❣️I L U [03]❣️

9.2K 873 146
                                    

✧༺♥༻∞ I Love You, Sir ∞༺♥༻✧
·͙̩̩͙˚̩̥̩̥̩̩̥͙ ✩ ̩̩̥͙˚̩̥̩̥̩̩͙‧͙   .·͙̩̩͙˚̩̥̩̥̩̩̥͙ ✩ ̩̩̥͙˚̩̥̩̥̩̩͙‧͙

"Uhm....lalu...bagaimana setelah Jungie bertemu dengannya? Apa jawaban Jungie? Eomma belum memberikan jawaban pada keluarga mereka. Jadi...apa jawabannya?" Sang eomma mengusap lembut pucuk kepala Jungkook. "Eomma akan menjawab seperti apa yang Jungie katakan pada eomma. Jungie kemarin menolaknya, 'kan? Apa masih sama? Setelah bertemu dengannya?"

"Orang itu menyebalkan, eomma. Eomma tahu, dia memanggil Jungie dengan sebutan bayi! Dan apa eomma tahu, Bimbam mendengarnya, eomma! Bagaimana nanti kalau mereka mengejek Jungie dan memanggil bayi juga... Iishh, dasar Pak Kim!" Dengus Jungkook, dia mengerucutkan bibirnya, lucu. "Dan apa, tampan? Semua orang di kampus menyebutnya dosen tampan, eomma! Ekhem, padahal Jungie lebih tampan!" Jungkook bersedekap, sang eomma kembali mengusap pucuk kepala puteranya sayang.

"Semua itu belum menjawab pertanyaan eomma, Jungie. Jadi, apa jawabanmu? Eomma harus menolak, membatalkan atau meminta waktu sedikit lagi?"

"Eh? Ma-maksud eomma?"

Tak menjawab, sang eomma menunjukkan pesan dari kakek Kim. Disana kakek Kim menanyakan apa jawaban Jungkook, karena cucunya telah menyetujuinya. Bahkan kakek Kim pun mengatakan akan menunggu sampai keluarga Jeon memberinya jawaban. Sang eomma mengambil kembali ponselnya, menatap puteranya yang tampak mengalihkan pandangannya.

"Jadi..."

"Tolak! Jungie tidak mau..." ucap Jungkook pelan. "Jawaban Jungie masih sama, Jungie tidak mau dijodohkan!" Jungkook mengambil cemilan, mengabaikan tatapan sang eomma. "Jangan menatap Jungie, eomma, Jungie tidak akan berubah pikiran..."

Sang eomma menghela napasnya pelan, "Baiklah, akan eomma jawab pesan kakek Kim." Sang eomma pun mengambil ponselnya dan tampak mengetikkan sesuatu. "Maaf, kakek Kim...pu te ra ku me no lak per jo do han i ni," ucap sang eomma sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya, Jungkook melirik sang eomma dari sudut matanya. "Se mo ga cu cu an da a kan men da pat kan jo doh yang le bih ba ik." Sang eomma melirik puteranya sesaat.

Mendengar ucapan sang eomma entah mengapa, Jungkook terlihat kesal.

"Jadi, menurut eomma, Jungie bukan jodoh yang baik? Begitu?" Jungkook beranjak dari sofa, menatap sang eomma tajam, lalu mencebikkan bibirnya. "Katakan saja no.3!"

"No-nomor 3? Apa maksdmu, sayang?"

"Tawaran eomma, nomor 3. Nomor satu: menolak, nomor dua: membatalkan dan nomor tiga: memberi sedikit waktu. Tapi ingat, Jungie tidak janji akan jatuh cinta padanya. Jangan memaksa Jungie lagi, eomma..." Jungkook memutar tubuhnya, masih mencebikkan bibirnya.

"Ok, sayangnya eomma...setelah ini eomma akan membalas kakek Kim."

Jungkook terkejut, "Lalu, apa yang eomma lakukan tadi? Bukankah sudah mengetik dan mengirim pesan?"

"Belum, sayang. Eomma hanya menyusun kata-kata saja." Sang eomma pun tersenyum.

"Eomma!"

"Iya, bayi..."

"Eomma! Iish! Jungie marah, kesal dengan eomma. Jungie akan telepon nuna saja!"

I LOVE YOU, SIRWhere stories live. Discover now