Chapter 50 ~ Snow In December

345 75 101
                                    

~50~
Salju Di Bulan Desember

🍂

"Kau memberiku harapan itu. Karena ada seseorang yang sedang menantiku dengan cintanya dan tak ingin aku terluka sedikit pun."
~Halvard Pavelley~

🍃

Sebulan kemudian...

Alighty berdiri memandang ke kanal besar dari apartmen. Ia menggerak-gerakkan kedua lengannya sambil menikmati view di seberang. Kedua manik matanya terus tertuju pada beberapa perahu besar yang bergerak dari ujung sana, lalu memutar melewati bangunan-bangunan di atas air, kota Venesia.

Beberapa gondola di sana juga terlihat lalu lalang melewati apartemen dan masuk ke kanal-kanal kecil. Kota klasik yang indah, diselimuti dengan butiran debu salju yang berjatuhan hari ini memenuhi seluruh atap rumah. Alighty menengadah kedua telapak tangannya siapa tahu saja ada sebutir salju yang akan terdampar di sana.

Sejak sebulan lalu, ia tinggal di apartemen ini seorang diri. Halvard memintanya untuk menunggu di sana hingga nanti ia kembali. Ibunya dan Claudy tidak bersamanya, tetapi mereka kembali ke Singapura dan melanjutkan pengobatan di sana. Jordan juga sudah kembali bersama Sergio dan sempat pamit melalui panggilan video call saja.

Rasanya semua yang dialaminya itu selama ini seperti mimpi. Bertemu orang-orang itu tanpa sengaja, lalu membawanya bertemu dengan ibunya dan saudaranya.

Tak puas dengan salju yang turun di sekitar apartemen, Alighty berbalik ke dalam lalu mengenakan pakaian coat winter, topi, scarf dan sepatunya. Ia menuruni tangga dan menuju ke jalanan hingga ia tiba di sebuah jembatan putih. Ia berdiri di tengah-tengahnya sambil menengadah kedua tangannya dan mencoba menangkap butiran-butiran kecil yang melayang.

Malam natal semakin dekat tinggal beberapa hari saja lagi, tapi sepotong kabar dari Halvard belum juga datang. Alighty sempat ragu, tapi ia tak ingin memikirkan masalah itu hari ini. Ia hanya ingin menari bersama salju yang turun. Ia terus berjalan sendirian tanpa peduli siapa saja yang berpapasan dengannya atau yang ada di belakangnya.

Hari menjelang sore. Para pengunjung kota semakin memadati jalanan dan jembatan. Hiasan pernak pernik natal telah memenuhi setiap sudut kota. Semua orang sangat sibuk dengan tujuannya sendiri.

Di sebelah sana ada seorang pria paruh baya dan isterinya mengantri untuk masuk ke dalam water bus. Ada juga lagi di sebelah sana orang-orang keluar masuk toko perhiasan dan beberapa barang-barang unik dari kaca. Lalu ia melihat lagi seorang gadis remaja sedang asik berfoto di atas jembatan putih. Ia bahkan tidak sungkan meminta tolong pada turis lain yang lewat untuk memotretnya.

"Mungkin dia berjalan sendirian sepertiku," lirihnya lalu berhenti sejenak di atas jembatan yang sesak. Orang-orang semakin banyak lalu lalang di sisi kiri dan sisi kanannya.

Alighty berjalan lagi sambil memasukan kedua tangannya ke dalam kantong coat. Ia menikmati kepadatan kota yang sibuk itu, hingga tiba-tiba terdengar suara seorang pria menawarkannya untuk menyeberang ke pulau sebelah.

"Hai, nona, kau ingin menyeberang? Aku bisa mengantarmu," katanya dari belakang. Namun Alighty tak memedulikannya. Ia bahkan tidak menoleh untuk memastikan siapa yang menawarkannya. Ditambah lagi berisiknya orang-orang yang melewatinya, jadi suara orang itu tidak terlalu jelas.

Alighty berhenti di dekat tikungan dan melihat ke dalam satu toko perhiasan. Ia memegang salah satu cincin putih berpermata penuh dan sangat manis, juga ada hiasan berbentuk hati di atasnya. Ia mencobanya di jari manisnya dan ternyata ukurannya sangat cocok, tapi kemudian ia melepasnya lagi.

I Choose You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang