A king?

12K 2.7K 1.3K
                                    

Hi, Hacin?

Dah siap bukain belum?

Hehehe.

Buka HP mksdnya, buat baca🤪 hehe absen dulu vote ke berapa?

Btw chapter ini agaknya pendek ya, soalnya aku masih nge-stuck sama Daddynya Caden hehe.

Tapi, semoga bisa mengibur.

Jangan lupa komennya syg😘

Jangan lupa komennya syg😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading!

......




"Bisa kau bantu melepaskan celanaku?"

         Aelyn tentu lambat mencerna kalimat itu, selain dia yang begitu lugu, dia juga bingung harus bagaimana. Celana yang digunakan Vee memang sedikit lebih rumit hari ini, karena ada kain seperti tali tipis yang mengikat agar tidak melorot. Vee sudah mencoba membuka dengan satu tangan, tapi susah.

         Percayalah, ini bukan semata-mata karena Vee punya pikiran yang aneh-aneh. Tapi, dia sungguh tidak tahan, dia ingin buang air kecil. Jika memanggil orang lain, ini pasti akan lama lagi, belum lagi malunya dia juga.

         Lebih baik Aelyn saja.

         Dia yakin, Aelyn tidak akan mengatakan hal ini pada siapa pun.

         "Cepatlah, aku sudah tidak tahan!" Agaknya suara Vee sedikit gemetar namun tegas.

         Aelyn masih memproses itu. Dia mau tidak mau, melihat ke depan, ke arah celana Vee. Dia menggeleng ragu. "Tidak tahu caranya," ucapnya lugu.

         "Tinggal dibuka saja, kau lepaskan talinya. Aku tidak bisa membuka dengan satu tangan!" Masalahnya memang Vee memakai celana ini sejak sebelum jatuh dan dia mengikatnya cukup kuat, tidak mengira juga akan jatuh dan lupa mengganti celana sampai sekarang. "Kalau tidak terdesak juga tidak memintamu untuk melakukannya."

         Vee makin berdiri di depannya, dengan Aelyn yang masih duduk di atas ranjang. Membuat suasana jadi lebih intens.

         Aelyn sekarang jadi gugup dan makin bingung. "T-tapi..."

         "Cepatlah, Aelyn! Aku akan mati." Vee sudah makin berkeringat juga, sakit sekali menahan buang air kecil.

         Aelyn ragu sekali, dia sedikit mengalihkan pandangan ketika tangannya mulai bergerak untuk menyentuh tali itu. Cukup rumit polanya ternyata. Tapi, karena kasian melihat Vee, akhirnya Aelyn mau mencobanya.

         "Cepatlah..." Vee mendesis sekarang, karena rasanya sudah diujung.

         Akan lebih rumit lagi jika Vee membuangnya di celana, membiarkan itu mengalir membasahi celana. Sudah dia susah membuka, malah ditambah malu juga jika harus memanggil orang lain membantunya saat celananya sudah basah.

ColeumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang