KENDRICK 13

1.6K 32 3
                                    


JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGANNYA. AND HAPPY READING

.

.

.

.


Gladys menyerah dengan tubuhnya yang semakin melemas, hari sudah semakin gelap dan Gladys hanya sendirian di kegelapan dan suasana yang begitu hening dan menakutkan.

Gladys ketakutan, tapi dia tidak bisa berbuat apa pun selain diam, karena untuk keadaan yang sudah malam seperti ini dia yakin kalau tidak aka nada yang menemukannya, semua siswa dan siswi serta guru sudah pergi pulang sekolah.

Dia juag lemas karena memberontak dengan kasar dan tenaganya sampai habis karena hal itu.

'Ya Tuhan, kalau seandainya ada yang nolong gue, gue bakal bantuian dia balik, gue janji itu ya tuhan! Tolong kirim seseorang buat nolongin gue please, gue kedinginan, gue juga takut.' Gladys berucap dalam batinnya dengan rintihan, dia sangat berharap kalau Tuhan mengirimkan seseorang untuk menyelamatkannya.

Gladys memejamkan matanya, maniknya begitu panas karena banyak menanis dia juga lapar dan haus secara bersamaan.

BRUK

Tubuhnya tersentak kaget mendengar suara benda yang terlempar kedalam gudang yang dia tempati, dia sontak melototkan maniknya dan menatap sebuah bola basket yang terlihat seperti tidak jelas karena gelap.

'Siapa yang lempar itu? ya kali hantu, masa sih hantu,' ucapnya dalam batin, dia mulai ketakutan membayangkan makhluk makhluk yang tak terlihat, jika memang itu mereka yang jahil, oh Tuhan Gladys langsung merinding.

"Masuk gudang mana? Kok bisa masuk gudang?"

Terdengar suara pria yang jelas di telinganya, Gladys langsung bahagia mendengar kalau masih ada orang di sekolahnya ini, dan sekarang dia yakin kalau bola itu bukan dari hantu tapi seperti ada yang masih main di sekolah dan bola itu tanpa sengaja masuk kegudang lewat jendela yang bolong.

"Ini nih, gue yakin masuk kesini, ayo periksa disini, Dikta."

Banyak harapan yang tersirat dari Gladys, dia berdoa semoga saja pria yang mencari bola basket itu masuk kegudang tempat dan menemukan keberadaannya.

Keberuntungan berhasil dia dapatkan, pintu seperti ingin di buka tapi kesusahan karena terkunci dari luar, Gladys semakin panik melihat itu. sebisa mungkin dia mencoba memancing mereka untuk datang dan peka terhadap keadannya.

Dia mulai menggerakkan meja yang terikat dengannya, dia terus menggerakkan itu dan mencoba untuk melepaskan bungkaman sapu tangan di mulutnya.

Tangannya sedikit lecet tapi itu tidak masalah, yang terpenting dia harus bisa keluar dari gudang tersebut.

"Dik, lo denger gak? Itu suara apa?"

"Iya gue denger."

"Itu hantu yah?"

"Gak tahu."

"Kabur Dik, gue takut sama hantu."

Gladys menggeleng keras mendengar itu, batinnya berseru kalau dia bukan hantu! Dia butuh pertolongon, dia pun berteriak tertahan untuk membuktikan kalau dia manusia bukan hantu.

"Kayaknya bukan hantu, lagi pula gak percaya sama yang kek gitu."

Gladys sontak mengangguk, dan berseru kalau memang dia bukan hantu, lampu hijau telah hidup dan Gladys tidak mau menyia nyiakan kesempatan ini.

"tapi pintunya di kunci, kalau mau mastiin gak bisa."

"Gampang kok, gue dobrak."

Suara pintu di dobrak terdengar, Gladys semakin bahagia mendengar itu, dia menangis terharu karena dia akhirnya bisa menemukan titik terang untuk dirinya sendiri.

BRAK

Pintu berhasil terbuka, dan menampilan dua siswa yang memakai baju basket masuk kedalam gudang dengan nafas terengah engah karena lelah mendobrak pintu gudang tersebut.

Gladys bersuara tertahan untuk menyadarkan keberadaannya.

"Anjir ada orang."

"Kok bisa!" siswa yang bernafas Dikta itu berlari menghampiri Gladys, dia semakin kaget saat melihat penampilan Gladys yang terikat.

Dengan cepat kedua siswa itu mencoba melepaskan ikatan tersebut, ikatan itu sedikit sulit mereka lepaskan karena terlihat sangat kuat, tak lupa mereka juga melepaskan sapu tangan yang membungkam mulut Gladys.

"Makasih, makasih udah nolongin gue," ucap Gladys dengan terisak hebat, dia amat bersyukur akhirnya bisa di temukan seperti ini.

"Kok bisa lo di ikat kek gini? Lo di buly?"

"Jangan banyak nanya, lebih baik kita bantu dia keluar dari sini," ucap Dikta, dia membantu Gladys untuk berdiri, tetapi tubuh Gladys sangat lemah alhasil Dikta memutuskan untuk menggendong Gladys di punggungnya.

Mereka berlari membawa Gladys keluar dari gudang tersebut dengan perasaan yang begitu panik, tak lupa juga mereka mengambil bola basket yang masuk kegudang tersebut.

Dalam gendongan Gladys tak berhenti mengucapkan rasa syukur Karena berhasil bebas dari gudang yang gelap itu.

Dikta membawa Gladys ke bangku yang dekat dengan lapangan basket mereka, disana semua anak anak basket yang tengah beristirahat kaget meliha Dikta datang dengan seorang gadis.

"Dik, siapa dia?"

Dikta tak menjawab, dia berlari mengambil sebotol minuman yang masih baru dan memberikannya pada Gladys.

"Minum dulu, lo pasti syok kan?" tanya Dikta.

Gladys mengangguk pelan, dia langsung meneguk habis minuman itu dengan cepat, sekarang rasa hausnya hilang dalam sekejap.

"Kok bisa lo terikat di gudang? Lo di bully?" tanya pria yang tadi datang bersama Dikta.

Gladys mengangguk. "Gue di kurung sama Kendrick," jawab Gladys.

"hah si Ken? Ketua genk motor itu?" tanya Dikta kaget.

Lagi dan lagi Gladys mengangguk.

"Kok bisa? Lo ganggu dia? Sejauh ini yang gue tahu Ken bakal berulah kalau ada yang nyenggol dia," ucap Dikta bingung.

"Gak tahu, gue gak pernah gangguin dia, justru dia yang selalu gangguin gue. Tapi lupakan itu, bisa tolong bantu gue sekali lagi? Gue pengen pulang," ucap Gladys dengan memelas.

Dikta yang melihat itu tidak tega, dia pun mengangguk. "Ayo gue anter pulang, tapi lo tenang aja gue bakal bicara sama Ken, dia udah keterlaluan sama lo."

"Gak perlu, gue udah keluar aja bersyukur banget," ucap Gladys.

 Dikta menghela nafasnya pelan, dia ingin bertanya lebih lanjut lagi soal gadis yang dia temui itu, karena jujur hal seperti ini bukan hal biasa lagi di telinganya, dia kenal Ken. selain dia pentolan sekolah yang sangat nakal, dia juga memang sering terlibat dalam pembullyan.

"Ya udah, ayo gue anter pulang!"

.

.

.

.

.

.

NEXT?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA, KARENA VOTE DAN KOMENAN KALIAN SANGAT BERGUNA BUAT AKU UNTUK LEBIH SEMANGAT LAGI. TERIMA KASIH BANYAK.

My Kendrick Badboy (Proses revisi)Where stories live. Discover now