Hanya ingin lepas

2.8K 836 45
                                    

— Hanya ingin lepas

Bukan hanya Malik yang dibahagiakan Siwi akhir-akhir ini, Harun tetangga kos sekaligus juniornya di elektropun keciptran rejeki bertubi-tubi.

Padahal Harun juga tahu masalah hidup Malik, soal konfliknya dengan orang tua dan uang spp serta bulanan yang dipangkas habis.

Tapi apa-apan semua makan yang sangat bukan anak kost ini?

"Lo dari mana Lik?"

"Habis keluar tadi, nih buat makan malem. Bagi juga ke anak-anak lain."

Senin KFC, selasa MCD, dan hari ini HOKBEN.

Bagaimana bisa Malik membeli ini semua sementara kerjanya hanya mengulang di kelas adik tingkat? Nongkrong di BEM? Atau enggak ngopi di warkop depan kampus?

Harun tidak pernah tahu Malik punya side job, lagi pula sebesar apa proyeknya hingga Malik jadi kaum menengah secara tiba-tiba?

"Serius lo?"

"Iya, itu ada 9 bento. Ya udah gue gerah, mau mandi dulu."

Harun menatap pemuda yang sudah diambang pintu kamarnya itu masih dengan tatapan bingung.

"Malik... lo gak jual dirikan anjir?"

Hehe dikit sih, Run.

Hehe dikit sih, Run

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tidak terasa sudah masuk minggu kedua juga kontrak Malik dan Siwi berjalan, sejauh ini anehnya tidak ada yang merepotkan justru sebaliknya ini membahagiakan, tidak hanya bagi Siwi melaikan juga bagi Malik.

Bagaimana tidak bahagia jika seorang pria yang pada hakikatnya memanjakan jadi dimanjakan begini?

Siwi bagi Malik benar-benar bukan tipe pacar yang merepotkan, yang minta ini itu dan harus dituruti, atau yang clingy dan kadang menyebalkan, plus keras kepala, sungguh bukan.

Siwi benar-benar perempuan yang bisa melakukan segalanya sendiri, ia paling meminta Malik melakukan hal-hal kecil seperti menemani makan atau kadang jogging, pembicaraan mereka juga luwes terbangun, Siwi berwawasan luas karena itu apapun yang Malik bicarakan Siwi bisa merespon dan masuk kedalamnya.

Mungkin saking bahagianya dengan keberadaan Siwi di sampingnya, Malik melupakan satu masalah hidupnya.

Ah, sebenarnya Malik sendiri masih bingung, patutkah memasukkan nama Mirna ke daftar masalah hidupnya meski memang kadang perempuan itu membuatnya sakit kepala?

"Ini gue saking bahagianya jadi adek gue jadi lupa sama Mirna?"

Malik yang baru selesai mandi kini mematut wajahnya di kaca, tangan yang sedari tadi mengusak kepalanya dengan handuk terhenti karena menyadari sesuatu.

"Kemajuan ga sih gue gak ingat Mirna beberapa minggu belakangan?"

Pemuda teknik elektro itu kemudian tersenyum lebar.

"I think i'ts time to move on gak sih Lik?"

Baru saja Malik mendeklarasikan untuk berpindah kisah, mengosongkan hatinya untuk di isi, membuang memori lama yang menyakiti, tiba-tiba rentetan pesan masuk ke ponselnya.

Dan lagi-lagi begini, saat Malik bersiap pergi, Mirna malah kembali mencari-cari.

Dan lagi-lagi begini, saat Malik bersiap pergi, Mirna malah kembali mencari-cari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal Malik tidak mau jahat atau menyakiti, Malik hanya ingin lepas, sudah.

-To be continued-

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

SUGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang