BAB 14 : Penyusup

999 162 1
                                    

Happy reading! ♥️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading! ♥️

*****

Ina POV

Pesta malam itu diselenggarakan dengan lancar, malam itu aku mendapat kenalan baru. Putra Mahkota Wage. Tidak tahu juga apakah ia menganggapku kenalannya atau bukan.

Aku duduk di depaan api unggun dengan selimut tebal yang menghampiriku. Di rumahku? Bukan. Tentu saja di kamar Tuan Duke. Coba bayangkan mana ada pengawal yang menikmati fasilitas kamar majikannya sepertiku? Tentu tidak ada.

Tetapi karena ini adalah pengalaman pertamaku di musim dingin. Kukuku sampai berwarna ungu, bibirku kering, tanganku jika kena air sedikit langsung keriput.

Jam 1 malam, Duke Jade sudah tertidur. Malam ini sangat tenang, sangking tenangnya aku malah merasa ada yang salah.

Karelio sedang di dapur, mengambil coklat untukku dan dia. Dia bilang tidak bisa tidur entah kenapa. Tapi sejak tadi Karelio tak kunjung kembali.

Aku melepas selimutku, untung saja aku menggunakan seragam yang agak tebal.

Aku melepas selimutku, untung saja aku menggunakan seragam yang agak tebal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perlahan kuintip keadaan luar dari lubang kunci pintu. Aman. Aku beralih kepada jendela, menutupnya karena sedikit agak terbuka.

Terbuka...?

Aku rasa aku sudah menutupnya dengan rapat sejak Duke Jade tidur disini...

Tidak! Tuan Duke!

Aku berlari menghampirinya dan segera naik ke atas kasur. Menutup mulutnya dengan telapak tangan dan membangunkannya. Duke Jade terbangun dan duduk, segera aku meletakkan jari telunjukku di bibirku. Sedangkan Duke Jade mengangguk mengerti.

Aku mengeluarkan staff pocket yang mirip sekali dengan yang kuhadiahkan kepada Raja Rudolph. Inilah pentingnya pocket staff, aku tidak perlu membuat suara tepukan tangan saat mengendap-endap di situasi seperti ini.

Sebenarnya apa yang mereka mau?
Nyawa Duke Jade? Harta?
Ataukah Duke Jade menyembunyikan sesuatu di istananya ini?

Mari berpikir, bagaimana cara agar aku dapat melumpuhkan mereka sekaligus tanpa adu fisik.

Aku teringat Shavia selalu menggumamkan sebuah lagu tidur. Katanya lagu itu membuatnya sedikit mengantuk dan mampu menghindarkannya dari insomnia.

Aku menyanyikan lagu "Are You Sleeping?" dengan sedikit bergumam sembari menutup kedua telinga Duke Jade.

Are you sleeping, are you sleeping
Brother John, Brother John?

Masih hening, tidak ada apapun.

Morning bells are ringing
Morning bells are dinging
Ding-dang-dong, ding-dang-dong

Suara gedebuk nyaring terdengar. Dua orang mulai tumbang, oh ternyata kalian bersembunyi di dalam lemari?

Frère Jacques, Frère Jacques
Dormez-vous, dormez-vous?

Empat orang lainnya rubuh dari tempat persembunyiannya masing-masing.

Sonnez le matines, sonnez le matines
Ding-dang-dong, ding-dang-dong

Beberapa orang lainnya lagi mulai jatuh tertidur. Aku cukup kaget karena banyak juga yang menyusup, sedangkan aku yang sejak tadi disini tidak mendengar atau melihat apapun.

Aku turun dari ranjang di sisi kiri, tetapi kesialan sedang menimpaku. Ternyata ada yang masih bangun dan dia bersembunyi di kolong kasur!

"Aakhh!" Penyusup itu langsung menggores pergelangan kakiku dengan pisau kecilnya. Aku terjatuh sembari meringis merasakan perih karena aku tidak pernah memakai sepatu saat di kamar siapapun. Kaki kiriku terasa lemas tidak bertenaga. Darah mengucur dari luka goresan.

"Ina!" Teriak Duke Jade.

Aku melemparkan pocket staff-ku kepada Duke Jade, segera dibukanya tongkat itu. Duke Jade secara membabi-buta menghajar penyusup yang tidak tertidur itu sampai wajahnya penuh lebam dan darah.

Tak jarang juga Duke Jade menendang badannya. Dia menarik baju si penyusup dan membisikkan sesuatu—entah apa itu—. Sepertinya Duke Jade membiarkan satu penyusup itu hidup.

Aku menangis dalam hening, merasakan kakiku yang teramat sangat. Aku segera membuka inventori sihirku dan mengeluarkan sebuah revolver.

Seseorang dari belakang Duke Jade membawa sebuah guci yang akan dihantamkan ke kepala Duke Jade. Aku membidik dengan segera tetapi tanganku bergetar. Aku harus cepat menembak atau aku akan kehilangan Duke Jade, duniaku.

DOR!!

Aku membidik dan menembak ke arah kepalanya, namun malah meleset ke lengan kanannya. Ia berteriak kesakitan, sedangkan guci tadi sudah pecah menjadi serpihan di lantai. Ku tembak sekali lagi tepat di kepalanya, kali ini sedikit bisa akurat meskipun agak melenceng ke pelipis.

Hari ini aku bisa menyelamatkan Duke Jade lagi. Aku beruntung, tidak apa-apa meski harus mengorbankan anggota tubuhku.

Aku merasakan dingin semakin menjadi, tubuhku menggigil. Aku jatuh ke lantai dan nafasku terasa panas. Ada sesuatu di dalam tubuhku yang ingin keluar.

Sedikit saja tubuhku bergerak, maka aku akan merasakan sakit di sekujur tubuhku. Apakah ada racun di pisaunya? Entahlah, yang jelas aku merasa sangat sangat mengantuk dan ingin tidur sekarang.

Aku terjatuh di pelukan Duke Jade. Semua nampak semakin gelap, tetapi aku masih bisa mendengar suara pintu terbuka, suara Duke Jade dan Karelio yang meneriaki namaku. Dan seseorang yang menepuk lembut pipiku.

Ketika aku bangun nanti, aku akan menjewer telinganya karena datang di waktu yang sangat terlambat. Aku akan meminta kompensasi juga kepada Karelio atas apa yang telah terjadi padaku hari ini.

Jika aku masih merasa marah setelah bangun nanti, aku tidak akan membagi camilanku padanya lagi, lihat saja nanti kau, Karelio.

Jika aku bisa bangun nanti, aku akan mengatakan kepada Duke Jade bila aku mencintainya sejak lama. Kekasih gepeng halu-ku yang sekarang sudah menjadi 3D. Aku rela mengorbankan kehidupanku sebelumnya, bahkan diriku sendiri untuk dirinya.

Karena dia adalah satu-satunya lagu cinta bagiku.


Continue.

Continue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Makin pendek ya? Hahaha besok aku buat agak panjangan dehh 😔😔

SL SYNDROME : I Go To Another Dimension To Save The Second Male Lead (END)Where stories live. Discover now