chapter 5

140 24 0
                                    

Eren tak berkutik. Jangan mati dulu, ia masih punya rencana yang belum terlaksana, Eren membatin. Tapi jika sudah seperti ini? Apakah masih bisa selamat? Ia berharap Tuhan memberinya waktu untuk hidup lebih lama lagi.

"Halo! Kantor polisi, halo!" Sasha berusaha berbicara di telepon, "tolong..tolong kami! Kami terjebak di bus sekolah dan ada sekumpulan orang yang akan membunuh kami.. Halo! Halo!"

"Percuma. Mereka takan menjawab panggilanmu" celetuk salah seorang tunawisma, "kau tahu sendiri kan aturan The Purge? Semua polisi dan aparat keamanan lainnya takan berfungsi selama The Purge berlangsung. Kita sendirian disini"

"Itu berarti... Kita semua akan mati" Sasha terisak.

"Cukup Sasha, menangis tidak akan mengubah apapun"

"Mungkin kau benar, Sasha. Kita akan mati malam ini" Eren menimpali

Mendengarnya, tangisan Sasha semakin kencang.

5 detik setelah Eren berbicara, para anggota geng itu mulai menembaki bus tersebut.

Dor

Dor

Dor

"Arghhhhh!!!!" seisi bus mulai berteriak.

"Semuanya! Menunduk!" semua yang ada di bus menunduk menghindari tembakan membabi buta itu. Kaca-kaca jendela pecah menimpa kepala mereka.

"Arghh.. Sial!" Eren meringis ketika satu pecahan kaca melukai jarinya.

Mata hijaunya kemudian melihat kearah Mikasa dan Sasha. Apakah rencana nya gagal dan ia akan berakhir disini? Padahal ia sudah setengah jalan. Tetapi jika ia nekat melanjutkannya Mikasa tak akan tinggal diam. Gadis itu pasti mencegahnya apapun caranya.

Merasa tidak puas hanya dengan menembaki mereka, sang ketua geng menoleh kepada salah satu anak buahnya. Mengerti dengan maksud si bos, ia mengangguk kemudian mengajak anggota yang lain untuk menyiramkan bensin ke bus itu.

"Bau apa ini?" tanya Eren

"Tunggu, bukannya ini--"

Blarr

Seseorang menyalakan api dan api pun menyebar dengan cepat ke semua penjuru arah. Sebenarnya mereka bisa keluar dari bus melalui kaca jendela yang pecah. Namun api menghalangi mereka. Mereka tidak bisa lewat begitu saja.

Sedangkan para anggota geng itu pergi begitu saja setelah puas menembaki dan membakar bus itu.

"Arghhhh.... Tidakk!!" para tunawisma berteriak.

"Tolong... Tolong kami..."

Eren berpikir untuk mencari cara agar bisa keluar darisana. Sedangkan asap mulai menyeruak dari dalam bus dan menganggu pernafasan.

"Eren?"

"Kita tidak bisa keluar darisini"

"Disini tidak ada apa-apa. Tidak ada sesuatu yang bisa digunakan"

"Lihat!" seorang tunawisma berseru. Menunjuk ke sebuah jendela depan bus yang belum banyak dilalap api.

"Kita bisa keluar lewat sana"

"Ide bagus!" Mikasa menjawab

"Ta-tapi..."

"Tidak ada waktu lagi, Sasha!"

Eren benar, api sudah mulai melahap bagian belakang bus. Lambat laun api itu juga akan membakar bagian depan dan mereka akan hangus jika tidak bertindak.

"Cepat! Cepat!"

"Sasha, kau duluan" Mikasa mendorong pelan tubuh Sasha dari belakang.

"Uhh..." Sasha meringis ketika jemarinya mengenai pecahan kaca.

𝗔𝗡𝗔𝗥𝗖𝗛𝗬 (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang