KENDRICK 18

1.4K 35 6
                                    

Guys, maaf yah minggu kemarin aku baru sadar kalau gak update, aku lupa🥺maafin yah.

Untuk kedepannya semoga aja gak lupa buat update😆

Happy reading yah❤
.
.
.
.
.

S

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


S

elama dua hari ini Gladys merasa hidupnya sangat bebas. Ternyata ucapan Ken tentang dirinya yang di skros benar adanya, selama 2 hari ini dia tidak bertatap muka dengan Ken.

Rasanya sangat bahagia, dia benar benar seperti bebas.

"Gladys, lo mau kemana? " tanya Monic yang melihat temannya yang tengah berjalan riang di Koridor.

"Gue mau ke perpus dulu, ada buku yang harus gue pinjam," jawab Gladys dengan senyuman manisnya.

"Perpus mulu lo, gak mau makan? Itu perut gak laper? " tanya Bianca.

"Kalau laper gue makan kok, gue mau pinjem buku dulu, habis itu langsung ke kantin. Kalian duluan aja nanti gue nyusul," ucap Gladys.

"Mau dipesenin apa? " tanya Icha.

"Gak perlu, gue gak akan lama kok. Ya udah gue duluan yah, bye. " Gladys langsung berbelok arah dengan ketiga temannya itu, dia berlari menuju perpus yang berada di paling pojok.

Perpustakaan adalah tempat ternyaman untuknya, dia bisa mendapatkan ketenangan jika berada disana.

"Wah ada novel baru," gumam Gladys dengan senyuman lebarnya, dia sangat menyukai dunia novel jelas dia girang saat melihat ada koleksi novel baru disana.

Dia pun duduk di kursi dekat jendela yang terbuka dan membuat dia nyaman saat angin mulai menerpa wajahnya yang sejuk.

Dia terhanyut dalam dunia fiksi yang dia baca, belum lagi suasana perpus yang sepi dan nyaman membuatnya sampai lupa waktu.

Niat hati ingin meminjam buku untuk mata pelajarannya malah berujung menikmati novel di genggamannya, beginilah Gladys, dia mudah teralihkan pada sesuatu yang menurutnya sangat menarik.

"Ekhem."

Sontak atensi Gladys langsung teralihkan, dia mendongkak dan menatap sosok pria yang dia kenal, dia adalah Dikta. Pria yang menyelamatkannya dulu saat dia di kurung oleh Ken di gudang.

"Dikta yah? Hai," sapa Gladys dengan senyuman manisnya.

Dikta terdiam, dia merasa canggung saat melihat senyuman Gladys yang begitu manis. Padahal dia tadi hanya ingin memastikan kalau gadis yang pernah di selamat dulu ini benar atau bukan, ternyata benar. Kalau di lihat lihat Gladys sangat cantik terpaan angin yang membuat rambutnya bergoyang goyang merdu.

"Hai, lo Gladys kan? Yang gue tolong dulu? " tanya Dikta membalas Seniman manis Gladys.

"Iya, eh makasih yah sekali lagi untuk pertolongannya," ucap Gladys dengan terkekeh pelan.

"Sama sama, lo lagi baca novel yah? Gue boleh duduk disini kalau gak ganggu," ucap Dikta.

"Boleh duduk aja," balas Gladys dengan tersenyum lembur.

Dikta pun lambung duduk di depan Gladys, dengan tangannya yang ternyata tengah memegang novel.

"Lo juga mau baca novel? Lo suka novel? " tanya Gladys dengan manik yang berbinar.

"Suka, gue suka banget sama novel tema kerajaan kek gitu. Kalau lo? " tanya Dikta.

"Gue suka fiksi remaja yang romantis gitu, seru soal nya," jawab Gladys terkekeh pelan.

"Bagus itu, gue pernah baca novel tentang kek gitu, emang seru sih," ucap Dikta.

"Gue suka dunia romantis, bahkan dengan tidak tahu dirinya gue selalu merasa kalau gue pemeran utamanya yang di ratukan sama pasangannya. Ah romantis sekali," ucap Gladys dengan hayalannya.

Dikta terkekeh gemas mendengar itu, apalagi mimik wajah Gladys yang terlihat sangat mendalami hayalannya itu.

"Jadi lo suka cowok romantis dong? " tanya Dikta.

"Yah, suka banget, " seru Gladys dengan tersenyum senang.

"Masa sih? Kalau lo suka sama cowok romantis kenapa lo pacaran sama Ken? Setahu gue Ken itu playboy, dia gak cukup sama satu perempuan. Belum lagi sikapnya yang kasar dan gak pernah lembut," ucap Dikta.

Gladys menghela nafas panjangnya, sepertinya semua orang sudah tahu soal hubungan dia dan Ken! Buktinya Dikta saja sampai tahu.

"Sulit buat jelasinnya," gumam Gladys.

"Lo dipaksa yah? " tanya Dikta.

"Kenapa lo mikir kek gitu? " tanya Gladys.

"Kan tipe lo cowok romantis, sedangkan Ken jauh dari tipe lo! Udah ketebak kalau lo emang di paksa," ucap Dikta terkekeh pelan.

"Yah seperti itu lah," gumam Gladys dengan helaan nafasnya berat.

"Kenapa gak minta putus aja? " tanya Dikta.

"Lo pikir gampang? " tanya Gladys dengan gelengan kepalanya.

"Hm, susah kayaknya. "

"Udahlah jangan bahas dia! Gue gak mau bahas dia, lebih baik kita ngobrol novel kesukaan kita yuk, sekalian gue mau minta rekomendasi novel yang seru dari lo," ucap Gladys dengan sangat antusias.

"Lo mau novel apa? "

***************

Mengobrol dengan Dikta ternyata sangat seru, Apalagi mereka mempunyai kesukaan yang sama dan obrolan mereka semakin panjang sampai tak terasa kalau mereka melewati waktu istirahat dengan cepat.

Setelah berpisah dengan Dikta tadi, Gladys pun melangkah menuju kelasnya, kalau dia ke kantin gak akan bisa! Masalahnya jam pelajaran selanjutnya akan tiba.

Dengan langkah yang riang, Gladys berjalan menuju kelasnya dengan memeluk beberapa buku yang sempat dia pinjam tadi. Sepertinya besok dia akan ke perpus lagi untuk melanjutkan bacaan novelnya yang sangat menyenangkan itu.

"Ekhem."

Suara dehaman membuat langkah Gladys terhenti. Suara bassnya sangat kental dan dia tahu suara siapa itu.

"Seneng banget yah, ngobrol ngobrol sama cowok lain? Seru hm? "

Ken! Dia Ken.

.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....

Jangan lupa vote dan comen yah❤

My Kendrick Badboy (Proses revisi)Where stories live. Discover now