Chapter 18

223 39 11
                                    

Yixing mengintip dari balik pintu memperhatikan apa yang dilakukan tiga orang yang mengenakan penutup di wajahnya seakan tak ingin memperlihatkan wajah mereka. Ketiganya terlihat berlalu lalang membuka setiap tempat penyimpanan. Samar-samar namun pendengarannya masih bisa menangkap pembicaraan mereka

"Apa kalian menemukannya?"

"Surat itu tidak ditemukan. Tempat penyimpanan surat milik Yang Mulia Ratu hanya berisi surat-surat biasa"

"Bagaimana dengan lemari dan tempat penyimpanan perhiasan?"

"Surat itu juga tidak ditemukan disana"

"Sial. Dimana Yang Mulia Ratu menyembunyikan surat itu?"

Sebuah suara dari luar mengalihkan perhatian ketiga orang itu. Mereka menatap ke arah luar dengan siaga. Salah satunya melangkah untuk melihat keadaan di luar melalui celah pintu. Namun tak terlihat siapapun disana. Walau terlihat sepi namun dirinya merasa waspada

"Kita pergi. Aku merasakan firasat yang tidak bagus"

Ketiga orang itu menghentikan langkahnya ketika beberapa langkah di depannya terlihat dua orang laki-laki mengenakan pakaian layaknya bangsawan biasa. Ketiganya tak bisa melihat dengan jelas wajah mereka karena mereka berdiri di kegelapan yang tak tersorot cahaya

"Rupanya ada tikus yang sedang menyelinap"

"Aku mengira yang datang adalah para pengawal namun rupanya hanya seorang pemuda bangsawan. Bukan hal mudah membunuh pemuda manja seperti kalian"

Bukannya takut kedua laki-laki itu hanya tertawa mendengar perkataan salah satu orang yang dianggapnya tikus

"Kita akan melihat siapa yang terbunuh lebih dulu" Salah satu laki-laki berpakaian bangsawan itu mengeluarkan pedang dari sarungnya memperlihatkan bagaimana tajamnya pedang itu. Pedang saling beradu membuat suara yang cukup berisik. Namun tak satu pun yang terganggu akan suara pedang yang saling beradu

Dua melawan tiga. Pertarungan yang tak seimbang namun terlihat seru. Dua laki-laki berpakaian bangsawan itu sangat gesit untuk menghindar dan sangat cepat dalam menyerang. Permainan pedang mereka bahkan mampu mengimbangi tiga orang yang menjadi lawannya. Walau seperti itu namun tak ada yang saling mengalah

Seseorang terlihat menikmati pemandangan di bawahnya dari atas pohon. Dia hanya menatap datar dari atas sana seraya tersenyum penuh arti. Dirinya seakan tidak berminta untuk melerai ataupun membantu pertarungan di bawahnya. Orang itu mengalihkan pandangannya dan bertemu tatap dengan seseorang yang berdiri tak jauh dari kamar sang ratu. Orang itu hanya menatap dirinya sekilas dan bergegas pergi dari sana

"Membosankan. Berhentilah bermain-main dan selesaikan"

Ketiga orang yang mengenakan penutup di wajah mereka mendongak untuk mencari tahu siapa yang sedang berteriak. Seorang laki-laki berpakaian sama dengan lawan mereka tengah duduk bersandar di dahan pohon

"Dengan senang hati. Aku juga sudah lelah menahannya" Tak berselang lama setelah mengatakan itu dua orang yang mengenakan penutup di wajah mereka telah tak sadarkan diri. Tersisa satu di antaranya. Ketika hendak menyerangnya, orang itu lebih dulu melarikan diri

"Aku akan mengejarnya" Sebuah tangan menahan dirinya membuatnya tidak bisa mengejar orang yang telah melarikan diri itu

"Tidak perlu. Aku yakin dia akan kembali lagi walau bukan dalam waktu dekat"

"Kalian benar-benar membunuhnya?"  Laki-laki yang sedari tadi melihat semuanya dari atas pohon segera turun dan menghampiri dua orang laki-laki yang menjadi tontonannya

"Tentu saja tidak. Hyungnim pikir Yixing hyungnim dan Junmyeon hyungnim akan membiarkanku jika membunuhnya. Hyungnim tahu seberapa besar keinginanku untuk membunuh mereka"

Secret World [EXO Fanfiction] ✔️Where stories live. Discover now