13

43 9 34
                                    

Hyy...
Selamat malam kalian.
Apa kabar?? Semoga kalian dalam keadaan baik-baik aja.
Gak kerasa udah 13 episode aja, awalnya aku gak pede bawa cerita ini sampe mikir buat unpub aja, tapi karena banyak yang mampir dan memberi dukungan aku gal jadi unpub 🤭

Semoga kalian suka dan jngan lupa vote dan komentarnya yah.
-

"

Bagaimana keadaan Victoria?" tanya Erik kepada seorang wanita berjas putih.

Dia menggeleng pelan. "Keadaannya memburuk, sepertinya Victoria akan mengalami kelumpuhan karena penyakitnya ini."

"Apa tidak ada cara agar anakku sehat?" kini Devira yang bertanya, ia terlampau khawatir karena ini.

"Saya dan beberapa dokter lain akan mengadakan rapat mengenai Victoria. Hasil rapat akan saya bicarakan kembali dengan ibu dan bapak besok lusa. Saya harap kalian tidak berhenti untuk mendoakan Victoria. Saya pamit." Setelah mengatakannya, Dokter pergi meninggalkan Erik dan Devira yang masih menangis.

Victoria mengidap penyakit Ataksia, penyakit yang membuat pengidapnya sulit untuk mengkoordinasi gerakan pada tubuh. Penyakit ini masih tergolong langka jadi sampai saat ini sulit untuk disembuhkan. Gejala dari penyakit ini adalah jalan kurang stabil sehingga mudah terjatuh, sulit melakukan aktivitas sehari-hari, sering merasa lelah dan masih banyak lagi.

Erik dan Devira memasuki ruangan Victoria, di sana ada Victoria yang tengah tertidur pulas. Air mata mereka mengalir begitu saja saat melihat Victoria. Mereka sangat takut kehilangan sosok putri yang amat sangat mereka sayangi dan cintai.

Berbeda dengan Valerie yang sedang berbicara dengan seorang wanita yang berumur sekitar  dua puluh tahunan. Disisinya ada ibunya yang turut menjadi objek dalam pembicaraan utama.

Nesya, dia sering berkonsultasi dengan psikolog untuk memastikan jika dirinya tetap baik-baik saja. Nesya menderita OCD dan Mythomania, karena inilah dia sering berbohong dan sangat terobsesi dengan Valerie.

"Konsultasi hari ini telah selesai," kata Tania yang merupakan Psikolognya Nesya.

"Terimakasih, saya dan Valerie pamit." Nesya menggenggam tangan Valerie dan membawanya keluar dari ruangan ini.

"Mohon maaf Bu, apa saya boleh berbicara berdua dengan Valerie?" Kata Tania halus.

Nesya mengangguk sambil tersenyum sebagai tanda bahwa dirinya setuju. Setelah itu dia pergi dan mengatakan akan menunggu Valerie di parkiran.

"Ada apa?" tanya Valerie saat ibunya telah keluar.

"Saya memperhatikan kamu dari tadi, sepertinya kamu dalam masalah. Apa ini berhubungan dengan ayahmu lagi?"

Yap, Tania tau tentang permasalah Valerie, Nesya dan Erik. Nesya selalu menceritakan semua keluhan seperti ketakutannya karena Erik selalu mengancam akan menjauhkannya dengan Valerie. Lalu Valerie pun selalu mendatangi Tania dan menceritakan mengenai ayahnya yang hanya menyayangi kakaknya.

Valeri menggeleng. "Aku pernah menceritakan mengenai penyemangat hidup dan cinta pertamaku? Cintaku tak terbalas, dia memiliki kekasih." Valerie terlihat sangat sedih mengatakannya. Ia bahkan menundukkan kepalanya agar air matanya yang turun tidak terlihat.

"Cinta tak harus memiliki, cukup cintai dia sebagai penyemangat hidup. Percayalah suatu saat nanti pasti ada orang yang akan gantiin dia di hati kamu." Tania tersenyum sambil memeluk Valerie.

TETANGGA Место, где живут истории. Откройте их для себя