KENDRICK 02✔️

2.3K 48 0
                                    

Sudah sebulan lamanya Gladys bersekolah disekolah barunya, kini ia sedang bersiap siap menuju sekolahnya. Namun ia sedikit melamun.

Sepertinya kita perlu perkenalan tentang Gladys.

Gladys Stella Anatasya, dia adalah sosok gadis yang begitu cantik dengan wajah yang oval, berkulit putih bersih, mata yang bulat serta rambut yang panjang sepinggang berwarna hitam berkilau.

Gladys adalah yatim piatu, kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan mobil dan mereka tewas saat dibawa kerumah sakit.

Gladys hidup dirumah hasil tabungan milik kedua orang tuanya dan tabungan miliknya tidak banyak namun mampu membeli rumah walau hanya kecil. Rumah mewahnya telah disita akibat hutang dari sang ayah.

Dan kini Gladys hanya mampu sekolah dengan mengandalkan bea siswa dan untuk kebutuhan sehari harinya ia berkerja paru waktu sepulang sekolah.

Galdys menghembuskan nafas beratnya, dia lelah. Sungguh ia begitu lelah menghadapi kehidupannya, ia ingin berhenti namun ia juga punya mimpi.

Teman teman di sekolahnya hanya tahu bahwa ia adalah siswi bea siswa dan seorang yatim piatu namun mereka tidak mengetahui kesepian yang ia alami selama ini. Hanya dengan wajahnya yang ceria mampu menyembunyikannya.

Sekolah dan kerja adalah sahabatnya untuk menghilangkan rasa sepinya.

Trett.. Trett..

Lamunan Gladys bunyar akibat handphonenya yang berdering cukup nyaring.

Ia berjalan mengambil handphone yang tergeletak diatas kasur.

"Hallo"

"Hallo Dys, lo dimana?" Tanya Icha disebrang sana.

"Gue dirumah napa?"

"Lo gak sekolah?"

"Sekolah kok bentar lagi juga berangkat"

"Lo gak lihat jam apa gimana, ini udah siang Gladys"

"Hah. Masa sih...ya ampun Icha udah siang"

"Ya allah lemot amat sih, cepet berangkat bentar lagi tu gerbang tutup"

"Oke oke gue otw Bye."

Gladys buru buru mengambil tasnya diatas kasur dan berjalan keluar rumah untung saja ia sudah siap kalau tidak akan memakan banyak waktu untuk berangkat.

"Aish telat lagi" Ucap Gladys yang sedang mengunci pintu.

Tak lama setelah itu ia sampai di sekoah namun naas gerbangnya sudah tertutup.

"Yah ditutup, gimana dong" Keluj Gladys.

"PAK, PAK SATPAM BUKA DONG" teriak Gladys dengan pandangan menatap dalam sekolah berharap ada yang lewat.

"PAK"

"Heh" Gladys menoleh ke belakang dan disana terdapat Ken dengan pakaian yang begitu urak - urakan.

"Ikut gue" Titah Ken

Gladys heran "Gue?"

Ken berhenti dan berbalik menatap malas Gladys.

"Lo mau ikut apa kagak?" tanya Ken dengan kesal.

"Eh ikut lah, kesekolah kan?" Gladys berjalan menghampiri Ken dibelakang.

Ken berjalan menuju halaman belakang sekolah ia meraba raba semak-semak yang lebat nan tinggi hingga terdengar suara pintu yang terbuka.

Gladys terbengong, ternyata ia baru tahu kalau ada pintu rahasia disekolah ini.

"Masuk"

Gladys segera masuk mengikuti arahan dari Ken.

Untuk pertama kalinya ia sekolah udah kaya maling yang harus bersembunyi.

"Eh ini dimana? Kayak jauh banget ke kelas" Gladys menoleh kebelakang. 

"Lah tu cowok kemana?" bingung Gladys.

Gladys berusaha menghiraukan itu dan perlahan berjalan walau tidak terlalu tahu arah jalan.

Netranya menemukan sebuah pintu yang sedikit dekat dengan area kelas. Kakinya melangkah menuju pintu itu dan pandangan pertama yang ia temukan setelah masuk adalah begitu banyak anak tangga. Iq berjalan sesuai irama anak tangga itu.

"Hah...buset banyak banget ni tangga" Ucapnya dengan berusaha mengendalikan nafasnya yang tidak teratur.

Diakhir tangga ia menemukan sebuah pintu tanpa pikir panjang ia membuka pintu itu.

"Waw...bagus banget" ucapnya dengan antusias.

Gladys sekarang berada di roftoop yang mana pemandangannya begitu indah. Disetiap pinggirannya sudah dipagar oleh tembok dan suasana langit yang cerah dengan awan sebagai hiasan dan jangan lupakan angin yang terasa seperti sepoi - sepoi.

Mengagumkan.

Ia berjalan menuju ujung pagar tembok itu kedua tangannya memegang tembok itu dan dari atas sana ia bisa melihat kawasan sekolah yang sepi karena jam pertama sudah masuk dari tadi.

Perlahan matanya tertutup dengan lengkungan dibibirnya. Ia berusaha merasakan suasana yang kapan lagi akan ia rasakan.

Sibuk dengan dunianya, Gladys tidak menyadari bahwa ia tidak sendirian. Dibelakangnya terdapat sosok laki-laki tengah duduk dibangku yang usang tengah memperhatikannya dengan tatapan datar.

Siapa lagi kalau bukan Ken.

Ken terus memperhatikan Gladys dengan tatapan yang sulit diartikan. Kenapa Ia jadi bingung sendiri, melihat Gladys disana ia bisa merasakan kehangatan. Setiap dekat dengannya jantungnya seakan hilang kontrol jantung yang berdetak dengan kencang membuat ia bingung bercampur kehangatan.

Memperhatikan Gladys yang tengah tersenyum membuat ia ikut tersenyum entahlah ia bingung.

Dia ingat soal gadis di depannya ini, pertemuan pertama mereka di kantin, dimana Ken dan Gladys tanpa sengaja bertatap mata dan hal itu pula yang membuat Ken sedikit tertarik padanya.

Ken berdiri dari tempat nyamannya dan nulai berjalan kearah Gladys tanpa menimbulkan suara.

Tepat disamping Gladys Ken dapat melihat dengan jelas senyuman Gladys.

"Lo suka?" tanya Ken.

Gladys tersentak dan langsung menoleh kesamping tempat dimana Ken berdiri.

"L-lo"

"Lo suka?" Ken menatap Gladys tanpa berkedip . Ternyata di lihat dari dekat Gladys begitu cantik, dia tidak salah lihat waktu itu kalau kecantikannya begitu menonjol di antara yang lain, mungkin karena Gladys anak baru jadi.

My Kendrick Badboy (Proses revisi)Where stories live. Discover now