Salma terpaku , memerhatikan bayang kuda itu . Kemudian, dia berlari dan menjerit meminta tolong .
"Bayang kuda! Bayang kuda! " kedengaran suara Azman melaung . "Mari kita kejar !"
Beberapa orang pekerja di situ mendapatkan kuda mereka , untuk mengejar bayang kuda itu . Toko , anjing Gopal turut sama dalam kumpulan itu . Ia menyalak dan meluru ke arah bayang kuda yang seakan akan terbang menuju ke hujung padang rumput . Mei Lin dan Zarina mendapatkan Salma yang masih ketakutan . Tapi , bayang kuda itu sudah jauh je hadapan. Cuma Togo saja yang hampir dengannya . "Nampaknya kuda itu macam ghaib begitu saja ", Zarina bersuara . "Kasut!" balas Mei Lin .
"Macam mana ia menghilang begitu saya ?"
"Sungguh menakjubkan , " sampuk Salma .Tiba - tiba dia teringatkan ramalan yang mengatakan kebinasaan akan menyusul , jika bayang kuda itu muncul . "Mari kita tengok !" ajak Salma . "Tentu kebinasaan berlaku di mana - mana " .
Dia dengan yang lain meluru masuk ke dalam rumah . Sunyi senyap sahaja rumah itu . Di dapur , kelihatan makcik Janet sedang menenangkan makcik Som . Budak - budak perempuan itu masuk ke bilik dapur . Salma berhenti di muka pintu . Dia terkejut melihatkan bilik itu berselerak . Bantal - bantal bergolek dan ada yang terkoyak dan selimut di atas lantai . Semua laci meja terbuka .
"Ada orang menghendaki kita meninggalkan lembah ini , "sampuk Mei Lin .
"Lebih dari itu ,"celah Salma . "Ada orang yang inginkan jam ku ini .""Mana jam itu ?" tanya Zarina .
"Saya pakai , "jawab Salma .
Sebentar kemudian , kumpulan yang mengejar bayang kuda itu pulang . Encik Joseph kelihatan muram . "Kami tak dapat mengejarnya . Togo yang menghambatnya dari belakang pun hilang entah ke mana ."Kami pun ada berita buruk untuk pakcik , "Salma menceritakan pula apa yang berlaku dalam bilik .
Pada pagi esoknya , Meor memberitahu mereka bahawa anjing Gopal masih belum pulang . Selepas bersarapan Salma bercadang hendak berjalan - jalan mencari kalau - kalau ada apa-apa tanda yang boleh dijadikan maklumat . "Kamu berdua mahu ikut ?" tanyanya kepada kedua - dua orang rakannya . Mereka berdua mengangguk - angguk kepala . Azman juga ingin turut sama . Mereka berempat menunggang kuda menghala ke kaki Bukit . Keadaan di kaki bukit itu lengang saja . Akhirnya , mereka sampai di sebuah anak sungai yang jernih . "Dengar !" Salma bersuara . Dari jauh sayup - sayup . Kedengaran bunyi salakan anjing .
Sebentar kemudian , Mei Lin ternampak sayup - sayup bumbung sebuah pondok di celah - celah pokok dan batu - batu besar di atas bukit itu ". Boleh jadi , Togo ada di situ !" . Setelah lima belas minit menunggang kuda, mereka berhenti . Azman menanggalkan topi dan mengesat peluh di dahinya .
" Saya tahu jalan dekat ke sana . Mari ikut saya ",
ajak Azman .Dia mengambil jalan yang di sebelahnya . Dia menerangkan bahawa jalan tadi semakin naik ke atas semakin susah dilalui . Setelah lima belas minit menanggalkan topi dan mengesat peluh di dahinya . "Saya rasa kita dah salah jalan ," Azman memberitahu ketiga - tiga budak perempuan itu .
"Tak guna kita berpatah balik ikut jalan tadi . Lebih baik kita balik saja ke rumah ".
Dengan rasa hampa , Salma dan rakan - rakannya berpatah balik . "Saya minta maaf kerana tak jumpa jalan itu ."Oh , tak mengapa !" balas Salma . Tapi , dia mencurigai Azman . Mungkin Azman berpura - pura tersalah jalan untuk menjatuhkan mereka dari pondok itu . Salma mengambil keputusan hendak pergi semula kesitu . Mereka bertiga berbincang tentang kemungkinan besar Azman hanya berpura - pura.
"Boleh jadi juga , " sampuk Mei Lin .
Sesampainya mereka di rumah , maria menanti mereka di ambang pintu , "Salma ," jeritnya . "Kak Salina memberitahu nama pelukis ini ialah Kamal . Dia tinggal di sebuah pondok di atas Bukit Selindung !" Zarina dan Mei Lin tercengang mendengarnya . "Maria , " jawab Salma . Saya rasa saya tahu tempat itu . Kita akan ke sana esok". Mungkin Togo juga ada di sana . Malam itu , Maria masuk ke bilik Salma . Dia hairan kalau-kalau pelukis itu ayahnya , kenapa Togo bersamanya ? "Bersabar Maria , " pinta Salma. "Mungkin pondok itu bukan tempat tinggal pelukis itu seperti yang disangka . Saya rasa , ia ada kaitan dengan misteri Lembang Selindung ." Sambil bercakap - cakap , Salma memulas -mulas jam pemberian Salina . Jadinya meraba-raba di hujung jam itu . Tiba - tiba dia terasa sesuatu . Ditolaknya jam itu ke atas . Dia terkejut . Di sebelah atas penutup itu terdapat gambar kecil yang berwarna kelabu , gambar seseorang lelaki kacak .
"Ini mungkin gambar Megat !" fikir Salma .
Sambil menunjukkan kepada rakan - rakannya . Di sebelah gambar itu terdapat bekas gambar yang sudah dikoyak . "Tentu gambar Dayang," celah Zarina . Perlahan - lahan Salma mengeluarkan gambar buruk itu dari tempatnya . Di belakangnya terdapat tulisan huruf 'M' yang sudah kabur dakwatnya . Di bawahnya tertulis yang halus berbunyi ,
' BOTOL HIJAU DI DALAM '.
"Di dalam apa ?" tanya Mei Lin . "Mungkin nama tempat itu tertulis di belakang gambar koyak itu ," Salma memberitahu pendapatnya. "Mari saya tengok ," pinta Zarina . Salma memberikan jam itu kepadanya . Zarina memerhatikan keadaan jam tersebut dan meletakkan gambar itu kembali di tempatnya . Jam Salma diletakkan di atas meja kecil di situ . Tiba - tiba kedengaran bunyi anjing menyalak dari arah gelap di sebalik beranda . Maria melompat bangun . "Dengar !" serunya . "Boleh jadi , itu salakan Togo !" .
THANKYOU GUYS FOR READING MY STORY !!💗 APPRECIATE SANGAT SANGATTTTT 😭❣️ . JANGAN LUPA SHARE , COMMENT AND VOTE TAUU . ENJOYY & WAIT FOR NEXT PART . TO LATE TO WRITE A NEW PART 🤣🤣 . (SORRY FOR WAITING) .
DU LIEST GERADE
RAHSIA DI LEMBAH SELINDUNG
SonstigesSalma , Mei Lin dan Zarina ialah sepasukan penyiasat yang kerap membongkar jenayah serta misteri . Mereka mendapat bantuan daripada Encik Hamid , ayah Salma . Seorang peguam yang terkenal dalam menjalankan penyiasatan . Pihak polis amat mengagumi ke...