PART 7 : TANAH RUNTUH

8 0 0
                                    

Budak - budak perempuan itu meluru ke beranda, tapi bayang binantang itu tidak kelihatan . "Togo !" panggil Mei Lin . Dari jauh , sayup - sayup kedengaran sahutannya . Salakan itu datangnya dari arah padang rumput . Mereka menuju ke tepi pagar . Suara itu tidak kedengaran lagi . Soalan yang sama juga bermain di kepala Salma . "Mungkin tiada anjing di situ ! Boleh jadi , ada orang yang meniru - niru suaranya, agar kita keluar dari bilik ." Zarina terkejut . "Salma ! Jam kamu saya letak atas meja tadi !" Budak - budak perempuan itu berlari menuju ke bilik . Mereka berasa lega apabila mendapati jam itu masih di situ lagi . "Syukur, masih ada di sini ," Zarina bersuara .

"Lama juga kita di luar tadi. Kalau ada orang masuk pun tentu sempat melihat - lihat di dalamnya ," sampuk Mei Lin .

Salma memeriksa jam itu tapi tiada tanda yang menunjukkan ia diusik orang . Maria menyampuk pula , "apa pendapat kamu semua tentang tulisan di belakang gambar itu ?" Magat mungkin memberikan jam itu pada Dayang kerana beberapa sebab , Pertama , sebagai hadiah dan keduanya memberitahu secara rahsia di mana harta itu tersembunyi , " kata Salma . "Maksud kamu harta itu ada dalam botol hijau ?" Zarina bertanya . Salma mengangguk. "Mungkin juga dalam botol itu ada pelan menunjukkan tempat harta itu tersembunyi . Mari kita tengok botol-botol perhiasan Makcik Janet di atas papan tingkat itu ."

Salma menyematkan kembali jam itu ke bajunya dan cepat - cepat menuju ke ruang hadapan .Salma menceritakan segala - galanya kepada makcik Janet dan bertanya kalau - kalau ada botol aneh yang dijumpainya . "Ada dua ," jawab perempuan tua itu . " Satu daripadanya berwarna hijau !" Budak - budak perempuan itu menuju ke papan tingkat bersama - sama makcik Janet . Perempuan tua itu mencapai sebiji botol berwarna hijau pekat yang tirus di atas .

"Botol ini diisi minyak urat orang - orang zaman dahulu ," katanya , sambil menghulurkan botol itu kepada Salma . "Makcik jumpa di bangsal buruk di belakang kandang kuda ." Salma membuka penutup botol itu , berpusing - pusing dan menggoncang - gongcangkannya . Tapi , tiada apa - apa yang keluar . Disuruhnya Maria mengambil jarum kaitnya dari dalam beg . Jarum kait yang panjang itu dijolok - jolokkan ke dalam muncung botol . "Kosong !" dia bersuara . Malam itu sebelum tidur , Salma masih memikirkan tentang botol hijau itu . Pada pagi esoknya selepas bersarapan , didapatinya botol hijau itu sudah tiada lagi di tempatnya . Salma mencari-cari di atas papan tingkat tapi tidak berjumpa . Dia percaya , salakan anjing tadi hanyalah tipu - helah agar orang dapat masuk ke dalam bilik dan melihat apa yang tertulis di belakang gambar. Meor lalu di beranda . Salma bertanya pada pukul berapa dia berjaga malam tadi . "Pukul lapan hingga tengah malam ," jawabnya . "Kenapa ?" Cuma tanya saja .Kamu dengar tak bunyi anjing menyalak?"

Meor juga dengar bunyi salakan itu . Dia merayau - rayau mencarinya tapi gagal . "Kenapa ?" tanya Meor lagi kehairanan ."Salakan itu cuma tipu muslihat orang yang ingin masuk ke bilik kami , " balas Salma , sambil merenung muka lelaki itu . "Boleh jadi betul ,"celahnya . "Berhati - hatilah Salma . Kamu dalam bahaya sekarang ,"Dia berpaling dan meninggalkan Salma . Adakah itu satu gerakan , atau amaran yang ikhlas ? Salma tidak dapat menentukannya . Walaupun Meor agak kasar orangnya , tapi Salma suka sikapnya yang berterus - terang . "Saya mesti beritahu Makcik Janet tentang botol yang hilang itu ,"kata Salma .

Perempuan tua itu , Zarina , Mei Lin dan Maria agak terkejut mendegarnya ."Pencuri botol itu tentu meradang apabila didapatinya botol itu kosong ." celah makcik Janet , sambil tersenyum. "Boleh jadi juga tu !" sampuk Zarina . "Baik kita cari botol hijau lain sebelum pencuri itu mencarinya ." Makcik Janet memberitahu mereka tentang perkampungan kecil yang berhantu di atas Bukit Selindung . Rumah-rumah di situ buruk , usang dan lapuk . "Mustahil pelukis itu tinggal di situ ,"katanya . "Kamu semua pergi ke situ dulu , kemudian berpusing balik ke pondok yang kamu nampak . Mungkin anjing itu ada di situ ." Makcik Janet menghulurkan sebuah peta dan memberi amaran . "Balik sebelum senja. Jalan ke bukit itu berbahaya apabila hari gelap."

Salma mengambil kompas kecilnya dan bekalan yang disediakan oleh makcik Som . Kemudian, mereka menuju ke kandang kuda lalu mengambil kuda yang biasa ditunggangi . Mereka berempat melalui padang rumput yang menghijau dan mendaki bukit itu . Salma mengikut pentunjuk dalam peta yang diberikan oleh makcik Janet tadi. Setelah lama mendaki , mereka sampai ke sebuah tempat yang terdapat beberapa buah rumah yang sudah condong keadaannya .

"Lihat !" panggil Maria . "Kapur warna !" Salma melihat serbuk - serbuk warna itu . "Masih baru,"celah Salma . "Belum pun ditiup angin atau bercampur dengan pasir ." Ada beberapa kesan kapur biru di hadapan . Salma mengikut kesan-kesan itu hingga ke hujung jalan dia ternampak dua orang lelaki lari menuruni bukit . Kemudian Maria datang dan menanti , tapi bayang lelaki yang lari itu tidak kelihatan . "Saya tahu salah seorang daripada mereka ialah ayah ku," celah Maria . "Ini tentu kapur - kapurnya yang terjatuh . Salma , kenapa mereka lari ? Kamu fikir mereka pelarian ?" Saya tidak tahu ,"balas Salma. "Tapi , saya akan cuba siasat." Mari kita tengok rumah - rumah buruk tu,"ajak Mei Lin . "Mungkin kita dapat lihat tanda - tanda yang pelukis itu tinggal di sini . Kalau betul , tentu ia akan datang balik ."

Keempat - empat mereka bersetuju . Mereka berpecah . Salma menghala ke sebuah rumah buruk yang besar di pinggir bukit . Ruang itu kosong saja . Salma menuju ke tingkap yang sebuah lagi , kali ini kelihatan bayang itu menuju ke pintu belakang . Dia cepat - cepat ke belakang pula dan menjenguk ke pinggir bukit . Tiba - tiba, di sebalik batu - batu besar di pinggir bukit itu , kelihatan seorang lelaki sedang mendaki. Salma mula gementar . Adakah orang itu lelaki yang dijumpainya di pekan dulu ? Adakah dia tahu Salma berada di situ ? Kalau betul seperti yang disangka , mesti ada hubungan dengan Misteri Lembah Selindung . Mungkin ia datang untuk menyerang hendap budak - budak perempuan itu .

"Baik saya intip lelaki itu ,"fikir Salma sendirian . Cepat - cepat dia berjalan menuju ke arah tangga . Tiba - tiba , kedengaran bunyi runtuhan yang kuat . Pada mulanya Salma menyangka bunyi guruh . "Tanah runtuh !" jeritnya . Jeritan itu tenggelam dalam bunyi runtuhan yang kuat . Rumah itu sudah muka condong .

DONE ✅ FOR PART 7 . THANKYOU GUYS FOR READING AND SUPPORT ME ❤️ ENJOY YOURS READING 😝 . DON'T FORGET TO COMMENT , VOTE AND SHARE . THANKYOU AGAINNNNN 💗 SEE YOU !

RAHSIA DI LEMBAH SELINDUNG Where stories live. Discover now