C : Cringe

449 62 4
                                    



"hueks!"

Jeongyeon berpura-pura ingin muntah saat Dahyun memberikan pujian manis untuk kekasihnya, Sana.

"sirik!" cibir Dahyun lalu merangkul kekasihnya.

"mwoya?"

Jeongyeon tertawa pelan, tak terima disebut iri oleh adik kelasnya.

"Dahyun benar! Bilang saja kau iri Jeong karena tidak ada Nayeon jadi tidak bisa bermesraan." Timpal Sana membela Dahyun.

Jeonyeon terkekeh pelan.

"aniya!" bantahnya.

"biarkan saja sayang, anggap saja tidak ada Jeongyeon Hyung." Ucap Dahyun dengan mengusap sayang kepala Sana.

Sana mengangguk kecil dengan tersenyum manis, membuat Dahyun gemas sendiri melihat Sana. Sepasang kekasih ini melanjutkan kembali memadu kasih yang sempat tertunda karena Jeongyeon yang terus menginterupsi.

Jeongyeon melirik sinis lalu memainkan ponselnya, mengabaikan pasangan kekasih yang sedang bermesraan, Jeongyeon sedikit menyesal menuruti permintaan Nayeon yang menyuruhnya menunggu di apartemen Dahyun.

"chagiya, kau tahu maksud dari Aku bakalan berhenti cinta sama kamu kalau gajah sudah bisa terbang sendiri?"

Dahyun kembali melanjutkan sesi bualan yang sempat tertunda dengan mengelus pipi Sana yang bersandar manja pada dadanya.

"tidak, apa maksudnya?"

"artinya tidak mungkin, gajah tidak mungkin bisa terbang sama seperti cintaku padamu yang tak mungkin berpaling."

"Dahyun-aah~"

Sana merengek manja, bualan Dahyun membuatnya tersipu malu, dia bahkan menyembunyikan wajahnya di dada Dahyun membuat sang kekasih terkekeh pelan.

Jeongyeon memutar bola matanya, meringis ngeri mendengar bualan Dahyun.

"aku sumpahin besok putus." Gumam Jeongyeon.

Jeongyeon membuka aplikasi chat, mengirim pesan pada Nayeon untuk segera datang, dia sudah tak tahan dengan Dahyun dan Sana yang terus bermesraan, membuatnya muak, ingin muntah.

"Dahyun-aah setelah lulus kita langsung nikah ya." Pinta Sana.

"eh?" bingung Dahyun yang tiba-tiba ditembak menikah oleh kekasihnya.

"katanya tak mungkin berpaling jadi setelah lulus kita harus menikah!"

Dahyun hanya tersenyum kikuk pada Sana, kenapa gombalannya berujung pernikahan, bukan tak mau menikah tapi setelah lulus dia harus mencari pekerjaan memastikan kehidupannya baik, setelah itu dia baru bisa menikah.

"mati kau!" seru Jeongyeon pada layar ponselnya yang memainkan game peperangan dan sedikit menyindir Dahyun.

Dalam hati Jeongyeon tertawa pelan, menertawakan Dahyun yang ditembak menikah oleh Sana,  lelaki itu tampak tak berkutik setelah kekasihnya meminta dia untuk menikah.

Sekarang mereka hanya diam, Dahyun tak ingin salah berucap lagi sedangkan Sana membayangkan kehidupan pernikahan yang bahagia bersama Dahyun dan beberapa anak.




***





"Nabongie~"

Jeongyeon menyambut Nayeon yang baru tiba bersama Jihyo.

Dua wanita itu mengerutkan kening melihat tingkah Jeongyeon yang terlihat aneh, sejak kapan Jeongyeon merengek manja seperti ini, kalau seperti ini pasti terjadi sesuatu padanya.

"kau kenapa?" tanya Nayeon duduk di samping Jeongyeon dan menyimpan tasnya.

"heheheh."

Jeongyeon tersenyum meringis, Nayeon menggelengkan kepala dengan tingkah Jeongyeon, kepala kekasihnya mungkin terbentur sesuatu hingga seperti ini.

"Nayeon-aah, apa kau memiliki kembaran?" Tanyanya tiba-tiba.

"huh? Tidak, sejak kapan aku memiliki kembaran, jangan ngarang!"

"aah~ berarti kau yang paling cantik di dunia."

"mwoya?! kamchagi?!" kaget Jihyo dengan membuka mulut.

Jeongyeon bukan tipe pembual, sangat mengherankan kalau lelaki ini tiba-tiba mengatakan rayuan.

Jeongyeon tersenyum menggoda, Nayeon salah tingkah, dia mengambil bubble tea miliknya dengan menyesap perlahan.

"Nabong, di wajahmu ada sesuatu." Tunjuk Jeongyeon.

"sesuatu? Apa?"

Nayeon menyentuh wajahnya, mencari yang dimaksud Jeongyeon dia bahkan bertanya pada Jihyo dan temannya menggelengkan kepala, tidak ada sesuatu yang dimaksud Jeongyeon.

"tidak ada." Ucap Nayeon, dia bahkan melihat wajahnya di layar ponsel, memastikan apa yang dikatakan Jeongyeon.

"ada, kecantikan, kau sangat cantik sekali."

Jihyo kembali membuka lebar mulutnya dengan mata membulat sempurna, sepertinya Jeongyeon kerasukan.

Nayeon tak bisa menyembunyikan wajah, dia menutupi wajah dengan kedua tangan.

"hahahaha!"

Jeongyeon tertawa puas melihat kekasihnya yang salah tingkah hingga wajahnya merona.

Dahyun dan Sana yang melihat tingkah Jeongyeon hanya terdiam, sepertinya Jeongyeon membalas dendam dengan apa yang terjadi sebelumnya.

Plak!

Nayeon memukul keras lengan Jeongyeon, tidak biasanya Jeongyeon seperti ini, dia sangat malu terlebih ada temannya yang lain.

Jeongyeon tak berhenti tertawa melihat reaksi Nayeon, ternyata menggoda kekasihnya dengan bualan maut itu menyenangkan.

"Nayeon-aah~"

Nayeon mengipasi wajahnya yang memerah, Jeongyeon sudah membuatnya sangat malu.

"wae?!" ketus Nayeon, apa lagi yang akan dilakukan Jeongyeon padanya.

"kemarin kenapa kau menyerangku?"

"mwo? Aku tidak menyerangmu."

Kening Nayeon mengerut, tak paham maksud Jeongyeon.

Jihyo, Sana, dan Dahyun menatap awas, apa yang akan dilakukan Jeongyeon setelah ini.

"kau menyerang jantungku dengan cintamu."

Ketiga teman Jeongyeon mendengus malas, mereka bahkan melemparkan sesuatu pada Jeongyeon.

"Keumanhae Yoo Jeongyeon! Kau mengerikan!"

"hahahahaha."

Jeongyeon menjulurkan lidahnya, merasa puas sudah berhasil membalaskan dendam, dia bahkan menari tidak jelas karena akhirnya Dahyun merasakan apa yang dia rasakan sebelumnya.

Dahyun menatap malas, kakak tingkatnya ini memang sangat menyebalkan.

Sana hanya tersenyum melihat tingkah manis Jeongyeon pada Nayeon, tak menyangka kalau ternyata dia bisa bersikap seperti itu.

Jihyo bergedik ngeri, Jeongyeon bersikap cringe membuat Jihyo melirik dengan tatapan aneh.



¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Our Love StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora