chapter 12

102 17 30
                                    

"Zeke?"

Eren menatap tak percaya pria berjanggut di hadapannya. Dia.. Zeke.. Kakak tirinya, kenapa bisa ada disini?

"Kau.. ??"

"Kenapa?" Zeke mendekatkan wajahnya tepat di depan Eren. "Masih ingin pura-pura tak mengenalku lagi?"

"Bagaimana bisa?"

Zeke menghela nafas, "Kita tak punya banyak waktu.. Sekarang cepat naik ke dalam mobil!"

"Tapi--"

"Nanti akan kuceritakan semuanya, aku janji"

Zeke memberi kode kepada anak buahnya untuk melepaskan dan membawa Mikasa serta Sasha kedalam mobil.

"Hei!"

"Tenang saja, pacarmu tak akan kulukai" ucap Zeke terkekeh.

"Tidak lucu!"

"Oke semuanya.. Seperti yang kalian tahu mobil ferarri hanya cukup untuk dua orang saja.. Makadari itu bawa kedua perempuan ini ke dalam truk bersama Eren, adikku tercinta.." Zeke menginterupsi. Semua anggotanya mengangguk menyetujui.

Eren, Mikasa, Sasha, Zeke dan beberapa anak buahnya masuk kedalam truk. Tujuan mereka saat ini adalah mendatangi kediaman seseorang untuk membalaskan dendam yang sama. Namun dibandingkan itu semua, yang membuat Eren tak percaya dan merasa ini mimpi adalah orang itu, pria berjanggut yang merupakan Kakak tirinya.

"Ada apa, huh?"

"Ceritakan semuanya!" tegas Eren.

"Haha.." Zeke tertawa pelan, "apakah sekarang kau sudah mengingatku, Eren?"

"Jangan buang-buang waktu!"

"Kenapa sekarang kau kelihatan tertarik?"

"Kau sudah berjanji akan mengatakan semuanya. Sekarang adalah waktu yang tepat, cepatlah!"

Zeke menepuk pundak Eren, "Kau pasti mengira aku sudah mati, kan? Aku tidak mati, Eren. Aku hanya kabur."

"Ka-kabur?"

"Ya. Aku kabur dari rumah saat usiamu masih 8 tahun. Aku pergi ke Meksiko dan tinggal di rumah Ibuku. Apa kau tahu alasannya kenapa aku kabur?"

Eren mengangkat bahu, "T-tidak"

"Karena aku benci Ayahmu, lebih tepatnya Ayah kita. Kita adalah saudara tiri satu Ayah beda Ibu. Dulu ketika aku masih kecil dan Ibu masih hidup, kami bertiga pindah dari Meksiko lalu tinggal disini, di Amerika. Semuanya terasa damai sebelum akhirnya orang-orang radikal itu datang kerumah kami dan berhasil membunuh Ibu. Ayah tak melakukan apa-apa, dia hanya bersembunyi sambil menangis. Padahal jika ia bertindak saat itu mungkin Ibu masih bisa diselamatkan. Beberapa bulan setelah kejadian tersebut Ayah bertemu dengan Ibumu kemudian menikah. Dia langsung melupakan Ibu begitu saja dan mengatakan bahwa kematian Ibu adalah takdir. Aku sangat membenci Ayah dan Ibumu. Namun rasa benciku perlahan memudar sesaat setelah kau lahir. Dulu kita sering bermain bersama di danau, kau ingat? "

Eren tersenyum tipis tapi senyuman itu memudar seketika "Tapi... Kenapa harus kabur?"

Zeke menunduk. Ia merasa tidak ingin menceritakan kenangan buruk tersebut. "Bayang-bayang kematian Ibu terus terngiang di benakku. Makanya aku kabur dari rumah di usia 18 tahun saat itu. Aku merasa sedikit membaik tinggal di Meksiko, tepatnya di rumah Ibuku dulu"

"Tapi.. Kau.. Kau meninggalkanku. Kukira kita akan tetap bersama"

"Sayangnya itu tidak berlaku lagi" ucap Zeke.

"Mungkin kau belum tahu bahwa Ibuku juga pendatang dari Jerman" Eren menambahkan.

"Aku tahu, makanya Ibumu dibunuh. Baik Ibumu, Ibuku, dan Ayah kita semuanya adalah pendatang. Penduduk Amerika tidak suka dengan pendatang, mereka menganggap bahwa pendatang adalah hama yang harus dibasmi. Itulah mengapa pemerintah Amerika menciptakan The Purge dan melegalkan semua kejahatan selama 12 jam. Karena orang-orang itu berpikir dengan adanya The Purge maka negara ini akan murni kembali dan stabil. Selain membasmi orang lemah dan para pendatang, mereka juga memperkosa, merampok, membobol, dan lainnya. Mereka berbuat sesuka hati mereka di malam The Purge "

𝗔𝗡𝗔𝗥𝗖𝗛𝗬 (Slow Up)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu