H : Honesty

345 52 3
                                    

"Jeong!"

"hm!"

Jeongyeon menyahut dengan mata yang fokus dengan lego yang sedang dia susun.

"Jeongyeon! Ish!"

Nayeon menarik lengan Jeongyeon, mencoba mengalihkan atensi sang kekasih dari benda-benda kesayangannya.

"Apa Nayeon?" lugasnya menatap Nayeon.

"aku dan Mina cantikkan mana?"

"mwoya?"

"katakan saja, aku dan Mina cantikan mana?"

Nayeon bergaya centil berharap sang kekasih akan mengatakan hal yang membuatnya merasa senang.

Jeongyeon menggelengkan kepala dengan kelakuan kekasihnya. Dia tidak bisa memilih antara Mina dan Nayeon keduanya cantik dan memiliki aura tersendiri.

"jujur saja pasti kau memilih Mina!" ketus Nayeon saat Jeongyeon tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"itu tahu!"

"ish! Kau masih menyukainya?"

"aniya!"

"lalu kenapa mengatakan kalau Mina jauh lebih cantik dari aku?"

"aku hanya mengatakan yang sejujurnya."

"menyebalkan! Pacaran saja dengan Mina!"

Nayeon mendorong Jeongyeon untuk sedikit menjauh darinya, kesal karena sang kekasih tak pengertian sekali, Jeongyeon memang menyebalkan.

"Mina sudah kembali pada Chaeyoung."

Nayeon menatap Jeongyeon dengan mata menyipit sebal.

"oh sudah balikan, jadi kalau tidak balikan kau akan berkencan dengan Mina, begitu?"

Jeongyeon menatap Nayeon dengan kening berkerut, tak mengerti maksud sang kekasih.

"mungkin." Jawabnya dan membuat Nayeon semakin meradang.

"Yoo Jeongyeon!!!!" geram Nayeon.

Jeongyeon menghela nafas, dia merasa serba salah.

"Jeongyeon, katakan yang sejujurnya kau masih memendam perasaan pada Mina?" tanya Nayeon waswas, takut kalau ternyata Jeongyeon menjawab iya, Jeongyeon kadang tak memiliki perasaan saat mengatakan hal yang sejujurnya.

"kenapa?" tanya balik Jeongyeon.

"sepertinya kau memang masih belum bisa melupakan Mina." Sedih Nayeon.

Jeongyeon mendesis pelan.

"jangan pernah menebak hati seseorang."

"aku tidak menebak, tapi kenyataannya seperti itu, kau pasti masih memiliki perasaan pada Mina, kau masih memperhatikannya, bahkan masih peduli jika terjadi sesuatu padanya."

"Mina teman kita dan Chaeyoung sudah aku anggap sebagai adikku."

"tapi perasaan tak bisa disembunyikan, kau bahkan lebih memilih Mina jauh lebih cantik daripada aku."

"kenyataannya begitu."

Nayeon mengepalkan tangannya, kekasihnya ini tak berperikemanusiaan. Kalau bukan karena cinta mungkin hubungan mereka sudah kandas, sayang hatinya tak bisa melepaskan Jeongyeon meskipun berulang kali sang kekasih membuat hatinya remuk.

Nayeon terdiam, entah apa yang harus dia katakan pada Jeongyeon, dia sudah kehabisan kata-kata.

Jeongyeon sedikit melirik Nayeon saat menyadari kekasihnya ini diam, dia tersenyum melihat wajah sedih Nayeon, bukan karena senang saat Nayeon sedih tapi karena Nayeon masih cemburu pada Mina.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang