KEANEHAN

36 38 6
                                    

serasa ingin mengakhiri semua tapi tak bisa lari dari kenyataan
-Dizka

Dizka keluar dari ruangan Bian dengan cengengesan, ternyata Bian tidak se seram yang dia bayangkan. Baskara yang baru turun dari tangga dan melihat Dizka dengan Bian tertawa bersama?  sangat membuatnya terkejut bukan main. Seumur hidup Baskara belum pernah melihat Bian tertawa seperti itu.

"Udah bangun kamu Kar? " Tanya Bian yang hanya dibalas deheman oleh Baskara.

"Kar, jangan gitu sama papah sendiri, ituu diajak ngomong dijawab, bukan malah dehem." Omel Dizka.

"Iya sayang maaf."

"Apaan, maaf nya ke om Bian lah."

Baskara menatap Bian "Iya maaf pah."

"Yaudah ayo makan bareng." Ajak Bian.

Baskara masih diam ditempat, melihat interaksi Bian dan Dizka yang sangat akrab. Apa apaan ini? membuatnya pusing baru bangun tidur.

"Papah, kok tumben si gak ngomel." Tanya Baskara heran.

"Papah mau berubah, maafin papah kemaren ngekang ngekang kamu, harusnya papah tau itu salah, dan memang bakat kamu di musik." Jelas Bian.

Baskara mengerutkan keningnya, benar benar aneh "Papah abis ngapain sih sama Dizka, sampe berubah gini."

Bian hanya mengedikan bahunya, Dizka juga tidak ingin memberi tahu se detail-detailnya pada Baskara. Membuatnya penasaran bukan main.

"Kara, papah setuju kamu sama Dizka, dia anak baik." Bisik Bian pada Baskara di tengah-tengah makan bersama.

kan pasti ada sesuatu hal yang aneh tetapi tidak diketahui oleh Baskara. Rasa penasaran sangat bergejolak pada diri Baskara.

🎸🎸🎸

"Kapan-kapan main lagi ya Diz." Ajak Bian.

"Iya om."

Baskara mengantarkan Dizka pulang, didepan rumah, Baskara menanyakan hal yang melintas di kepalanya.

"Abis ngapain sih kamu sama papah? " Tanya Baskara penasaran.

"Ih kepoo rahasia."

"Dih kok gituu, apapun ituu, aku berterimakasih bangett sama mbak pacar, karena kamu aku sama papah akur. Makasih yaaaa." Baskara menarik Dizka kedalam pelukannya. Dia tidak tau lagi apa yang harus dia utarakan. Bertemu dengan Dizka adalah anugerah.

"Iyaaa sama sama mas pacar." Jawab Dizka.

"Dih udah bisa nge gombal sekarang." Goda Baskara.

"Apaa ih enggak."

"Iya iya, ayo naik."

Dizka naik keatas motor Baskara dan menuju ke rumahnya, Baskara juga ingin bertemu dengan Elmira, seperti yang diminta nya kemarin. Dia tidak sabar ingin bertemu dengan Elmira.

🎸🎸🎸

"Bunda, Dizka pulang."

Elmira langsung menuju keluar rumah mendengar suara anaknya, dia terkejut karena melihat anaknya tidak sendirian, melainkan dengan laki-laki disampingnya. Oh sudah jelas, itu pasti kekasih Dizka.

"Pacar Dizka ya? " Tanya Elmira pada Baskara. Baskara langsung mengambil tangan Elmira dan mencium nya dengan lembut .

"Iya tante." Ucapnya lembut.

"Ganteng Diz, sopan juga, ayo masuk jangan diluar ih panas." Ajak Elmira.

Dizka dan Baskara mengangguk, mereka berdua masuk bersama setelah Elmira. Menurut adab, yang tua itu jalannya harus di depan. Sebagai anak muda yang mengerti adab, Dizka dan Baskara memilih berjalan dibelakang Elmira agar lebih menghormati.

"Ini, ayahnya Dizka lagi kerja, jadi gak ada dirumah." Jelas Elmira sambil menyiapkan beberapa camilan dan minum.

"Ohh gitu tan, jadi dirumah cuman berdua sama Dizka? " Tanya Baskara.

Elmira mengangguk "Iyaa, berdua doang, nih diminum anggep ajaa rumah sendiri ya."

Baskara mengangguk dan tersenyum.

"Diz, aku masih penasaran, kamu ngomong apaa ke papah aku tadi?" Tanya Baskara.

"Ih kepoo ya."

"Ceritain lahh Diz, masa gituu sama pacar sendiri."

"Iyaa, Dizka ceritainn."

🎸🎸🎸

BELUM USAI | NA JAEMIN [ENDING] ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora