TIDAK ADA PEMBATAS

36 39 9
                                    

kamu adalah manusia pertama yang mengajarkan ku bahwa tidak semua hal indah dibumi ini bisa kita miliki.
-Baskara

Dizka mendekat ke arah Bian "Permisi om."

"Iya, kamu siapa? " Tanya Bian.

"Saya Dizka om, pacar Baskara."

Bian menatap lekat Dizka, setelah dia mengatakan bahwa dia adalah kekasih Baskara.

"Ada apa kemari? " Tanya Bian.

"Om saya cuman mau bilang, jangan terlalu ngekang Kara om, kasihan dia. Maaf jika lancang, tapi ini supaya om sama Kara bisa baikan." Ucap Dizka takut.

"Ngekang? saya tidak mengekang, saya hanya ingin Baskara menjadi anak yang baik dan membanggakan." Ucap Bian.

"Iya, Dizka tau om, tapi basic orang itu beda-beda om, dan mungkin memang basic nya Kara di musik. Jarang loh om orang yang pandai main musik. Baskara salah satu orang disitu, dia hebat. Baskara bilang ke Dizka, sebenarnya pengen banget akur sama om seperti ayah dan anak pada umumnya, tapi dia kadang takut om. dia takut om marah-marah nyuruh dia belajar dan ikut kemauan om."

Bian terdiam, ucapan Dizka menusuk hatinya, ada benarnya juga "Sebenarnya saya juga ingin sekali akur dengan Baskara, tetapi dia susah sekali dibilangin."

Dizka tersenyum kepada Bian "Coba deh om, sekali-kali deketin Kara, terus nurutin apa yang dia mau, pasti nanti om sama Kara bisa akur."

"Ya mungkin saya terlalu ngekang Kara, makanya dia sangat jarang dirumah." Tutur Bian.

"Itu om, padahal buat anak seumuran Baskara, rumah itu menjadi tempat ternyamannya, tapi kalau dirumah sendiri dia tidak mendapatkan kenyamanan gimana om? kasian Baskara kalau harus hidup dalam kekangan."

"Iyaa, kamu benar, saya sudah memikirkan hal ini dari kemarin, tetapi saya terlalu gengsi untuk mengatakan hal ini pada Baskara. "

"Semangat om, Dizka dukung, lawan gengsi om, kadang nih yaa, yang menghancurkan kita itu gengsi dan ego om. Makanya kita harus nurunin ego dan gengsi om." Dukung Dizka dengan senyum  yang sangat lebar.

"Terimakasih nak Dizka, berkat kamu saya mendapatkan pencerahan, tapi kamu mau kan membantu om untuk dekat dengan Baskara? " Tanya Bian dengan kekehan.

"Jangan ditanya om, tentu jawaban Dizka siapp." Ucap Dizka penuh semangat.

Akhirnya apa yang Dizka lakukan berbuah hasil, seenggaknya dia sudah melihat Bian dan Baskara akur, membuat hatinya tenang dan hangat. Ini yang Baskara inginkan sejak lama, dan akhirnya hari ini terwujud. Hanya karena gengsi dan ego.

🎸🎸🎸

Baskara tak henti-hentinya melebarkan senyumnya dari pagi. mood dia pagi ini sangat sangat bagus, mungkin karena Dizka. Bian yang melihat anaknya senyum-senyum jiwa jailnya keluar.

"Hayoo abis ngapain sama pacarnya." Tanya Bian.

"Apa pah, nggak ngapa-ngapain loh."

"Papah berterimakasih banget sama pacarmu itu, karena dia kita bisa akur sekarang, untung dia baik. Coba kalau dia jahat, dia pasti sudah memanas-manasi suasana dan membuat kita berdua tambah jauh." Ucap Bian.

"Kara." Panggil Bian.

"Kenapa pah? "

"Papah ingin pindah agama bersama kamu, agar tidak ada pembatas diantara kita."

Baskara menatap lama ke arah Bian, dengan perasaan senang, Baskara memeluk Bian dengan sangat erat. Begini rasanya....

🎸🎸🎸

BELUM USAI | NA JAEMIN [ENDING] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang