PART 8 : ANJING TERLEPAS

8 0 0
                                    

Salma terhuyung - hayang dan cuba berpaut , akhirnya dia terjatuh ke lantai . Apabila bunyi tanah runtuh sudah tidak kedengaran lagi , barulah Salma sedar bahawa rumah buruk itu sudah condong . Selepas itu kedengaran suara orang memanggil namanya .

"Salma !   Salma , kamu berada di situ?" panggil Zarina . "Itu dia !" sayup - sayup kedengaran suara Mei Lin .

Salma cuba bangun dan terasa lantai rumah itu senget jauh daripada paras bukit tadi . Rakan-rakannya cuba merangkak mendapatkan Salma .

"Salma , kamu tak apa - apa ?" tanya Zarina dengan cemas . "Saya rasa tak apa - apa ," Salma cuma tersenyum . Zarina dan Mei Lin mendapatkan Salma dan menolongnya . "Baik kita keluar cepat ," terang Mei Lin . "Rumah ini mungkin akan runtuh ."

Perlahan - lahan mereka merangkak di atas lantai  yang senget itu menuju ke pintu keluar dan melompat turun . Sambil memegang gelung tali , Maria tergopoh - gapah mendapatkan mereka . "Syukurlah , kamu selamat Salma " . Salma memerhatikan rumah yang condong itu dan bahagian tanah yang sudah runtuh . Dia menceritakan tentang orang yang dilihatnya tadi , kepada mereka . Zarina pula menerangkan bahawa , setahunya perkampungan itu tidak berpenghuni lagi . Mereka berempat menunggang kuda keluar dari kawasan itu .

"Kita nak terus ke pondok itu ?" tanya Maria . "Mungkin orang - orang tadi menuju ke situ." Ya," sahut Salma . Dengan panduan peta yang diberikan kepadanya , dia mendahului mereka . Mereka menuju ke sebelah hujung bukit dan melalui lorong kecil yang di kiri kanannya dipenuhi dengan semak . Hari hampir tengah hari . Mereka berhenti makan dan kemudian meneruskan perjalanan . Setengah jam kemudian , jauh di atas , samar - samar kelihatan sebuah pondok di celah batu - batu besar . Kuda mereka terlanggar batu - batu kecil yang bergolek jatuh ke bawah . Tiba - tiba kedengaran bunyi anjing menyalak . Mereka berhenti .

"Itu bunyi salakan Togo !" Zarina bersuara . "Zarina dan Maria menunggu di sini ," beritahu Salma . "Biar saya dan Mei Lin pergi melihat ."

Salma dan Mei Lin menuju ke pondok tersebut . Mereka mendapati dinding belakang pondok itu terletak berhampiran dengan tepi bukit yang ditumbuhi dengan semak - samun dan lalang yang panjang . Sebuah tingkap belakang terbuka dan sebuah karung tergantung di tengahnya , sehingga mereka tak dapat melihat ke dalam . Mereka berdiri dan memasang telinga , tapi keadaan kelihatan sunyi sepi sahaja . Mereka mendapatkan Zarina dam Maria kembali .

"Nampaknya pintu depan tu terbuka sedikit , "Zarina bersuara . "Kamu fikir ada orang di dalam?"Cuma satu jalan saja kalau nak tahu . Nanti saya ketuk pintunya."

Ketika dia baru sahaja hendak melangkah , terdengar bunyi salakan lagi . Seekor anjing keluar dari belakang pondok . "Togo !" teriak budak - budak itu . Anjing itu menghampiri mereka . Seutas tali pendek tergantung di lehernya . Kepalanya bengkak - bengkak dan luka - luka . "Kasihan !" celah Mei Lin sambil , menggosok - gosok anjing itu . "Ada orang mengurung dan memujuknya ." Tapi kenapa ?" tanya Zarina . "Mungkin sebab dia menghampiri bayang kuda itu ," sampuk Salma .

Mei Lin dan Maria bersetuju untuk mengikut Salma naik ke pondok itu manakala Zarina tetap tinggal di situ untuk menjaga kuda dan anjing tersebut . Salma mengetuk pintu . Tiada jawapan. Diketuknya lagi , akhirnya pintu itu ditolaknya perlahan - lahan dan berhati - hati . Pondok itu kelihatan kosong , tapi keadaan sekeliling kelihatan seperti diduduki orang . Di atas sebuah meja , terdapat dua biji cawan dan sebuah cerek air . Maria mendekati meja itu . Di sebelah cawan - cawan itu , terdapat sekeping lukisan yang belum siap dan kapur - kapur warna . Cawan - cawan itu masih berisi kopi dan masih panas lagi apabila disentuh oleh Salma .

"Pelukis dengan temannya tentu ada di sini sebentar tadi ,"terang Salma . "Mungkin mereka baru saja meninggalkan tempat ini ." Boleh jadi mereka dengar kita datang ,"celah Mei Lin . "Mungkin ayahku ditawan ," Maria merenung wajah Salma dan Mei Lin . Mereka meninggalkan pondok itu . Pintunya dibuka sedikit seperti mula-mula tadi . Mereka menceritakan segala - galanya kepada Zarina . "Orang - orang itu tentu datang lagi ke pondok ini . Lebih baik kita tunggu di sini ," Salma memberikan cadangannya .

Budak - budak itu menyembunyikan kuda mereka di sebalik batu - batu besar , terlindung dari pokok itu . Mereka bersembunyi di sebalik semak - samun . Sementara menunggu , fikiran Salma melayang kembali kepada anjing tadi . Binantang itu keluar dari belakang pondok , padahal semasa dia dan Mei Lin ke situ tadi , taiada kedengaran apa - apa salakan . Pada fikiran Salma tentu anjing itu diikat dan kemudian dapat melepaskan diri .

Hari semakin meninggi dan cuaca panas . Awas hitam mula berkumpul - kumpul di angkasa . Orang yang ditunggu masih belum kelihatan . Salma mulai bimbang kerana dia dapat merasakan kemungkinan hari akan hujan. "Baik kita balik sebelum hujan ,"ajaknya . Pada mulanya , Maria membantah tetapi setelah Salma berjanji yang mereka akan datang balik kesitu , dia terpaksa beralah . Perlahan - lahan mereka menuruni bukit dan melalui jalan yang dirasai oleh Salma pernah dilaluinya dengan Azman dahulu .

"Jadi , jalan ke pondok itu tidaklah teruk seperti yang dikatakan oleh Azman ." Rintik - rintik hujan mulai turun . Sebentar kemudian , hujan turun dengan lebat sekali . Kilat sabung - menyabung . "Pegang kuat - kuat !" jerit Salma . Hujan bertambah lebat dan jalan yang dilalui semakin becak dan licin . Jauh di Lembah bukit , kelihatan  cahaya matahari menyinari padang rumput .

"Teruskan perjalanan ,"teriak Salma lagi . Salma teringat anak sungai yang terpaksa mereka harungi kelak . Air sungai itu tentu melimpah . Apabila mereka sampai ke tebingnya , mereka binging melihat air yang sedang mengalir dengan deras . "Kita tak boleh mengharungi anak sungai ini !" teriak Zarina . "Kalau kita tak mengharungi terpaksalah kita bermalam di bukit ini . Tak mengapa Zarina , kita teruskan saja ."

Togo diangkat oleh Mei Lin naik ke kudanya . Mereka mula menteberangi sungai itu perlahan - lahan . Salma , Mei Lin , dan Maria selamat sampai ke tebing , tapi Zarina masih lagi berada di dalam air . Kudanya tiba - tiba berhenti . "Kalau kuda tak bergerak habislah Zarina dibawa arus ," Mei Lin kelihatan cemas . "Tolong !" jerit Zarina . "Kuda ini tak mahu bergerak !"

Salma terpaksa berpatah balik untuk membantu Zarina . Tiba - tiba , beberapa meter di hulu sungai , pinggirnya yang berlumpur pecah dan air meluru dengan deras menimpa Salma dan kudanya .

done for part 8 . enjoyyyy guyssss . ( pssttt typo abaikan tauuuu hehehehehe 😝 )

RAHSIA DI LEMBAH SELINDUNG Where stories live. Discover now