BERANGKAT AWAL

59 54 108
                                    

apapun endingnya, terimakasih telah menjadi salah satu orang paling berpengaruh dalam proses pendewasaan.
-Baskara

Pagi telah datang, matahari mulai naik ke atas permukaan. Dizka mengerjapkan matanya, menoleh kearah samping. Kosong? Kemana bundanya pergi? Dizka bangkit dan beranjak ke kamar mandi, untuk menggosok giginya lalu mencari bundanya.

Dizka melangkahkan kakinya menuju pintu, disana sudah tersedia banyak makanan. Senyuman terbit di wajah Dizka.

"Morning Diz, udah bangun kamu?"

Dizka berjalan menghampiri Elmira—bunda Dizka. Dizka mendudukan tubuhnya didepan Elmira "Bunda kapan masaknya?"

Elmira tersenyum dan mengecup puncak kepala Dizka, anaknya sudah besar "Tadi pagi bunda bangun, terus masakin Dizka."

Dizka menunjukan senyumnya, terlihat dengan jelas gigi gingsulnya yang indah "Makasih bunda."

Elmira mengangguk "Iya sama-sama, eh Diz. Nanti kamu beresin barang-barang kamu ya, kamu ikut tinggal sama bunda dan ayah."

Dizka mengerutkan keningnya "Ke Bandung bun?"

Elmira menggeleng kecil "Enggak, ayah kamu lagi ada kerjaan disini, dan kebetulan kita punya rumah dekat sini juga. Jadi nanti kita tinggal disana."

Dizka hanya mengangguk kecil. Elmira mengambilkan nasi dan lauk di atas piring Dizka. Dizka terdiam, merasakan sesak nafas dengan tiba-tiba dan dada nya juga terasa nyeri. Sebisa mungkin ia tahan. Rasanya semakin sakit ketika Dizka menahannya.

"Bun." Panggil Dizka dengan wajah pucatnya dan memegangi Dadanya yang terasa nyeri. Bernafas pun sangat sulit.

Elmira langsung menoleh kearah Dizka yang sedang merintih memegangi dadanya. Wajah panik terlihat jelas diwajah Elmira.

"Kamu kenapa Diz?" Tanya Elmira panik, dan memegangi pundak anaknya.

"Sakit bun." Rintih Dizka yang masih memegangi dada nya. Rasanya sangat tersiksa. Sakitnya seperti ada ribuan jarum menancap disana.

Elmira yang panik mengambil ponselnya dan menelpon suaminya, menyuruhnya agar cepat ketempat yang sudah dikirim oleh Elmira. Suaminya sempat bertanya-tanya, tetapi Elmira memarahinya dan agar cepat sampai kesini.

🎸🎸🎸

Elmira tengah terduduk di ruang tunggu pasien dengan perasaan sangat cemas, Mahendra—ayah Dizka mencoba menenangkan Elmira. Elmira sudah menjelaskan semuanya pada Mahendra. Mahendra awalnya sangat terkejut dan bersyukur, akhirnya dia dipertemukan kembali dengan anaknya.

Pintu ruangan Dizka terbuka, Elmira langsung berjalan kearah dokter itu dengan perasaan yang masih cemas.

"Ibu orangtua pasien didalam?" Tanya dokter muda itu.

Elmira mengangguk "Iya dia anak saya, bagaimana keadaannya dok?"

"Mari ikut saya buk." Dokter itu berjalan menuju ruangan meninggalkan Elmira yang izin terhadap suaminya terlebih dahulu.

Elmira dipersilahkan duduk di depan meja dokter muda itu. Dokter itu menghela nafasnya panjang sebelum berkata panjang.

"Pasien memiliki gumpalan darah dikaki akibat DVT sebelumnya, dan ini sudah cukup lama, hingga gumpalan darah itu kini menyebar dan terbawa ke paru-paru pasien. Karena itu pasien akan sering merasakan nyeri dada, sesak nafas, dan juga batuk berdahak disertai darah. Pasien mengalami emboli paru, dan ini harus ditangani dengan serius. Ini sudah sangat serius, karena telat mendapat penanganan. Bisa-bisa dapat membuat jantung pasien berhenti dan mengancam nyawa pasien." Jelas dokter muda itu.

BELUM USAI | NA JAEMIN [ENDING] ✓Where stories live. Discover now