❣️I L U [06]❣️

7.8K 707 138
                                    

✧༺♥༻∞ I Love You, Sir ∞༺♥༻✧
·͙̩̩͙˚̩̥̩̥̩̩̥͙ ✩ ̩̩̥͙˚̩̥̩̥̩̩͙‧͙   .·͙̩̩͙˚̩̥̩̥̩̩̥͙ ✩ ̩̩̥͙˚̩̥̩̥̩̩͙‧͙


"Jadi kau ingin dipanggil apa? Bayi? Atau baby? Atau sayang? Hm?"

Suara husky itu tiba-tiba terdengar dari belakang Jungkook, membuat mahasiswa manis itu pun langsung menghentikan kegiatannya menghentakkan kakinya ke lantai. Dia lalu memutar tubuhnya, wajahnya terlihat masih sangat kesal. Meskipun dia telah menarik kedua sudut bibirnya, mencoba tersenyum. Tapi tetap saja, ekspresi marahnya masih sangat kentara. Sang dosen maju satu langkah, itu artinya jarak mereka semakin dekat, Jungkook masih memasang wajah masam, bersedekap. Menatap penuh kesal pada Taehyung.

"Bapak dosen, 'kan? Bapak pasti tahu nama saya, kenapa bertanya? Kalau bapak tidak tahu nama saya, kenapa selama ini selalu meminta saya datang ke ruang konseling? Aneh! Sungguh aneh! Dosen aneh!" ucapnya masih mencebikkan bibirnya.

"Nah, bukankah itu yang bapak lakukan tadi. Bapak memanggilmu Jeon Jungkook, 'kan? Apa kau marah karena bapak memanggilmu Jeon Jungkook? Jadi namamu siapa? Kau ingin bapak memanggilmu siapa, hm?" tutur sang dosen makin lembut. Jungkook yang sedari tadi memasang wajah tegang dan marah, sedikit menenangkan wajahnya.

"Bapak sudah tahu! Jangan bertanya!"

"Jeon Jungkook? "

"Bapak sudah tahu!"

"Siapa? Coba katakan, bapak harus memanggilmu apa?" Taehyung maju satu langkah lagi. Dia tahu Jungkook sedang kesal, namun dia hanya menahan senyumnya saja. "Sudah sarapan? tanya Taehyung. Jungkook menggeleng pelan.

Bohong! Sejak kapan eomma Jungkook tidak pernah menyiapkan sarapan. Bahkan setiap pagi sang eomma selalu menyiapkan sarapan untuknya. Khusus! Meskipun hanya setangkup roti gandum dan segelas susu, sang eomma tidak pernah membiarkan Jungkook pergi dengan perut kosong.

"Mau sarapan?" tawar Taehyung. Jungkook mengangguk, lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. "Ok, pergi ke ruangan bapak dulu. Bapak harus berbicara pada dosenmu, kalau kau tidak mengikuti kuliahnya. Tapi sepertinya kuliah akan selesai lebih cepat hari ini. Pergilah dulu!" ucap Taehyung tersenyum. Jungkook memutar tubuhnya meninggalkan Taehyung.

Namun, baru beberapa langkah, dia kembali menghentikan langkahnya. "Langsung ke ruangan saya, bayi! Jangan kemana-mana!"

Bayi?

Jungkook tersenyum sejenak. Lalu dia memutar tubuhnya, menatap Taehyung dengan wajah datar dan kesalnya. "Nama saya bukan bayi! Dan juga, saya tahu kemana harus pergi! Tidak perlu memberi tahu dua kali, Pak!"

"Ok! Bapak akan segera kembali..."

"Kalau tidak kembali, saya akan meledakkan ruangan bapak!" Jungkook kembali memutar tubuhnya, melanjutkan lagi langkahnya menuju ruang sang dosen dan sedikit berlari.

Tak membutuhkan waktu lama, Jungkook kini berada di ruangan Taehyung, dia pun duduk di sebuah sofa seperti yang dia lakukan sebelumnya saat mendatangi tempat itu. Hingga sepasang manik doenya itu menangkap sebuah tas seorang wanita. Jungkook yang awalnya mengabaikan saja tas yang ada di depannya, dia pun penasaran. Kesal, lebih tepatnya, pasalnya dia tahu siapa pemiliknya. Dia mendekati tas itu, sejenak menatapnya.

"Ow! Tas mahal rupanya..." ucapnya saat melihat merk tas itu. Jungkook tampak menoleh kanan dan kiri, memastikan sang dosen belum kembali ke ruangannya. Dia mengambil tas itu dan menyembunyikannya di suatu tempat. Tapi sebelumnya dia tampak meremat-remat tas itu, kesal. Sangat kesal! "Kapan pemilikmu pergi, huh? Mentang-mentang cantik, seenaknya saja menempel pada Pak Kim. Apa kau tahu siapa aku, huh?" Wajah Jungkook kembali kesal.

I LOVE YOU, SIRWhere stories live. Discover now