Tak kenal maka Tak sayang pt.2

421 25 40
                                    

"Ray, lo liat noh idola lo jalan bareng

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Ray, lo liat noh idola lo jalan bareng."

Renal menunjuk keluar jendela rumah, dimana di luar sedang ada Valerie sedang berboncengan dengan Jevan.

"Ih Bang, kok lo telat, sih ngasih taunya?" Kata Rayyan kecewa. Ia gagal memfoto moment kebersamaan Valerie dan Jevan.

"Gue aja baru liat barusan," jawab Renal.

"Tau ah, bete gue Bang." Rayyan menyimpan lagi hpnya ke ranselnya. Ia kembali memakai sepatunya.

"Udah siap?" tanya Renal.

"Udah yuk berangkat."

Renal itu kalo ada kelas pagi atau kalo lagi baik sering anterin Rayyan ke sekolahnya. Bukan semata-mata nganterin aja sih, siapa taukan yah Renal ketemu degem yang imut.

Renal dan Rayyan itu cukup terkenal karena kelakuan mereka yang selalu cepat menangkap gosip terbaru. Bagi Renal dan Rayyan mendapatkan informasi terbaru itu lebih mengasikan dibandingkan stalking mantan. 

Renal Juan Alaskar, mahasiswa akuntansi semester 6. Sebenernya gak suka itungan, tapi ntah kenapa dia keterima di Akuntansi padahal waktu awal perkuliahan pilihan utamanya manajemen dan pilihan keduanya Ilmu Komunikasi. Renal sempat berpikir apa dia di tolak dikedua jurusan itu?

Rayyan Alden Atmaja, pusat informasi disekolah mereka. Bahkan ia berniat mendirikan sebuah organisasi perjulidan di sekolahnya. Paling suka jodoh-jodohin Jevan sama Valerie, apalagi kalo mereka keliatan sedang berduaan. Di perumahan ini, semua orang menganggap Valerie dan Jevan hanya sekedar teman, berbeda dengan Rayyan yang menganggap ada hubungan diam-diam diantara mereka berdua.

Taka berjalan santai menuju ruang tamu rumahnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Taka berjalan santai menuju ruang tamu rumahnya. Ia melihat Haidar yang sedang memakai sepatunya.

"Adek gue yang ganteng lagi siap-siap mau sekolah nich," ledek Taka. Ia juga membawa sepatunya yang telah disiapkan oleh ART.

"Iya nich Bang, adek mau sekolah. Anterin dong, gue males naik angkot." Haidar menatap Taka melas. Ada rasa menyesal kenapa dirinya turun saat ada Haidar. Harusnya Taka menunggu sedikit lebih lama, agar tidak berpapasan dengan Haidar.

TETANGGA Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt