Chapter 07 ~ A Choice

338 130 132
                                    

~07~
Sebuah Pilihan

🍂

"Ada apa dengan hatiku? Haruskah aku memilih mendekat pada hatimu, sementara kerapuhanku belum berakhir sepenuhnya?"
~Alighty~

🍃

   Hujan turun di temaram senja. Wanita itu menerawang jauh ke langit kelam yang menggantung rendah menjelang malam tiba.

Kata-kata yang diucapkan pria itu masih membayang dan mencekam dada. Sebuah kesalahan kecil telah menyeretnya ke dalam pilihan yang keduanya tidak ia inginkan.

Waktu bergulir bagai kilat pekat dan tinggal sehari saja lagi, maka Alighty harus menjatuhkan pilihan. "Aku tidak mungkin menghubungi kantor, dan berkomunikasi kembali dengan Ray, pria yang pernah menjadi masa laluku selama bekerja di perusahaan itu."

Wanita itu terus berdiri dengan segudang tekanan di wajanya. Ia sudah berusaha mencari cara supaya permintaan pria menyebalkan itu segera digagalkan. Dengan uring-uringan Alighty masuk ke kamar lalu membuat panggilan telepon.

"Hello Alighty?" ucap Jordan menyambut panggilan telepon darinya.

"Jord, temanmu yang menyeramkan itu sudah mendatangi tempat ini dan memberiku pilihan. Kau tahu betapa sulitnya ini bagiku? Tidak bisakah kau menjelaskan padanya agar permintaan itu disederhanakan? At least, beri aku waktu mencari caraku sendiri," ia memohon pada Jordan.

"Apa yang menyeramkan Alighty?" Jordan tegelak-gelak.

"Bagiku seperti itulah... lagi pula itu tidak lucu 'kan?"

"Alighty, dengarkan aku. Setelah dari rumahmu saat itu, aku menyampaikan kata-katamu supaya ia datang langsung menemuimu. Aku kira dengan begitu akan lebih mudah untukmu menawar keringanan. Selebihnya apa yang telah diputuskan, semua itu diluar pengetahuanku sekarang," kata Jordan pelan.

"Ya, kau benar! Dia memang menemuiku. Tapi pertemuan itu tidak mengubah apapun. Dia masih tidak memercayaiku."

Jordan terdiam sejenak, sehingga suasana terasa hening beberapa detik. Setelah itu, ia kembali merespon Alighty yang masih menunggu.

"Aku akan mencoba seperti katamu, Alighty."

"Satu lagi Jord, apa kau tahu pilihan kedua seperti apa?"

"Pilihan kedua? Maksudmu?"

"Temanmu itu memberiku pilihan kedua kalau aku tidak bisa memenuhi permintaan pertama, Jordan... Ah, aku lelah memikirkan ini."

"Aku tidak tahu Alighty, tapi aku harap kau tetap tenang. Buatlah keputusan yang tepat."

"Baiklah, aku mengerti Jord, terima kasih." Panggilan itu berakhir!

Alighty kemudian membenam dirinya di antara bantal-bantal penyangga kepala. Kekacauan dalam dada menerjang rasa semangatnya untuk menggores kuas di alam terbuka.

Sejak pertemuannya dengan pria itu, ia memutuskan berdiam di rumah saja dan membatalkan semua rencananya untuk pergi keluar. Tapi sampai hari ketiga tiba Alighty belum juga menemukan cara.

Meminta pada Jordan adalah harapan terakhirnya dan sudah disampaikan. Tapi Alighty sangat yakin dan tak mungkin mengarapkan hal itu berhasil sepenuhnya. Sebab ia sendiri juga yakin kalau Jordan pasti berpihak pada pria itu.

I Choose You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang