "Apa yang kau harapkan? Aku memukulnya lagi?!" Vin mengerutkan kening. "Ada Yang Mulia di sana dan penasehat lainnya, jika aku memukulnya, itu hanya membuat mereka melihat seberapa mudahnya aku terpancing."

         "Jadi, jika dia membunuhmu di sana, kau akan membiarkannya?"

         "Dia tidak akan melakukan itu, Ervha... Aku sangat mengenal Vee." Vin tersenyum tipis, lalu menarik napas. Tanganya mengusap sisa air mata istrinya. "Jangan menangis, aku belum mati."

         Ervha sedikit menunduk, dan menggeleng. "Aku hanya tidak bisa memahami, kenapa dia langsung menyerangmu?"

         Vin mengusap sisi wajah Ervha. "Percayalah, Ervha. Aku juga akan sepertinya, jika ada yang menyakitimu."

ColeumWhere stories live. Discover now