Chapter 10 ~ Another Home

314 121 104
                                    

~10~
Rumah Lain

🍂

"Ia menghampirinya dan memandang tatapan suram itu dengan bola mata yang masih terlihat memerah. Sepertinya dia baru saja sadar dari mimpinya."
~Halvard Pavelley~

🍃

     Keindahan langit memukau pandangan Halvard pagi ini. Ia berdiri di pojok kamarnya dan memandang pada sinar yang menyentuh ruangan dan tirainya yang terbuka sebagian.

Halvard merogoh smartphone di saku celana, serta berjalan kaki menuju ke bagian depan hunian. Mobil putih yang digunakan Jordan sudah datang dan memarkir di garasi.

Wanita itu berdiri di teras depan. Halvard melihat dari dalam sebelum ia masuk. "Gadis ini, entah kenapa harus datang dan bertemu denganku. Seharusnya ia tidak memilih pilihan kedua," katanya dalam hati.

Ia mengangkat wajahnya menatap pada langit cerah cakrawala! Semburat cahaya jingga yang memencar di atas kawasan Seminyak menjadi saksi Alighty memulai hari pertamanya untuk tinggal di tempat ini.

Alighty memang berparas elok, dan terlihat smart. Tapi, bagian yang disukai Halvard adalah cara polos wanita itu saat menatapnya.

Memberinya pilihan yang sulit adalah cara Halvard mengamankan team, dan juga sebenarnya demi kelancarannya mencari tahu tujuan wanita itu. Apakah ada kaitannya dengan pria yang pernah datang ke taman hunian ini atau tidak? Karena itu mau tidak mau Halvard harus meneruskan rencana yang akan sangat beresiko ini.

Sejak awal ia sangat yakin ada tujuan lain di balik lukisan indah hunian ini. Karena sebuah petunjuk di tinggalkan di sana. Tidak ada yang tahu, wanita itu juga tidak menyadarinya, akan tetapi Halvard sangat teliti dan menemukannya. Hanya saja ia tidak mengatakan apa- apa di awal pertemuan.

"Pagi yang sangat cerah, aku harap begitu juga dengan suasana di kediaman ini," harapnya dalam hati.

"Selamat pagi," sapa Jordan tanpa menyebut nama Halvard begitu mereka sampai di ambang pintu.

Jordan tahu wanita itu belum mengetahui namanya, karena Halvard sendiri yang akan mengatakannya nanti.

"Selamat pagi," sahut Halvard.

Wanita itu menatap kepada Halvard dan sedikit membungkuk. Cara berpakaian dan gestur yang di tunjukkannya, sangat kental dan biasa dilakukan oleh seorang sekretaris pada umumnya.

Halvard langsung ke lantai dua, dimana ruang team berada untuk melakukan kerjasama. Diikuti pula oleh Jordan dan Alighty di belakangnya. Halvard tiba lebih dulu dan segera duduk di kursi.

Wanita yang terpaut 7 tahun usia di bawahnya itu sekarang menghadap dan berdiri tepat di depan Halvard. Jordan berada di sampingnya serta mempersilahkan wanita itu duduk dan menunggu arahan.

"Kau sudah siap dan membawa seluruh perlengkapan melukismu?" Halvard bertanya.

"Ya, Tuan. Semua yang Tuan katakan padaku, aku sudah mempersiapkannya."

"Bagus!"

"Kenapa tuan memintaku melukis sebanyak itu?"

"Itu privasiku nona Alighty. Apakah nona selalu bertanya kepada pelanggan seperti ini jika ada pesanan lukisan?"

"Baiklah, aku mengerti," jawab Alighty cepat-cepat. "Aku benar-benar tidak suka caranya menjawabku," omelnya dalam hati.

I Choose You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang