JANJI

93 89 166
                                    

I feel better when i'm with you.
-Baskara

Bel pulang sekolah berbunyi, sejak perbincangan dengan Baskara di rooftop tadi, keduanya diam belum ada yang mau memulai pembicaraan. Dizka memasukan buku-bukunya kedalam tas dan bangkit dari kursinya. Baskara mencekal tangan Dizka, membuat Dizka menghentikan langkahnya.

"Lo lupa sama janji lo tadi di rooftop?"

"Lah sekarang Kar?"

Baskara mengangguk.

Dizka berfikir sejenak, ia harus mulai dari mana dulu??

"Kita ketempat favorit lo dulu gimana?" Ajak Dizka yang diangguki oleh Baskara.

Setelah sekian lama, akhirnya Dizka bisa merasakan sensasi berdua diatas motor dengan Baskara. Seketika bayangan akan masa lalunya terlintas lagi.

Baskara menghentikan motornya di tempat yang sangat asing baginya, terdapat danau yang menambah suasana menjadi hidup dan segar. Rumah pohon diatas sana, seperti...

Baskara memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, jangan ditanya bagaimana rasanya, seperti ingin pecah. Dizka yang panik mulai mendekati Baskara dan bertanya-tanya.

"Kamu ngapain Kar, ajak aku kesini?" Tanya seorang perempuan pada Baskara

"Ini tuh ya, tempat favorit aku, bagus kan?"

Perempuan itu mengangguk

"Ayo naik ke atas rumah pohon, mau gak?" Ajak Baskara.

Perempuan itu melirik ke atas rumah pohon, membuatnya bergidik ngeri, ia merengek pada Baskara untuk tidak naik keatas sana. Karena dia takut ketinggian...

"Karr aku tuh gak mau iiih, takuut."

"Gak usah takut aku pegangin deh, janji."

"Ayo lahhh." Paksa Baskara. Perempuan itu menimbang-nimbang, ikut tidak ya?

Perempuan itu mengangguk dan Baskara sontak mengucapkan Yeay yang membuat perempuan itu terkekeh kecil. Baskara membantu perempuan itu naik keatas sana dengan acara yang rempong-rempong, akhirnya mereka sampai pada rumah pohon itu. Perempuan itu memandang takjub.

"Bagus kan?" Tanya Baskara, dia mengangguk.

"Eh ini ada cat, ayo gimana kita cetak tangan kita disini, buat kenang-kenangan gitu haha." Ajak Baskara yang diangguki oleh perempuan itu.

Baskara mengoleskan cat air berwarna merah pada perempuan itu, dan Baskara berwarna biru. Mereka berdua mencetak tangan mereka di dinding rumah pohon, jumlahnya lumayan banyak. Diakhir, Baskara mengangkat tangannya, membuat perempuan itu mengerutkan keningnya.

"Ngapain?" Tanyanya.

"Kita satuin tangan kita, kan kamu warna merah, aku biru, terus nanti jadi warna ungu. Nah kalau udah kita cetak lagi disini." Baskara menunjuk dinding yang masih ada celah untuk dicetak.

"Oke, ide bagus." Dia tersenyum, menampilkan gingsul yang sangat manis.

Perempuan itu menempelkan telapak tangannya pada telapak tangan Baskara, keduanya saling tertawa, ditambah Baskara yang mengeluarkan gombalan mautnya.

BELUM USAI | NA JAEMIN [ENDING] ✓Where stories live. Discover now