PART 9 : TERKUNCI

9 0 0
                                    

Salma berpaut kuat pada kudanya . Dengan berhati - hati dia mendapatkan Zarina . Apabila sudah hampir , tali kuda Zarina ditariknya dan mereka selamat sampai ke tebing . "Oh , Salma !" Zarina menggigil . "Terima kasih kerana menyelamatkan saya ."

Salma masih kelihatan bimbang . "Kita tak boleh lama di sini ," terangnya . "Saya bimbang , jalan menuruni bukit akan bertambah licin ." Baik kita cepat ," sampuk Mei Lin . Budak - budak perempuan itu berpandangan antara satu sama lain . Mereka basah kuyup dan berlumpur . Perlahan - lahan mereka menuruni bukit yang licin dan basah itu . Sesampai di kaki bukit , hujan berhenti dan matahari mula bersinar dengan terang .

Perjalanan mereka tidaklah seteruk tadi . Baju mereka hampir kering apabila sampai di padang ternak . Togo melompat turun daripada kuda Mei Lin . Ia berlari sambil menyalak . Salma memberi amaran kepada rakan - rakannya supaya tidak menceritakan tentang orang - orang yang mereka nampak , kecuali kepada Encik Joseph dan isterinya .

Di kandang kuda, Meor , Sudin dan Gopal berdiri sambil menunggu mereka . "Di mana kamu jumpa Togo ?" tanya Meor , sambil memerhati keadaan budak perempuan itu . "Nanti kami akan ceritakan pada kamu semua ," jawab Salma . Selepas mandi mereka berpakaian untuk menikmati makan malam . Sebelum makan , di ruang hadapan , Salma menceritakan tentang apa yang berlaku siang tadi kepada Encik Joseph dan makcik Janet . Setelah selesai makan malam , Meor memanggil Salma ke beranda . "Saya minta maaf " katanya . Selama ini , saya sangka kamu akan membuat kacau saja disini tapi sebaliknya kamu telah menyelamatkan anjing Gopal ."

Salma tersenyum . "Ini kali pertama sejak saya tiba disini kamu berbuat baik kepada saya . Adakah kamu selalu berkasar dengan orang yang datang kesini ?" Air muka Meor berubah . "Tidak , tapi saya ....... " dia terhenti . "Ada sebab - sebab tertentu ."

Sebelum sempat Salma bertanya , Meor sudah pun berlalu pergi . "Lain kali saja kita berbual," teriaknya . Meor menuju ke kandang lembu dan menghilangkan diri di dalam gelap . "Mungkin Meor meminta maaf hanya semata - mata , tidak mahu saya mengesyakinya ?" fikir Salma . Dia masuk semula ke ruang depan dan didapatinya Mei Lin , Zarina dan makcik Janet bersiap - siap hendak keluar . "Kami nak menonton wayang di pekan ."makcik Janet memberitahu . "Nak ikut?" "Terimakasih makcik . Biar saya tinggal di rumah saja ."

Setelah mereka masuk ke dalam kereta , Salma segera masuk ke biliknya segera menukar pakaian . Dengan membawa lampu picit , dia menuju ke kandang kuda . Kali ini dia ingin benar hendak menangkap bayang kuda yang dikatakan hantu itu . Sebaik saja Salma sampai ke situ , Meor datang sambil menyuluh dengan lampu picit . "Cuma periksa saja ,"dia memberitahu Salma . "Nak keluar lagi ?" tanyanya . "Ya ," jawab Salma . Cepat - cepat Salma bertanya sama ada , ada sesiapa berkawal di padang rumput . "Tidak," jawabnya . Azman dan saya kena giliran pertama berjaga - jaga dan meronda malam ini . Sudin berjaga di bangsal dan Gopal berjaga di hujung sana. Lepas giliran kami meronda , mereka pula akan mengambil tempat kami ." Meor berlalu pergi dari situ .

Salma masuk ke dalam kandang dan menuju ke bilik simpanan barang - barang . Pelana bergantungan di dinding , gebar - gebar tebal kelihatan bertindih - tindih , di atas papan tingkat . Salma mencapai salah satu dadipada pelana itu serta tali yang tergantung di atasnya . Dia menuju ke pintu semula dan alangkah terkejut apabila didapatinya pintu itu tertutup . Salma meletakkan barang - barang yang diambilnya dan cuba menolak pintu . Berkunci !

Salma masih ingat , dia ternampak kunci mangga tersangkut di luar tadi . Apakah ada orang menguncinya dengan tidak sengaja ? Dia menolak pintu dan menjerit , tapi tiada siapa yang datang . Dia terfikri , mungkin Meor yang menguncinya ? Adakah dia tahu rancangan Salma dan ingin menghalangnya ? "Saya mesti keluar dari sini !"

Salma menyuluh bilik itu dan ternampak sebuah tingkap kecil tinggi di dinding . Kemudian , diaturnya pelana - pelana kuda secara bertindih - tindih supaya dia dapat sampai ke tingkap itu . Dia memanjat ke atas pelana yang disusun itu dam menolak tingkap kecil itu . Tapi ia berkunci ! Salma membuka engsel dan menolak dengan sekuat hati , tapi tingkap itu tidak juga terbuka . Dengan rasa hampa dia turun ke bawah semula . "Baik saya cari kayu dan tolak tingkap itu ," fikirnya .

Lampu picitnya tersuluh sebatang besi . Ditariknya besi itu dan dia memanjat semula . Tingkap itu ditolaknya dengan besi tersebut . Sewaktu dia sedang berusaha menolak tingkap itu , dia ternampak dapur dan pondok perigi . Tiba - tiba terdapat cahaya api dari celah - celah dinding perigi . Akhirnya tingkap menjatuhkan besi tersebut dan ke bawah . Sesampai kebawah , Togo datang menghampirinya .

"Hush , hush !" halau Salma . "Duduk di situ !" perintahnya . Anjing itu menurut kata . Salma cepat - cepat berlari ke perigi . Baru separuh jalan , cahaya di dalamnya tiba - tiba padam Encik Joseph datang berlari dan mendapatkan Salma . "Apa Salma ? Apa halnya ? tanyanya . Salma cepat - cepat menceritakan apa yang dilihatnya . "Tak ada nampak orang keluar !" Mungkin orang itu masih ada di dalam !" sampuk Encik Joseph dan menolak pintu kayu itu . Salam menyuluh ke dalam dengan lampu picit . Bilik perigi itu kelihatan kosong .

YEAHHHH DONE FOR PART 9 . WAIT FOR NEXT PART !!!!!! 🤪🤪🤪🤪 BYEE GUYS SEE YOU !!!! 🤍

RAHSIA DI LEMBAH SELINDUNG Where stories live. Discover now