AKHIR DISINI

56 44 69
                                    

bertemu denganmu adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku.
-Dizka

Dokter bilang, Dizka sedang koma, penyumbatan pembuluh darahnya ternyata masih ada di paru-paru nya membuat dia sulit bernafas dan akhirnya pingsan. Baskara masuk kedalam ruangan Dizka. Air matanya turun melihat keadaan orang yang paling dia cintai terbaring lemah.

Baskara duduk disamping kasur Dizka. Ruangan itu sepi, Baskara tidak menyukainya.

"Diz, ini Kara..."

"Kamu gak mau bangun Diz? kamu bilang tadi cuman sebentar tidurnya Diz, ayo tepatin ucapan kamu. Bangun Dizka."

"Diz, kamu gak kasian sama bunda sama ayah sama aku, papah? kamu ga kasian Diz."

"Dizka, kamu orang yang mampu buat aku jatuh cinta sedalam-dalamnya, aku mau bilang aku sayanggg banget sama kamu. Terimakasih kemarin kamu buat aku sama papa akur lagi. Aku gak tau kalo gak ada kamu gimana. Sekarang semuanya udah lengkap, tinggal kamunya Dizka, Diz ayoo kita jalanin bareng lagi. Katanya mau mulai dari awal, kok kamu ninggalin aku."

Baskara mengusap air matanya, seakan tidak ada orang yang mendengarnya, Dizka tidak merespon apapun. Baskara mengusap air matanya.

"Kamu bilang, kamu capek ya Diz? kalau kamu gak kuat lagi, gak papa, aku ikhlas. Mungkin disana kamu gak ngerasain lagi sakit yang kamu rasain disini. Maafin ya selama ini aku egois. Aku minta maaf."

Tangis Baskara pecah, tidak tau lagi, sangat sedih perasaannya kali ini. Teringat perkataan Dizka tadi di pantai bahwa dia tidak boleh sedih, Baskara mengusap air matanya.

"Lupa, aku udah janji sama kamu kan, buat gak sedih lagi. Aku bakal nepatin janji itu Diz walau sulit."

Komputer disamping Baskara, berbunyi kencang dan menampilkan garis lurus. Baskara memejamkan matanya, menahan tangisanyaa agar tidak pecah. Untuk memenuhi janjinya pada Dizka agar tidak menangis.

Baskara keluar dari ruangan dan mencari dokter, dokter langsung berlarian kedalam ruangan Dizka, melakukan segala upaya agar bisa menyelamatkan Dizka.

Elmira, jangan ditanya dia menangis. Walau sudah ikhlas, siapa yang tidak akan menangis jika anak kesayangannya meninggalkan dirinya di dunia?

Dokter keluar dari ruangan dengan wajah lesu.
"Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi tetap, tuhan berkata lain, dia lebih sayang kepada Dizka."

Tangisan semua orang disitu pecah, hari terakhir bagi Dizka disini. Tentang sunset, pantai, semuanya akan menjadi hal yang paling Baskara benci di dunia. Dimana dunia mengambil Dizka tepat didepan matanya.

Bian turut sedih dengan kabar ini, dia mencoba menguatkan anaknya yang terlihat sangat terpukul. Kepergian Dizka adalah luka bagi kita semua. Hal yang tidak terduga, hal yang paling ditakutkan terjadi pada hari ini.

Tuhan lebih sayang kepada Dizka, toh dengan ini, dia tidak akan merasakan sakit seperti yang dia alami di dunia. Kehidupannya lebih abadi disana. Aku berharap jika ada dunia setelah ini, aku hanya ingin meminta, kita dipertemukan untuk bersama lagi, bukan hanya mengenang, Dizka...

🎸🎸🎸

Pemakaman langsung dilakukan hari ini juga, tangis duka terasa disini. Hanya Baskara yang tidak menangis, maksudnya terlihat agar lebih tegar, seperti yang Dizka minta pada pesan terakhirnya.

Dizka sudah dikembalikan kepada sang pencipta, sudah menuju kepada alam yang abadi. Tidak ada lagi orang yang akan dia ganggu, yang akan dia goda. Tidak bisa lagi dia melihat gingsul manis yang tercetak jelas pada wajah Dizka. Dia merindukan itu, untuk saat ini.

Elmira menghampiri Baskara dan memberikan secarcik surat "Ini dari Dizka, bunda menemukannya di atas laci Dizka."

Baskara tersenyum "Terimakasih tan."

🎸🎸🎸

BELUM USAI | NA JAEMIN [ENDING] ✓Where stories live. Discover now