chapter 3

181 30 0
                                    

Malam ini adalah malam segala malam...

Seorang gadis berambut kecoklatan mengernyitkan dahi ketika ia melihat acara talk show yang disiarkan oleh salah satu stasiun TV.

"Acara menjijikan!" ia menggerutu, "kenapa tidak ada yang lain?"

"Ada" seorang anak lelaki berusia sekitar 12 tahun mengambil remot TV dan menggantinya ke sebuah channel musik.

"Apa ini?"

"Ini acara musik favoritku ketika The Purge berlangsung"

Layar TV menampilkan seorang pria gendut berkostum badut "Selamat malam Pemirsa! Buat yang tak berpasitipasi di The Purge malam ini, jangan khawatir! Karena kami akan menampilkan hiburan untuk menemani anda di rumah"

Pria berkostum badut memutarkan sebuah lagu dari band METALLICA berjudul Devil Dance. Kamera langsung menyorot kepada para penonton. Penonton pun sangat menikmati lagu ini, mereka mengangkat tangan mereka ke atas sambil sesekali menggoyangkan badan.

"Jangan khawatir para penonton juga pemirsa di rumah, karena kami belum selesai. Well, tanpa basa-basi lagi langsung kita panggilkan Jennifer Lovez yang akan menyanyikan lagu tema tahun ini"

Penonton langsung bersorak. Dari balik panggung muncul sosok seorang penyanyi sexy bernama Jennifer Lovez bersama para dancer-nya. Para penonton berjingkrak-jingkrak sambil menggoyangkan badan karena liriknya sangat sesuai untuk membangkitkan semangat kala The Purge.

Namun tiba-tiba, tanpa ada peringatan, para dancer dibelakang Jennifer langsung mengeluarkan senjata mereka masing-masing. Gitaris, drum, juga tidak tinggal diam. Mereka mengeluarkan pedang yang disembunyikan diam-diam. 

Mereka langsung menyerang Jennifer dan membunuh para penonton tersebut dengan membabi buta. Teriakan terdengar bersahut-sahutan dari studio TV itu, diikuti bercak darah yang terciprat kemana-mana bahkan mengenai kamera.

"Ke-kenapa jadi seperti ini?"

"Astaga, Gabi! Falco! Apa yang kalian tonton?!"

"A-aku... Ti-tidak..."

Pria rambut kuning berkumis merebut remot dan segera mematikan TV.

***

Eren menyelusuri jalanan kota untuk sampai ke target nya. Eren sudah tahu rumahnya, jaraknya sekitar 1,5 KM. Bukan masalah, tekadnya sudah bulat, Eren yakin bisa melakukannya. e

Belum sampai 2 jam mayat-mayat sudah bergelimpangan di jalanan. Sungguh malang nasib mereka. Kepala bocor, usus terburai, bahkan ada yang tubuhnya terbelah dua. Amerika seperti berubah menjadi neraka. Eren yakin bahwa mayat-mayat ini adalah orang tak bersalah, namun para pelaku menghabisi mereka hanya untuk bersenang-senang di malam The Purge ini.

"Malam ini adalah malam segala malam, terpujilah wahai para Founding Father kita"

3 orang bertopeng segitiga seperti anggota Klu Klue klan menggotong seorang gadis yang telah diikat menuju api unggun.

"Ti-tidak... Jangan!!"

Mata gadis tersebut memohon kepada Eren yang kebetulan lewat di depannya. Berharap Eren berbaik hati dan menolongnya. Tapi Eren malah memalingkan wajah dan melanjutkan perjalanan. Ia tidak punya waktu.

𝗔𝗡𝗔𝗥𝗖𝗛𝗬 (Slow Up)Where stories live. Discover now