chapter 17

78 14 21
                                    

"Colt!"

"Kau tidak apa-apa?"

"Iya" Gabi mengangguk.

"Kalian, cepat pergi darisini!" Colt menginterupsi kepada mereka berempat. Setelah berhasil menumbangkan beberapa anak buah dari Zeke, Colt merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk melarikan diri.

"Pieck, bawa mereka dan pergi darisini!"

"Tapi.."

"Cepat!"

Pieck akhirnya mengerti. Wanita itu segera menyuruh Gabi dan Falco serta memapah Samuel yang terluka untuk pergi darisana.

Jari telunjuk Gabi kemudian menunjuk ke arah pintu dapur yang tak dijaga oleh siapa-siapa. "Di dalam dapur itu ada pintu yang mengarah ke gudang penyimpanan. Setelah sampai di gudang penyimpanan kita bisa memecahkan kaca jendela agar keluar darisini"

"Kalau begitu ayo cepat!" Pieck menyuruh Gabi dan Falco agar berlari segera. Kedua bocah itu lari terlebih dahulu menuju dapur menuruti perintah Pieck. Namun sayang bagi Pieck, karena kaki Samuel terluka akibat tertimpa reruntuhan bangunan, membuat wanita mungil itu kesusahan ketika memapah Samuel.

"Bisakah kau berjalan lebih cepat sedikit, Samuel?" gerutu Pieck.

Samuel menatap Pieck sinis, "kau tidak lihat kakiku, hah?! Jika bukan karena reruntuhan sialan itu aku juga tidak akan kabur begini. Aku pasti akan melawan mereka"

Bola mata Pieck berputar dengan kesal, "seharusnya kau berterima kasih padaku karena kau masih hidup. Melihat sikapmu yang seperti ini lebih baik aku biarkan saja kau mati tadi"

"Paman Samuel, Pieck, disini! Cepat!!" Gabi melambaikan tangan kepada mereka berdua agar segera mendekat. Melihat Gabi dan Falco baik-baik saja ditambah dengan keadaan yang masih cukup terkendali, membuat Pieck tersenyum selama beberapa detik.

"Gabi, Falco, Syukurlah!"

Namun disaat langkah mereka tertinggal beberapa senti lagi menuju dapur, tiba-tiba saja...

Dor!

Satu letusan tembakan dari samping hampir saja mengenai pelipis Pieck jika saja wanita itu tidak segera menghindar.

"Pieck!"

Pieck ambruk ke lantai bersamaan dengan tubuh Samuel. Terdengar suara langkah kaki dari arah kanan, ketika Pieck menoleh, ia mendapati seorang pria berambut merah sedang berdiri di sana. Sambil menodongkan senjatanya.

"Hello.. Bitch!" pria berambut merah yang tak lain adalah Floch itu mendekati Pieck dan Samuel. Floch mengangkat kakinya tepat di depan wajah Pieck lalu..

Bugh!

Floch menginjak permukaan wajah Pieck hingga membuat hidung wanita itu bercucuran darah segar. Setelah Pieck, Floch beralih kepada orang yang satunya, Samuel. Sebelum melancarkan aksinya, Floch berkata kepada kepala keluarga Braun itu.

"Aku memang tidak ada kaitan apapun dengan kalian. Aku tidak terlibat dalam balas dendam Yeager bersaudara itu. Aku melakukan ini demi uang. Ya, kau tahu uang kan? Zeke akan membayarku jika aku berhasil menumbangkan beberapa dari kalian. Uang itu segalanya, benar begitu? Tanpa uang kita tidak bisa apa-apa. Atau mungkin ucapanku terbalik? Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang."

Samuel meludahkan darah yang sempat tergumpal dalam mulutnya, "sial... Aku baru tahu kalau binatang berkaki empat itu bisa bicara"

Floch menyahut lagi dengan santai. Tanpa memperdulikan hinaan Samuel sama sekali. "Untuk kau, Samuel, aku tidak akan membunuhmu. Aku hanya ingin bermain-main denganmu. Karena yang akan membunuhmu adalah...." Floch mendekatkan bibirnya di telinga Samuel, berbisik disana. Seketika itu juga bulu kuduk Samuel berdiri karena ia tahu siapa orang yang dimaksud.

𝗔𝗡𝗔𝗥𝗖𝗛𝗬 (Slow Up)Where stories live. Discover now