KENDRICK 19

1.4K 38 5
                                    

"Awww." Gladys meringis kala punggungnya terbentur begitu kuat pada dinding di gudang sekolah, dia memejamkan kedua matanya merasa hawa yang tak enak yang diberikan oleh Ken.

Hari ini ternyata Ken sudah kembali kesekolah, dia lupa kalau Ken hanya di skors selama 2 hari. Kenapa masa hukuman Ken terdengar sangat cepat, padahal hidup Gladys selama 2 hari ini baik baik saja, kalau seperti ini maka hidup Gladys akan kembali tertekan.

"Seru yah, ngobrol haha hihi sama cowok?" bisik Ken dengan mengungkung tubuh Gladys dengan kedua tangannya.

Gladys tak menjawab, dia hanya tengah berpikir kenapa Ken tahu kalau tadi dia mengobrol dengan Dikta, siap siap saja kalau dia akan mendapatkan amarah dari Ken, apalagi dia baru ingat soal ancaman Ken tempo lalu.

"Ngobrol apa aja tadi Hm? Ada kontak fisik kah?" bisiknya sekali lagi, sekarang tangannya mulai mengelus kasar pipi mulus Gladys.

"Gimana? Jawab dong, jangan diem aja! Mendadak bisu, atau di larang sama cowok lo yang tadi buat gak ngobrol sama gue? Nurut banget yah," ucap Ken dengan menarik kasar rahang Gladys supaya membalas tatapannya.

Manik Gladys masih terpejam, dia belum berani untuk membuka matanya dan membalas tatapan Ken yang sudah dia pastikan kalau Ken sangat marah.

"Buka mata lo, tatap mata gue dan jawab semua pertanyaan gue!" desis Ken menggeram marah.

Gladys masih tetap diam! Demi apa pun susah untuk membangun keberanian dalam dirinya sedangkan didepan sana sudah ada amarah yang begitu terasa besar.

"GLADYS!" teriak Ken marah.

Tubuh Gladys tersentak kaget, dia sontak membuka matanya dan membalas tatapan Ken yang tajam dan penuh ancaman.

"Gu-gue gak apa apa kok, Cuma ngobrol doang," jawab Gladys dengan suara yang bergetar.

"Oh yah? Yakin gak ngapa ngapain? Gue lihat tadi dia ngelus pipi lo kan?" tanya Ken dengan sinis.

"Enggak Ken, demi Tuhan gue disentuh sama dia!" ucap Gladys tegas.

"Yakin? Jawab yang jujur atau enggak gue bakal buat perhitungan!" ancam Ken.

"Demi Tuhan Ken, gue gak bohong," ucap Gladys memelas.

"Oh lo gak mau jujur." Ken menghempaskan wajah Gladys dengan sangat kasar, dia pun berbalik dan pergi meninggalkan gudang yang gelap itu. langkahnya yang lebar membuat Gladys panik.

"Dia mau ngapain? Dia mau ngasih pelajaran ke siapa?" gumam Gladys panik, tidak mau terjadi sesuatu yang tidak tidak pun, Gladys langsung berlari menyusul Ken.

Benar saja dugaannya, ternyata Ken menghampiri Dikta yang hendak saja masuk kedalam kelas. Dengan sangat kasar Ken menarik kerah seragam Dikta dan mendorongnya dengan sangat kuat.

Gladys menutup mulutnya syok, bukan hanya dia yang syok, semua orang yang berada disana pun menjerit kaget dengan tindakan Ken.

"Ken," panggil Gladys lirih, kakinya terasa membeku tak mampu untuk maju kedepan dan menghalang tindakan Ken yang saat ini tengah memukul habis wajah dan tubuh Dikta tanpa ampun.

Semua orang disana mulai mencoba untuk memisahkan Ken, mereka panik melihat Dikta yang mengerang kesakitan dan tak mampu melawan pukulan demi pukulan yang diberikan oleh Ken secara brutal.

"Ken," panggil Gladys semakin cemas, dia cemas melihat kondisi Dikta. Dia tidak akan pernah tahu kalau semuanya akan menjadi seperti ini, dia pikir Ken akan melukainya seperti kemarin kemarin, tetapi sekarang Ken lebih melampiaskan semuanya pada Dikta yang pernah menolongnya dulu.

"Bajingan! Mati lo hah!" bentak Ken tak mau berhenti.

"Ken udah!" semua orang berseru panik karena Ken semakin brutal.

Gladys bingung sekarang, dia harus apa? Mencegah Ken rasanya tidak mungkin karena Ken akan semakin marah, yang ada nanti Ken akan berpikir kalau dia mencoba membela Dikta.

"Gladys lihat ini! Lo harus tahu kalau gue gak punya kesabaran yang tebal!" teriak Ken dengan menunjuk wajah Dikta yang sudah babak belur.

Manik Gladys berkaca kaca, dia pun memberanikan diri untuk menghampiri Ken dan mencoba untuk menghentikkan semuanya.

"Udah Ken, gue ngaku salah, udah jangan gini! Gue janji gak akan deket deket sama cowok lain lagi, gue janji Ken," ucap Gladys dengan terisak pelan.

Ken menaikan satu alisnya, dia menatap air mata yang turun bebas melewati pipi mulus Gladys.

"Lo nangis buat siapa? Lo nangis buat dia?" tanya Ken menggeram marah.

"Enggak Ken, gue gak suka lihat kayak gini, gue takut Ken," ucap Gladys dengan isakannya.

Ken terkekeh sinis, dia pun menendang tubuh Dikta dan melepaskannya, perlahan dia melangkah mendekati Gladys dengan senyuman sinisnya.

Gladys menunduk dengan isak tangisnnya, sejujurnya dia merasa sangat bersalah pada Dikta, Dikta seperti itu karena ulahnya!

"Kapok Hm?" tanya Ken dengan menghapus air mata yang membasahi pipi Gladys.

Gladys terdiam, perlahan dia mengangkat wajahnya dan menatap manik Ken yang tajam.

"Gue minta maaf, jangan gini lagi Ken."

My Kendrick Badboy (Proses revisi)Where stories live. Discover now