KENDRICK 12

1.7K 35 2
                                    

Ahhh kenhhh

Mata Gladys langsung melotot lebar mendengar suara yang begitu menjijikkan. Dia yang tengah berada di UKS lantaran kepalanya yang pening dan memutuskan untuk beristirahat sejenak di UKS.

Malah di kagetkan dengan suara yang aneh, dia bisa menebak kalau di balik tirai ini ada seseorang yang Tengah melakukan sesuatu.

Ah menjijikkan! Kenapa di UKS ada orang yang melakukan itu, karena merasa muak dan jijik dia pun mengibaskan tirai tersebut sekali gus.

Alangkah kagetnya dia saat melihat sebuah penampakan, dimana Ken tengah duduk memangku seorang siswa cantik.

Pakaian mereka masih lengkap, tetapi Ken begitu agresif mencumbu leher si siswi tersebut.

Mata Gladys masih melotot, dia tengah berpikir tentang apa yang terjadi di depan nya ini.

Melihat Gladys yang melihat aksi mereka. siswi tersebut langsung mendorong Ken untuk menjauh darinya, dia membenarkan ketiga kancing atasnya yang sudah terbuka karena Ken.

sedangkan Ken hanya diam dengan menatap lekat manik Gladys.

"Ken, kita ketahuan," bisik Siswi tersebut dengan ketakutan. Ini pertama kalinya baginyq, karena tepat siang tadi saat dia menembak Ken untuk menjadi kekasihnya Ken memberikan persyaratan padanya kalau memang ingin menjadi kekasihnya, dan ini lah persyaratan, tetapi dia panik sekarang.

"Ken, gimana--"

"Pergi, nanti gue kabari kalau mau lanjut," usir Ken dengan tajam.

Siswi tersebut tak banyak bicara, dia percayakan pada Ken, lalu dia pun keluar dari UKS Yang di kunci itu dan langsung pergi setelah menutup pintu.

"Jadi bener rumor tentang lo Ken, gue pikir lo gak akan sampai kek gitu, tapi ternyata, gue benar benar gak percaya kalau lo kek gitu," ucap Gladys dengan gelengan kepalanya pelan.

"Lo anak kampung yah? " tanya Ken, dia turun dari blangkarnya dan melangkah mendekati Gladys yang tengah duduk di blangkar.

"Emang kenapa? Apa urusannya anak kampung sama anak kota? " tanya Gladys bingung, dia sedikit mendorong dada Ken yang mendekat padanya.

"Ada perbedaannya, bagi lo ini hal yang tak wajar bukan? Tapi bagi gue dan yang lain ini hal yang wajar! Keperawanan tidak di permasalahkan lagi," bisik Ken, dia mendekatkan wajahnya pada Gladys dan kembali berbisik.

"Lo udah ganggu gue, jadi gantiin cewek tadi! "

"Enak aja," sungut Gladys. Dia mendorong tubuh Ken untuk menjauh darinya, tetapi tangannya langsung di tahan oleh Ken, dan dalam sekaligus dia mendorong tubuh Gladys untuk berbaring di blangkar tersebut.

"Jangan banding bandingin gue sama cewek cewek lo itu! Gue bukan mereka. Bagi gue keperawanan adalah harga diri tertinggi yang gue punya! " teriak Gladys memberontak.

Ken tersenyum sinis mendengar itu, baru kali ini salah satu mainannya menolak akan dirinya. Biasanya mereka yang berbondong-bondong menyerahkan diri, hanya Gladys yang seperti ini.

"Lepasin gue! " teriak Gladys. Dia yang panik karena Ken semakin mengeratkan cekalannya, tetapi dia tidak mau menyerah, dengan kasar dan kuat dia menengan kepemilikan Ken sampai membuat Ken menjerit kesakitan.

Sontak Ken melepaskan cekalannya, dia langsung berdiri dan melepaskan Gladys.

Melihat kesempatan itu Gladys langsung berdiri dan melarikan diri.

"Sialan lo Gladys! " maki Ken dengan memegang kepemilikannya yang terasa sangat ngilu.

Gladys tertawa puas melihat itu, dia menjulurkan lidahnya dengan kedua tangan yang dia goyang goyangkan guna meledek Ken.

"Rasain! Makanya jangan berani beraninya lawan Gladys! Kecil kecil gini gue lincah ye. "

*******

Di Koridor yang begitu sepi, Gladys membawa satu buku paket yang di perintah oleh Guru mata pelajarannya, doa melangkah dengan begitu santai tanpa gangguan sama sekali.

Sampai akhirnya sesuatu mengagetkannya, seseorang menarik tangannya kasar sampai membuat tubuhnya tertarik cepat.

Dia ingin berteriak tetapi orang itu langsung membungkam mulut Gladys supaya tidak menimbulkan suara.

Gladys tidak tahu siapa yang menariknya ini, seorang pria yang tidak pernah dia ketahui siapa, dan apa urusannya?

Gladys ingin memberontak, tetapi sepertinya bukan hanya pria itu saja, ada dua pria lainnya lagi yang menarik paksa Gladys untuk ikut bersamanya.

Gladys tidak bisa memberontak karena ketiga pria itu mencekalnya sangat kuat.

Mereka membawa Gladys dan mendorong Gladys untuk masuk kedalam sebuah gudang yang gelap dan penuh dengan debu.

"Kalian siapa! " teriak Gladys marah.

Ketiga pria asing itu hanya diam, sampai akhirnya Ken datang secara tiba tiba dengan wajah tajamnya.

"Ken? " gumam Gladys.

"Pergi," titah Ken pada anggota Genk motornya yang dia suruh untuk membawa Gladys apa pun caranya.

Gladys langsung bangkit, dan menatap was was pada pintu yang sudah tertutup.

"Lo mau ngapain hah! " teriak Gladys marah.

"Balas dendam! " jawab Ken dengan sinis.

"Oh lo gak terima tentang tadi? Ya jangan salahin gue, lo yang mulai," sungut Gladys marah.

"Oh yah? " tanya Ken, dia mengeluarkan tali tambang yang dia bawa tadi.

"Mau ngapain lo?" tanya Gladys panik.

"Hukum lo! Berani banget lo berontak sama gue!" jawabnya dengan tegas.

Mata Gladys memberontak melihat itu, dia perlahan mundur dan menatap takut pada tali tambang yang di mainkan oleh Ken.

"Ken jangan gila, ya udah iya gue minta maaf, lain kali gue gak akan gitu lagi," ucap Gladys takut. Dia berpikir Ken tidak akan bertindak sejauh ini, tapi kalau di pikir pikir kemarin saja Ken berani mencekik dan melukai tangannya. Apalagi ini.

"Permintaan maaf lo gak gue terima,"ucap Ken dengan terkekeh sinis.

" Terus lo maunya apa hah? " tanya Gladys marah.

"Gak mau apa apa, gue cuma mau ngurung lo, sini lo! " Ken melangkah cepat dan menarik tubuh Gladys pada meja dan memaksa Gladys untuk duduk.

Tentu Gladys tidak akan pernah tinggal diam, dia selalu mencoba memberontak, namun untuk kali ini Tenaga Ken sangat besar sampai membuat Gladys kewalahan.

"Ken gue minta maaf, tolong jangan ikat gue, Ken," teriak Gladys, dia sangat panik melihat kedua tangannya di ikat pada kaki meja dengan sangat erat.

Bukan hanya tangan, kakinya pun ikut di ikat. Setelah mengikat tangan dan kakinya Ken pun mengambil sebuah sabu tangan, lalu dia bungkam mulut Gladys supaya tidak mengeluarkan suara.

Melihat Gladys yang sudah terikat, Ken tersenyum senang. Dia tidak pernah main main kalau ingin menghukum seseorang yang berani mengusiknya.

Di karenakan dia perempuan, maka Ken hanya mengurung Gladys satu hari di sekolahnya ini. Tapi kalau seandainya Gladys itu laki laki maka Target Ken akan mengantarnya sampai ke ranjang rumah sakit. Minimal kritis!

Gladys mulai panik karena tangan dan kakinya sulit di gerakan, dia juga tidak bisa berbicara karena di bungkam.

"Selamat tinggal Gladys, sampai ketemu besok."

My Kendrick Badboy (Proses revisi)Where stories live. Discover now